Kamis, 06 Juli 2017

AGAMA ADALAH BAHASA

AGAMA ADALAH BAHASA
Post ini adalah sebagai penyambung dan sebagai bentuk pelestari wawasan kesadaran spiritual bagi soul - soul yang mencari pelita.
Rahayu!

Copyleft from :
http://primordialnature.blogspot.co.id/2016/08/ringkasan-pesan.html

Note : Mengingat besarnya animo untuk membungkam topik ini, maka justru menjadi SANGAT JELAS bahwa Elite Imperialisme selama ini telah menjajah, memanipulasi, mengeksploitasi kita melalui BAHASA !


AGAMA ADALAH BAHASA

Realitas itu berlapis-lapis (layered) dan memiliki tatanan (order) nya masing-masing untuk tiap layer. Seperti misalnya order pada layer sosial akan berbeda dengan order pada tataran individu, beda pula dengan order pada tataran sel...dst hingga atom dan pertikel sub-atomik. Itu baru dimensi fisik (materi).

Yang ada di dimensi Baqa (supra-mundane, adi-duniawi, alam Ketuhanan) bukanlah seperti yang kita kenali dalam fenomena dan benda-benda yang ada di alam Fana (mundane, duniawi) ini.

Maka untuk mengkomunikasikan pengertian tentang hal-hal yang Baqa memerlukan pointers dengan apa yang telah kita kenali dari apa yang berasal dari dunia ini. Tetapi anda harus memegang Hikmat bahwa pointers (alat penunjuk) itu hanyalah --secara kasar-- mewakili pengertian yang hendak disampaikan. Oleh karena itu jangan terjebak dengan kata-kata bahasa yang dari dunia bawah ini.

Mereka yang tidak pernah nglakoni praktek spiritual tidak akan pernah melampaui bahasa. Mereka akan disesatkan oleh bahasa. Sayangnya, tiap-tiap agama memiliki set istilah dan caranya masing-masing untuk membahasakan apa yang ada di realm Ketuhanan. Karena pada masa itu penduduk bumi belum global seperti sekarang yang bisa memahami simbol, gesture, tata-cara, budaya dari penduduk yang berada di daerah lain. Pada saat itu, ilmu pengetahuan pun masih belum berkembang. Maka daya-daya abstrak pada semesta ini mau tidak mau harus dibahasakan dengan sesuatu yang mungkin dapat dimengerti oleh penduduk masa itu.

Saya ambil contoh istilah "Malaikat" (Malach).
Dalam Torah diajarkan bahwa malaikat itu adalah asisten Tuhan, dan ia tidak memiliki kehendak sendiri melainkan 100% patuh pada Tuhan. Ia memiliki tugas mengeksekusi keputusan2 Tuhan.

Nah, dari cara-pengungkapan kuno yang anthropomorphis ini artinya apa?

Tidak mungkin orang pada masa itu akan mengerti konsep Force, Daya atau Gaya, atau Energi. Saat itu iptek baru sampai cara bercocok tanam dan beternak atau teknik2 pertukangan yang sifatnya benda mati. Bagaiman penduduk masa itu mungkin memahami bahwa suatu Force itu memiliki dinamika interaktif? Mereka cuman kenal benda-benda mati yang statis dan tidak interaktif. Oleh karena itu, untuk menyampaikan ide digunakan metafor berupa sosok yang hidup seolah seperti manusia, bersayap, bagai cahaya, dsb. Kenapa seperti manusia? Lhaya kalau digambarkan seperti kambing apa nenek-moyang kalian akan muncul respek dan awe (takjub)?

Nah, kalau era sekarang mestinya kalian tahu bahwa yg disebut Malaikat itu adalah Natural-Force atau Daya-daya Alam yang bekerja mengikuti hukum alam (maka itu dikatakan patuh 100% tidak punya kehendak sendiri) melainkan mengikuti Law-of-Nature (Sunnatulloh). Gak ada tow gaya gravitasi pilih-pilih kasih bekerja di negeri tertentu atau pada umat agama tertentu saja? Meskipun dijelaskan dengan nalar seperti ini, tentu saja anda juga jangan sebaliknya jadi meremehkan, merasa tahu. Karena masih banyak daya-daya yg bekerja di alam ini yg belum kita ketahui. Terlebih lagi daya-daya abstrak yang non-fisis (diluar fenomena materi). Itulah mengapa bila seseorang melalui laku praktek bersentuhan, berhubungan dan berinteraksi langsung dengan Force itu maka akan segera memahami dengan melampaui bahasa!

Contoh lain,..singkatnya saja...misalnya kitab suci menggunakan istilah 'wajah Tuhan', 'tangan Tuhan', 'tahta', 'bintang', 'Tuhan menangis', 'Bapa', dsb termasuk penuturan-penuturan dengan menggunakan kisah-cerita yang panjang2. Tentu semua itu jangan dibayangkan seperti yang kita kenali dari-dunia ini, melainkan carilah MAKNA DI BALIK istilah/kisah itu! Istilah-istilah yang berasal dari dunia-bawah-ini digunakan semata karena kita tahunya cuman hal-hal / benda-benda / fenomena dari yang kasat mata-daging kita.

Misalnya mengapa Tuhan disebut 'Bapa' karena bagai hubungan emosional yang sangat erat antara bapak dan anaknya, dimana sang anak patuh karena percaya bapaknya itu dapat diandalkan, mendidik walau seringkali keras (sifat laki2). Sementara dalam kesempatan lain hubungan itu digambarkan bagai dengan 'Raja' atau antara 'Tuan dan hambanya', antara 'Ibu dan anaknya' bila ingin mengkomunikasikan aspek kelembutanNya, antara 'Penggembala dengan hewan gembalaannya' bila ingin mengemukakan aspek kawanan (flock order), 'calon pengantin' bila ingin menyampaikan aspek persiapan dan kesetiaan cinta, dst dst. Itulah maka --seperti dalam TS yang lalu-- dikatakan bahwa untuk pengenalan terhadap Tuhan maka kita harus BEBAS dari yang-diketahui (Freedom from the known).

Nah, jadi jelas bahwa hanya melalui laku praktek spiritual yang nyata maka barulah kita dapat mengenali / memahami apa yang sebenar-benarnya dimaksudkan oleh para tokoh spiritual pendahulu (misal : nabi, avatar, mahasiddha, buddha, dsb).

Perbedaan antara orang yang paham dan yang tidak-paham akan jelas sekali disini. Mengapa? Karena pengalaman adalah suatu pengetahuan (knowledge and understanding) pada level Soul (Roh). Dan Soul itu berada pada order sebelum Pikiran (otak materi).

JADI KALAU SOUL ANDA MENGERTI, MAKA TIDAK AKAN LAGI TERBELENGGU OLEH ISTILAH-ISTILAH BAHASA YANG MERUPAKAN ALAT UNTUK PIKIRAN BEKERJA.

Itulah maka dikatakan memiliki Hikmat. Dalam Hikmat itu ada fleksibilitas, kreatifitas, relevansi dengan kekinian, kejutan2 jawaban dan mampu menjawab berbagai problema / issue yang tidak/ belum pernah terjabarkan / tertulis. Penjelasan anda tidak akan terbatasi oleh bahasa / term / istilah / dogma / theologi / ilmu kalam. Semua ini tak mungkin dapat diraih bila seseorang hanya 'mengerti' dalam tataran pikiran (cognitive). Yang mana akan cenderung kaku dan mengandalkan analisa (tafsir, hermeneutika,dsb) yg pada dasarnya adalah pekerjaan-pekerjaan di level analisa bahasa. Maka jangan heran bila bahasanya berbeda (baca : agamanya berbeda) lalu bertengkar. Seperti yg saya jelaskan dulu-dulu bahwa apa yang berasal dari pikiran (eg.: analisis) akan selalu menimbulkan fragmentasi (keterpecahan).

Semoga sekarang semua penyimak setia page ini menjadi terbuka matanya dan mulai menetapkan komitmen untuk praktek spiritual guna meningkatkan pengenalan pribadi akan Tuhan. Itulah yang disebut sebagai Berketuhanan Yang Maha Esa.
Rahayu!
=================
DISKUSI

DISKUSI 1
Danz Suchamda : Lagi lagi dan lagi ...just now. Masih anget.
(Capture hilang)
444 = the key, the lock, code of God, mesiah, omega, occult, gospel, preacher, parable, jewish, redeemer, ruler, the king, yeshua, kingdom, branch, damaskus : "a city so fruitful and fair as to be often called Paradise"
65 = supreme Lord; The Lord (divinity). (G D 6+5=11: the formula of completion of the Great Work); mezusah, Adonai.
Terserah mau dipercaya atau tidak. Sekedar referensi daripada saya tahu tapi disimpen sendiri. Lha wong saya juga tidak tahu dan baru tahu.
Ada yang mau bersaksi bahwa angkanya tidak saya buat2 dan baru saja terjadi belum 1 menit yg lalu?

Joko Ngulandara : Wah aku nggak nyampe Pak De πŸ™

Danz Suchamda : Kok gak nyampe? Coba lihat di TS ini saat sekarang ada berapa like dan berapa share?

Joko Ngulandara : Pak Danz Suchamda ; iya, maksudnya sampai sedalam itu Pak Danz menyibak dengan kode kunci 444 πŸ™

Danz Suchamda : Ahhh....saya tinggal buka internet cari di google kok, apa susahnya? :D
Joko Ngulandara : Saya jadi ingat TS Pak De tentang code Phi yg full numbers dan alhasil blank gak nyambung blas Pak De. Ora tekan!!!
Danz Suchamda : "The formula of completion" gimana ngerasa relevan gak pak dengan TS ini? Bukan kebetulan toh angka itu muncul sebagai sign dariNya? :D

Joko Ngulandara : Lah, saya itu meyakini bahwa di kehidupan dunia ini TIDAK ADA YANG KEBETULAN. Sedangkan revealasi itu pun ibarat kata hanya sekian mikron dari air di samodra. Justru dibalik revealasi itu sebenarnya yg mesti ditembus "pengajarannya" dan saya nggak bisa atau blm diijinkan πŸ™

Danz Suchamda : Tapi jangan besar kepala dulu.....
Seperti saya copy paste dari web gematria mengatakan "the FORMULA of completion". Seperti misalnya anda bersekolah dan dapat PR matematika lalu diberi formula oleh guru anda di kelas. Apakah berarti anda sudah selesai??
YA BELUM !!! anda baru dapat formulanya tapi sama sekali belum mengerjakan PR nya....hahaha :D
Lebih parah lagi, ini baru diberi formula...anda belum ngeh (tembus) secara realisasi langsung. Saat realisasi langsung itu barulah disebut BARU MULAI masuk PATH. Jadi baru AWAL mulai berjalan. Sementara sebelum2nya (teori2, dogma2, ritual2 dan segala macam remeh temeh itu) sama sekali BELUM berada di Jalan ! nothing more just a business of thoughts dan religious-pride! :v

Danz Suchamda : So kalau kalian berdoa Al Fatehah atau HaPatchah..."tunjukkanlah kami Jalan yang Lurus"...itu baru sampai ditunjukin ke Path-nya. Anda belum berjalan di Path. :v
Parah kan?? :v

The real "chemistry" baru mulai bekerja pada SOUL anda ketika sudah mengijak Path. :)
Baru nanti terakhir FRUITION (buahnya) bila sudah tercerahkan. Tentu stage by stage.
Itulah yang disebut PENGANGKATAN. :)
Joko Ngulandara : Ya... ya...ya... betul. Itu pun baru minta ditunjukkan jalan yg lurus. Lihat jalan yang lurus pun belum, apalagi jalan di jalan yg lurus. πŸ™

Danz Suchamda : Sebenarnya simpel ya?...lhawong hidup kelak-kelok ala orang mabok ndangdut , ngomong muter2, tipu sana tipu sini, janji sering ingkar, omongan gak bisa dipegang, lain luar lain dalam, dalam berpolitik licinnya ngelebih-lebihin belut, dsb .... mana ada belut jalannya lurus?? hahaha
gitu kok ya yakin kalau dirinya sudah lurus? hehehe :)

Joko Ngulandara : He..he..he... dereng saget lan dereng wantun matur Pak De, karena saya ada di ROMBONGAN itu πŸ™

Danz Suchamda : Memang idiom ULAR jadi tepat sekali. Saya rasa memang karena semua ini maka pengarang Alkitab menggunakan idiom ular :
- berjalan melata di tempat rendah dengan perutnya (perut = makan = nafkah yg jadi alat geraknya bukan kaki yg bebas)
- gigitannya berbisa mematikan
- lidahnya bercabang dua (standar ganda, dusta)
- berada di tempat rendah
- mengendap2 bersembunyi dalam semak2 siap menggigit kalau terinjak atau terganggu.
- bisa ganti kulit
- jalannya berkelak-kelok
- cara hidupnya di pohon dengan cara melilit bergantung (dependent on others : morotin, hidup dari pemberian, memeras, dsb)
- sanggup memangsa yang jauh lebih besar dari mulutnya.
- anak2nya begitu menetas dari telur sudah berbisa
- menjijikkan dan membuat takut (orang geli / takut)
- tinggalnya di lobang (terobsesi lobang)...huahahaha

Joko Ngulandara : Dan diperlengkapi dengan senjata FAKE MIRROR

Danz Suchamda : Fake Mirror, Painted Mirror ,Crazy Mirror dan Spion Mundur :v
Giggs Lee : Dalam 2 bulan ini sudah 4 kali 444 muncul pas lihat hp. Menunjuj waktu... 2 kali pagi, 2 kali sore... sesuatu...
Danz Suchamda : Wah...malah saya gak memperhatikan. Terimakasih bro. :)
Guntur Saketi : Nderek nyimak...

DISKUSI 2

Joko Ngulandara : /JADI KALAU SOUL ANDA MENGERTI, MAKA TIDAK AKAN TERBELENGGU OLEH ISTILAH-ISTILAH BAHASA (agama) YANG MERUPAKAN ALAT UNTUK PIKIRAN BEKERJA/ matur nuwun Pak De atas babaran "kaweruh" nya yg super sekali.
Dalam pandangan saya ada "BAHASA" lain yg berfungsi pada suatu KEPUTUSAN atas dualisme. Ambil contoh begini ; bahwa ketika seseorang dalam KEGELAPAN (kesesatan,kejahatatan, dosa dsb) naturenya itu ada SIGNAL yg membahasakan ke hidup jiwanya. Disatu sisi bahasa itu berbunyi STOP dan di sisi lain bunyi UDAH LANJUT AJA. Bukankah itu sebenarnya juga signal bekerjanya SOUL?

Danz Suchamda : Tahukah anda raw experience itu apa?
Saat sendirian malam hari di tempat sepi tiba2 pundak anda ditepuk, apakah anda berpikir "ini tangan cewe atau tangan cowo"?

Joko Ngulandara : Blm tau Pak De

Joko Ngulandara : Mohon penjelasannya πŸ™

Danz Suchamda : Kalau terjadi demikian pasti anda njudhil (kaget), kan?
Waktu kaget apa berpikir itu tangan laki atau perempuan?
Tentu TIDAK.
Setelah sepersekian detik kemudian anda tengok kiri kanan belakang ternyata tidak orang, barulah tiba2 anda merasa TAKUT karena PIKIRAN anda menyimpulkan itu HANTU..
Setelah lari terbirit-birit terkencing-kencing ditolong oleh seorang penduduk situ, barulah anda tahu cerita konon nya.
- kalau diceritain disitu dulu ada perempuan hamil bunuh diri, maka lalu PIKIRAN anda menyimpulkan bahwa itu tangan hantu-cewe.orang
- kalau diceritakan disitu dulu bekas tempat perang kemerdekaan, maka lalu PIKIRAN anda menyimpulkan bahwa itu tangan hantu-cowo.
PERHATIKAN bagaimana PIKIRAN membuat penilaian SETELAH proses refleksi dan penilaian-terhadap-hal-hal-lain atas pengalaman-mentah yang terjadi.

TAPI, mau bagaimana kesimpulan-pikiran anda...apakah itu tangan hantu cowo atau cewe atau tangan malaikat bahkan tangan tuhan, atau itu mimpi atau ada yg ngerjain, dsb terkandung bagaimana pikiran anda dikondisikan lingkungan setempat (contemporary conditioning).
Nah, spiritual itu adalah bagaikan pengalaman-langsung terhadap Raw-Experience itu.

Setelah proses refleksi dan konseptualisasi sesuai kultur dan keterkondisian setempat (dan database / memory yang tersimpan di otak anda) barulah itu jadi sebuah teori. Bila teori itu disambung2kan antara satu dengan yg lain jadi sebuah sistem-kepercayaan yang diorganisasikan dan di-enforcement dengan kekuatan politik, maka itulah disebut AGAMA.

Jadi tidak betul pernyataan anda itu bahwa SOUL akan menilai berdasar ukuran2 konseptual hasil dari proses refleksi sekunder dan reflektif tersier (yang terjadi jauh hari dari detik pengalaman langsung itu).

Yang sekunder dan tersier itu anda sudah menilainya dari PERSEPSI, INGATAN dan BERPIKIR. Jadi adalah output hasil keterkondisian OTAK FISIK, bukan lagi pengalaman numinous dari SOUL (Moment of Truth of touching with Reality).

Di saat itulah ada celah untuk menjadi 'tuhan' bagi orang lain , alias playing God. Oleh karena itu dikatakan KEJI karena berasal dari 3 akar racun (termasuk kegelapan batin) yang manipulatif, exploitatif (memperalat orang2 awam yg lugu).
Joko Ngulandara : Kalau begitu apakah nilai baik atau buruk, kebajikan atau kefasikan itu juga buah dari konseptualisasi atas persepsi peresepsi, atau olah pikiran dan ingatan? πŸ™

Danz Suchamda : Joko Ngulandara Lha dari dulu saya jelasin apa???
Ngapain saya cape2 ngejelasin soal Buah Pohon Pengetahuan Baik dan Buruk. Ada kali kalau 10x lebih...

Joko Ngulandara : iya ya πŸ™

Danz Suchamda Apa baru ngeh??
Weleh...

Joko Ngulandara : Nggih Pak De, lagi connected. suwun pencerahannya πŸ™

Danz Suchamda : Tuh kan. Dari dulu saya menilai pak Joko Ngulandara itu temasuk salah satu peserta dialog yang sangat cerdas intelektualitas dan luas wawasannya.
Terbukti kan hanya IQ dan wawasan tidak mencukup untuk tembus (walau tembus intelektualitas doank masih! belum tembus realisasi).

Joko Ngulandara : Matur nuwun Pak De. Ya karena "kegelisahan" atas realisasi itulah yg sebenarnya tak kunjung bisa aku tembus.
Semoga keberkahan dan kesehatan selalu bersama Pak De agar menjadi penyalur berkat dan pemcerahan bagi kami πŸ™

Joko Ngulandara : Dari situlah saya baru paham kenapa Pak De "murtad" dari agama agama. Suatu proses pergulatan "pertobatan" yang super luar biasa karena Pak De telah berproses dan nembus, BEYOND RELIGION. But Not everyone can do. Rahayu πŸ™

Danz Suchamda : Cobalah sekarang PRAKTEK meditasi mengobservasi ke dalam. Lihat ke dalam batin anda sendiri pak, 'lihat' bagaimana pikiran anda sendiri berceloteh...menanggapi ini itu...ke masa lalu...ke masa depan....sadari saja secara pasif tanpa menolak tanpa menerima...cuman sadar mengamati.

Tidak menganalisa, tidak berusaha menghentikan, tidak juga terhanyut... lihat...lihat....
Setiap pikiran muncul catat dalam batin "pikiran muncul....pikiran muncul..."
Pada saat berpikir catat, "berpikir...berpikir..."
Pada saat ingat sesuatu catat dalam batin , "mengingat...mengingat...mengingat".. dst dst.

Setiap fenomena dicatat dalam batin (ini tahap awal utk melatih agar anda sadar / mindful terhadap apa yg terjadi dalam batin anda).
Perhatikan bagaimana celoteh pikiran itu memberi konsep ini itu , ingat dogma ini itu, ingat pengalaman ini itu, muncul penilaian ini itu....dst dst dsb.... itulah akar masalahnya!

Itulah celoteh konsep2 yg diketahui / dihapal / diingat selalu berceloteh terus menerus (inner chatter) tanpa henti...bikin marah, bikin gelisah, bikin sedih..dst. Itulah yang kalau di Buddhism disebut sebagai CONCEPTUAL-OBSCURATION (pengotoran konseptual; Skt. jΓ±eyavaraαΉ‡a; Tib. ΰ½€ེས་ΰ½–ྱΰ½ ི་སྒྲིΰ½–་ΰ½”་, ΰ½€ེས་སྒྲིΰ½–་, shΓ© drip; Wyl. shes sgrib ).

Teruskanlah latihan itu sesering mungkin (kalau bisa intens di retret lebih baik)...sampai tembus dari awan-awan konseptual itu!
Sampai melihat "matahari di tengah langit biru yang maha luas" (ini idiom ya) !

Joko Ngulandara : Baik Pak De. Trimakasih atas bimbingannya πŸ™

Danz Suchamda : Sudah paham sekarang mengapa dikatakan sebagai kaum langit-langit / magog (atap rumah = gog) vs kaum langit (atas awan)? :)

Joko Ngulandara : https://www.facebook.com/suchamda/photos/a.379551695549166.1073741826.379551665549169/735603483277317/?type=3


Danz Suchamda : Vicks Formula 444 : "The formula of completion" gimana ngerasa relevan gak pak dengan TS ini? Bukan kebetulan toh angka itu muncul sebagai sign dariNya?
(Itulah kalau di spiritual yg otentik ada sebuah catatan tentang signs / tanda2 , yang kalau di agama2 [tertentu] dihakimi sebagai tahayul. Ya memang mungkin jadi tahayul beneran karena orang2nya gak ngerti dan gak menjalani. So what the use all of those sign-system?? :) ...)

Tapi jangan besar kepala dulu.....
Seperti saya copy paste dari web gematria mengatakan "the FORMULA of completion". Seperti misalnya anda bersekolah dan dapat PR matematika lalu diberi formula oleh guru anda di kelas. Apakah berarti anda sudah selesai??
YA BELUM !!! anda baru dapat formulanya tapi sama sekali belum mengerjakan PR nya....hahaha :D

Lebih parah lagi, ini baru diberi formula...anda belum ngeh (tembus) secara realisasi langsung. Saat realisasi langsung itu barulah disebut BARU MULAI masuk PATH. Jadi baru AWAL mulai berjalan. Sementara sebelum2nya (teori2, dogma2, ritual2 dan segala macam remeh temeh itu) sama sekali BELUM berada di Jalan ! nothing more just a business of thoughts dan religious-pride!

Joko Ngulandara : Lah, saya itu meyakini bahwa di kehidupan dunia ini TIDAK ADA YANG KEBETULAN. Sedangkan revealasi itu pun ibarat kata hanya sekian mikron dari air di samodra. Justru dibalik revealasi itu sebenarnya yg mesti ditembus "pengajarannya" dan saya nggak bisa atau blm diijinkan πŸ™

Danz Suchamda : So kalau kalian berdoa Al Fatehah atau HaPatchah..."tunjukkanlah kami Jalan yang Lurus"...itu baru sampai ditunjukin ke Path-nya. Anda belum berjalan di Path. :v
Parah kan?? :v
The real "chemistry" baru mulai bekerja pada SOUL anda ketika sudah menginjak Path. :)
Baru nanti terakhir FRUITION (buahnya) bila sudah tercerahkan. Tentu stage by stage.
Itulah yang disebut PENGANGKATAN :)
Guntur Saketi : Super mbah...merinding aku baca coment ini...maturnuwun pencerahanipun...WOW
------- -

DISKUSI 3

Agus Machrul Alam : Laku praktek spiritual pada tiap individu apakah sama ya Mbah?
Karena pemahaman pada tiap individu juga beda...

Danz Suchamda : Tidak.
Sesuai kapasitas kemampuan, bakat , minat, dan pangilan hidupnya masing2.

Danz Suchamda :Itulah mengapa Tuhan memberikan banyak macam agama, aliran dan cara. Termasuk atheism pun adalah cara Tuhan!
Agus Machrul Alam : Baik. Apakah benar pengertian bahwa praktek spiritual tersebut yang saya pahami sampai saat ini adalah berlaku baik secara natural Mbah?
Karena semakin menyimak penuturan sampean, di sisi lain ada pertentangan di lingkungan saya baik secara langsung maupun tidak Mbah.

Danz Suchamda : Konflik itu adalah nature dari dualisme semenjak awal penciptaan semesta (baca : "Jadilah langit dan bumi, memisahkan terang-gelap, dst dst" (Kejadian1).
Hanya saja semakin lama osilasi antara pertentangan itu seharusnya semakin kecil. Itulah dinamakan manusia semakin beradab / berbudaya halus...finesse...
Itu akan terjadi pada sistem yang dampened (teredam, termoderasi). Jadi pertanyaan anda ttg adanya pertentangan itu adalah suatu keniscayaan bagian dari proses. Tinggal bagaimana saja diri kita (sebagai individu maupun komunitas) saling tanggap menanggapi agar tercipta peredaman menuju peningkatan cara berbudaya yang semakin halus / luhur...sampai pada infinity-horizon yaitu UNISON (United).
Dari Unison (Adam = Human) ==> split jadi milyaran individual sense ==> back to Unison. Inilah yang dimaksud REDEMPTION.
Yg di emulasi sebagai "penebusan" (not correct meaning).

Agus Machrul Alam : Matur nuwun Mbah..

Agus Machrul Alam : Btw. Kemarin tiba tiba menerima kiriman dari grup telegram... Beliau mencounter bahwa di Indonesia ini tidak segawat apa yang sampean gambarkan ( kondisi sosial, agama dll ). Kok ya nyambung Mbah...
Inilah salah satu konflik itu, di satu sisi bahwa seakan semua baik baik saja, di sisi lain saya sepakat dengan sampean bahwa kalau mau melihat lebih jauh sebenarnya ada hal yang sangat perlu dirubah..

Danz Suchamda : Kan saya selalu bilang : Bila ada cahaya maka ada bayangan. Bayangan akan selalu menguntit. Dan selalu menciptakan lawannya.
Agus Machrul Alam : Enggih Mbah. Matur nuwun...

Guntur Saketi : Top coment nya...terimakasih ...rahayu

Aan Susanto : mewek mbah semakin jelas semakin mewek huhuhhu

Danz Suchamda : Aku malah bingung , kenapa jadi mewek?

Faqih EL Sentanu : Super duper tanan, sesi pembahasan di ts kali ini...,
------

DISKUSI 4

Cahyanto Candrakusumah : Mencerahkan pakdhe, terima kasih banyak share nya
Saya sempat beranggapan begitu hanya saja sulit mengungkapkannya secara jelas dan sederhana.

Danz Suchamda : Itulah fungsi dari Clarity, atau kejernihan batin.

Ada perkataan dari Laozi :
ζœ‰ζΈ…ζœ‰ζΏ,ζœ‰ε‹•ζœ‰ιœ
You qing you zhuo , you dong you jing;
Ada bening ada keruh; ada gerak ada tenang ;

ε€©ζΈ…εœ°ζΏ,ε€©ε‹•εœ°ιœ
tian qing di zhuo , tian dong di jing
Surga jernih bumi keruh; langit bergerak bumi diam (yg mana adalah ilusi keterbalikan karena keterbumian kita, dan sekaligus suatu cara tersirat untuk ubah perseneleng : langit diam bumi gerak). Maka dikatakan cara untuk berspiritual adalah duduk-diam (meditasi; walau tidak harus berarti literal badan tak bergerak). Tapi lebih berarti pada makna ABIDE (lihat TS saya yg kemaren di bagian komen dgn link video musiknya James Last "Abide With Me".

Jadi, orang berspiritual seharusnya semakin bening, jernih, terang. Bukan menjadi semakin solid, keruh, gelap. Itulah pembedanya sejati dan palsu.

http://www.silkqin.com/02qnpu/27sjts/sj03qjj.htm

Komentari TS kemaren : https://www.facebook.com/suchamda/photos/a.379551695549166.1073741826.379551665549169/829875243850140/?type=3&comment_id=829881997182798&comment_tracking=%7B%22tn%22%3A%22R9%22%7D
---

DISKUSI 5

Mohawk Bronx : Hanya orang cerdas yg bisa memilah dan menterjemahkan ,mengerti yg tertulis dalam kitab2 konteks saat itu , dan menerapkan di jaman modern ini!!

Danz Suchamda : Maka jelaslah sudah ...bahwa pembodohan dan pendangkalan umat adalah cara Setan untuk membajak perahu Tuhan? (Baca TS kemaren).

Mohawk Bronx : Pasti!! PEMBODOHAN adalah kerja nyata Iblis yg cerdas utk membinsa!Kan manusia dengan segala macam tipu daya, dusta, karena IBlis adalah Raja Dusta!!
---

DISKUSI 6

Fery Setyanto : Analisanipun Manteb mbah suwun.....rahayu3.

Danz Suchamda : Bukan analisa!
Tahukan anda apa analisa itu?

Fery Setyanto : mgkn sy slh tulis maksudnya pencerahan jenengan sae dan sy setuju....ngapunten klo sy kliru comentnya....rahayu.

Danz Suchamda : Nah, mau gunakan istilah bahasa sebaiiknya tahu benar apa yang digunakannya. Salah komunikasi itu bisa sangat berbahaya / merusak. Tidak perlu terlihat canggih2an. Saya menggunakan istilah yg sulit karena-- justru sebaliknya--, yaitu karena sulit / belum menemukan padanan kata dalam bahasa Indonesianya -- termasuk aspek diksi bahasa, nuansa kultur, dsb. Saya ingin ketepatan (akurasi). Maka suatu keterpaksaan, bukan untuk keren-kerenan.

Menulis dalam page itu perlu efisiensi. Di tala utk segmen pembaca tertentu. Implikasinya mengorbankan / meninggalkan segmen tertentu yg tak akan mampu paham. Apa boleh buat? Oleh karena itu saya mengharapkan terjadi inisiatif estafet secara sukarela.

Segitu aja sering dikeluhkan kepanjangan. Bagaimana kalau tidak menggunakan padatan2 istilah? Bisa mbleber jadi panjang sekali.

Fery Setyanto : inggih mbah matur suwun koreksinya....semoga membuat sy lbh hati2 agar tdk menyinggung orang lain....suwun

Harry Yanto : Mohon koreksi mbah maksudnya adlh apa yang bisa digambarkan itu berarti bukan tuhan? Atau emboh mbah klo bingung nulise.....nuwon

Poedji Soesila : Insight atau Hidayah atau Hikmat diterima secepat cahaya, namun saat dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain bisa selambat matahari terbit hingga terbenam.. Memang demikianlah hukum naturenya..

Danz Suchamda@ Harry Yanto : Sudah pasti!
Menganggap apa yang bisa digambarkan sebagai Tuhan adalah IDOLATRY (musryik).

Danz Suchamda @Poedji Soesila : Banyak para spiritualis yang handal, tapi sedikit yg mampu membahasakannya dengan baik. Keterbatasan konsep2 bahasa, yang mana adalah akumulasi dari wawawasan pengetahuan aka. pendidikan akademis dan kecerdasan intelektual semata.

Danz Suchamda : Bila anda sebagai juru bicara sudah tentu perlu kemampuan verbal (mengelola bahasa). Tapi bila anda tipe penggembala, maka kesabaran, kemampuan berkorban, dan keteladanan akan jauh lebih dituntut. Bagi tugas saja. Karena memang Tuhan menghendaki sedemikian agar satu sama lain saling bergandiengan bahu-membahu, bukan dikuasai satu orang. Kehilangan makna nanti proses Penciptaan Manusia itu (bila memuja satu orang).

Poedji Soesila : Leres, Pak Danz.. Karena banyak, mohon maaf, beginner atau pemula yang ingin segera mengerti, memahami, menguasai tanpa laku, alias pragmatis, praktis, necis, klimis..
Selalu pengen tembak langsung:...

Danz Suchamda : Itulah diistilahkan "hijab" atau "tirai pembatas ke ruang Maha Suci (Holiest of the Holy)"

Poedji Soesila : By the way, HIJAB itu yang HARUS ditemukan sendiri oleh sang penciptanya, alias HaShatan (ego yang suka merengek-rengek).. Xixixi..

ι™ˆζ–° : Matursuwun mbah Danz... Sugeng enjang...Rahayu.

Danz Suchamda @Poedji Soesila : I don't think so that ego will ever find it.
---

DISKUSI 7

Urip Danu Wijoyo : ketika agama merupakan tafsir maka tafsir atasnya menjadi point sangat penting. Bagaimana agama/bahasa itu ditafsirkan. Kebenaran yg diajukannyapun tafsiriyah sifatnya, menjadi naif ketika hal tafsiriyah itu disikapi sebagai hal yg mutlak.

Agusadri : Rahayu Pak Danz.
Pencerahan yg cukup jelas menurut penangkapan saya, yg susah mengkomunikasikan kekomunitas saya.
Mungkin karma yg mereka miliki belum cukup untuk mencerna tulisan bapak.
Sejauh ini tulisan bapak saya rangkum lebih pendek untuk saya share kekomunitas.
Semoga suatu saat kesadaran mereka muncul dan bisa memahami.
Rahayu

Sukat Sukat : Tuhan bukan calo surga dan tuhan bukan tukang cuci dosa...
Engkau adalalah pelindung bagi dirimu sendiri dan pewaris dari setiap buah dari perbuatanmu sendiri...
Tajamnya bilah pisau bukan karena doa tp karena diasah..

Irawan Dias : Jleb

Mesih Andana : Nuwun romo Danz, kaberkahan senantiasa dari GUSTI kang murbeing dumadi

Jowo Joko Jowo : JD inget kata eyang siapa menguasai bahasa.. Rahayu romo

Dhani Christian : tentang 'malaikat' sgt mencerahkan.. matur suwun, rahayu!
Teguh Santoso : Rahayu Romo......penjelasan yg gamblang...terimakasih

Aan Susanto : Rahayu mbah Danz Suchamda greget yuk poro sedulur dimulai prakteknya
-------

DISKUSI 8

Wisnu Wardhana : Apakah pengunjung page yg sexy ini sadar bahwa seluruh page adalah juga terali "penjara"???

Mesih Andana : tergantung tamu, bila tamu kemudian terhipnotis oleh isi page ini dan lalu berhenti mengaji ya bisa jadi keterpenjaraan itu serasanya, berapa banyak pun individu tamu yg belajar melalui page inipun tanpa kemudian ada kesadaran kolektif plus untuk mengg...

Danz Suchamda : Jadi praxis boleh tapi jangan jadi theory.

Mesih Andana : jadi ingat...teorypun sejatinya tidak pernah baku...selalu berkembang ( hidup ) progresif tak berujung , semua berkat sang hidup itu sendiri....supaya kita tidak jalan ditempat / merasa sudah sampai...melainkan maju jalan.

Danz Suchamda : Benar. Tuhan itu Hidup, bukan sesuatu yang bisa dimatikan dalam rumusan.
Faqih EL Sentanu : Like this..., sangat mencerahkan.

Rahayu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...