Arya Dewandra Seorang sahabat saya adalah seorang penjual berbagai macam kerajinan berbahan kulit asli, mulai sabuk, dompet, jaket, dll.. Harga paling rendah kisaran 100rb, harga paling tinggi kisaran 4jt an, selama dia jualan yang sering laku adalah barang yang harganya ratusan ribu, yang jutaan jarang banget laku, padahal yang namanya pedagang pasti sangat mengharapkan kalo barang yang laku itu yang harga paling tinggi, ya kan? Nah pernah dia minta saran ke saya, lalu saya suruh dia pergi ke toko kulit di tempat lainnya, saat itu pula saya suruh dia membeli barang yang harganya paling tinggi disana.. Wakakaka... Dia langsung ngomong ." Wah edyan kamu bro.. Mintak saran malah disuruh belanja barang ke toko orang..! " Saya pun bilang udah lah jangan banyak omong, langsung Action kalo mau berubah.. Akhirnya dia pun meberanikan membeli jaket kulit di toko lain seharga 4.250.000 barang yang paling tinggi harganya di toko itu.. Hahahaha... Nah sampai sini ternyata dia mulai ketagihan membeli barang harga mahal, karena selain barangnya kualitas bagus ada rasa bangga memiliki barang dengan harga tinggi.. Nah kebiasaan itu membawa berkah.. Sepanjang sejarah dia berjualan jarang banget barang dagangannya yang harganya tinggi cepet laku, nah sekarang justru keadaannya kebalik, sekarang yang paling sering laku adalah barang yang harganya paling tinggi.. Bahkan karena permintaan meningkat, konsumen yang membeli barang yang harga tinggi harus memesan terlebih dahulu... Emejing bukan? Mengapa bisa begitu? Semisal anda membeli sesuatu di tempat lain entah itu barang/jasa, anda akan membeli yang harga paling rendah atau yang paling tinggi? Saya yakin diantara kita memilih dengan harga yang paling rendah atau maksimal harga menengah.. Ya nggak? Nah jika anda menginginkan barang jualan anda yang paling tinggi harganya agar cepat laku sedangkan anda kalo membeli barang diluar sana gak berani membeli yang harganya tinggi bagaimana kehidupan bisa "mengirimkan" orang untuk membeli barang anda yang harganya paling tinggi..? Karena hakekatnya dari sudut pandang halus (quanta) kita ini satu kesatuan, saya adalah kamu, kamu adalah saya, jika saya berbuat jelek kepada kamu itu sama halnya saya berbuat jelek pada diri saya sendiri, begitu sebaliknya..Jika saya membayar kamu dengan harga tinggi itu sama halnya saya akan dibayar tinggi pula.. Sampai sini paham kan? Jadi Salah satu cara membangun RASA LAYAK adalah ketika kita berani membayar orang lain dengan HARGA TINGGI dan tidak itung itungan maka kehidupan akan mengirim orang lain untuk membayar kita dengan HARGA TINGGI.. Nah pertanyaannya berani gak kita membayar orang lain dengan harga tinggi?jika anda seorang penjual baju berani gak anda membeli barang dagangan orang lain yang harganya tinggi? Jika anda seorang pedagang kosmetik berani gak anda membeli barang dagangan orang lain yang harganya tinggi? Jika anda seorang konsultan berani gak anda membayar konsultan lain dengan harga tinggi? Jika anda seorang terapist berani gak anda membayar terapist lain dengan harga tinggi? Hal yang sungguh paling aneh di dunia ini adalah ketika kita berharap dibayar mahal, tapi kita sendiri masih perhitungan dalam membayar mahal orang lain.. #Salam Spirit
Ini adalah Blog Pribadi Segala resiko menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Semoga Semua Mahluk Berbahagia Rahayu!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Simulacra & Perversion
Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...
-
Muhammad Nurul Banan, KARAKTER ORANG LAIN SEBAGAI SUMBER KEREZEKIAN Beberapa bulan lalu saya menaikan daya listrik rumah saya, menjadi 38...
-
Danz Suchamda, MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar