Danz Suchamda,
KNOWLEDGE - UNDERSTANDING - WISDOM
Tujuan hidup sebagai manusia adalah untuk mengenali Realitas. Itulah yang akan membawa anda ke Surga atau pada akhirnya ke Realitas Tertinggi (Ultimate Reality) yaitu Nirwana.
Neraka adalah tempat untuk orang-orang yang tersesat dari realitas.
Bagaimanakah mengenali Realitas?
Tuhan memberikan kepada kita 2 alat , yaitu : Otak dan Hati......Mind and Heart.
Secara modern kita menyebutnya Intelek dan Emosi.
Intelek dan Emosi haruslah bekerja secara sinergis dan imbal-balik untuk menilai kesahihan suatu fenomena sehingga bisa disimpulkan sebagai sebuah realitas.
Intelek adalah suatu fungsi pikiran yang digunakan untuk memproses input-input yang masuk dari alat-alat inderawi kita : mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Dari 5 indera fisik itu jiwa kita berhubungan dengan dunia luar. Tapi disamping 5 indera fisik itu, pikiran dapat juga disebut sebagai sebuah alat pengindera, karena fungsinya adalah mengindera realitas yang dalam fungsi itu disebut sebagai 'persepsi'.
Input-input yang masuk dari alat-alat indera itu berupa DATA mentah. Data-data mentah ini kemudian disusun oleh pikiran, melalui bekal apa yang ada dalam ingatannya, agar menjadi sebuah informasi. Inilah yang disebut persepsi.
Oleh karena itu, maka jangan heran apabila ada 2 orang yang mendapat input data-data inderawi yang sama tetapi menimbulkan persepsi yang berbeda. Inlah awal dari sebuah salah paham atau pertengkaran.
Jadi, yang menjadi persoalan adalah apa yang telah disusupkan dan ditimbun dalam ingatannya. Apabila yang ditimbun dalam ingatannya adalah informasi-infor
masi yang salah, sudah bisa dipastikan bahwa selanjutnya maka ia akan menilai data-data lain yang masuk ke dalam otaknya dengan sebuah persepsi yang salah. Ini yang dinamakan tersesat.
Melalui informasi-informasi yang dikumpulkan dan dijalin dalam sebuah pemahaman yang saling berkaitan, ini disebut sebagai PENGETAHUAN (knowledge). Jadi bisa dilihat bagaimana bila orang mendapat input informasi-informasi yang salah kemudian memiliki versi realitas (pengetahuan) yang salah pula. Inilah yang dimanfaatkan oleh para teroris untuk menghasut dalam propagandanya. Mereka menolak dan sengaja menutupi informasi benar, alih-alih mendoktrinkan informasi-infor
masi karangannya sendiri kepada para umatnya sehingga bertindak sesuai dengan keinginannya.
Itulah kaitan antara PIKIRAN dan EMOSI. Pikiran yang salah memunculkan reaksi emosi yang tidak tepat pula. Seharusnya senang, malah marah; seharusnya jijik malah bangga.
Itulah mengapa disebut sebagai "The Other Side" atau "Sitra Achra" ...istilah yang digunakan dalam Bible untuk merujuk pada Iblis. (Note : Lucifer bukanlah nama aslinya. Pengistilahan "Lucifer" (Bintang Fajar) adalah suatu kesalah-kaprahan pada saat penerjemahan naskah Ibrani menuju Latin pada versi Septuginta).
Bagi kaum yang tersesat, maka informasi akan berhenti sebagai sebuah penjahanaman diri sendiri. Tidak akan berkembang lebih lanjut menjadi UNDERSTANDING (pengertian). Padahal dasar dari KASIH dan pengenalan akan Tuhan adalah UNDERSTANDING ini. Dimana saat mengenali Tuhan dari realitas yang mengada ini (kasunyatan, kesenyataan) maka dapat disebut WISDOM (Hikmah, hikmat, kebijaksanaan).
Proverb 2 : 5-7
5Then you will discern the fear of the Lord and discover the KNOWLEDGE OF GOD (Da'ath / Jnana). 6For the Lord gives WISDOM (Chokmah / Prajna); From His mouth come KNOWLEDGE (da'ath / Vid [:Veda]) and UNDERSTANDING (Binah / Vidya). 7He stores up sound wisdom for the upright; He is a shield to those who walk in integrity,...
( Amsal 2:5 maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah. b 2:6 Karena Tuhanlah yang memberikan HIKMAT, dari mulut-Nya datang PENGETAHUAN dan KEPANDAIAN. 2:7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, 2:8 sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia. 2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.)
Inilah TRISULA VEDA, senjata sang Putra Batara Indra!
Rahayu!
Ini adalah Blog Pribadi Segala resiko menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Semoga Semua Mahluk Berbahagia Rahayu!!
Minggu, 11 Desember 2016
Jumat, 09 Desember 2016
TUHAN MANA LAGI YANG MAU DICATUT?
Muhammad Nurul Banan
TUHAN MANA LAGI YANG MAU DICATUT?
Secara kauniyah tubuh Anda tidak bisa utuh sebagai waujud biologis bila tubuh Anda hanya terdiri dari satu unsur. Apa yang terjadi kalau tubuh Anda hanya tulang saja tidak ada unsur lainnya, bisakah wujud biologis Anda ada? Anda terwujud dari ke-bhinneka-an unsur-unsur biologis yang berbeda-beda, ada unsur air, unsur tulang, unsur daging, hingga unsur-unsur najis turut serta mewujudkan bentuk biologis Anda.
Bumi bila hanya terdiri dari unsur batu, bisakah Anda hidup di Bumi ini? Batu, air, udara, tanah, mineral, oksigen, karbohidrat, semuanya unsur yang berbeda-beda. Dari ke-bhinneka-an, Allah meng-fayakun-kan alam semesta, dari ke-bhinneka-an, Allah mencipta. Tanpa ke-bhinneka-an, alam semesta ini gagal tercipta. Dari ke-bhinneka-an alam semesta ini terwujud, alam ini di bawah rahmat Ke-Bhinneka-an Allah.
Karena ini Allah bergelar Ar-Rahmān, di mana di titik Ar-Rahmān kesadaran Allah adalah kesadaraan ke-bhinneka-an total, Allah sangat plural tiada batas. Semua diperlakukan dan diberi hak yang sama di bawah kesadaran Ar-Rahmān-Nya. Tidak ada bedanya antara yang hitam dan putih, antara Fremashon dan ISIS, antara Donald Trump dan King Abdul Aziz, antara atas dan bawah. Semua direngkuh oleh-Nya sebagai satu kesatuan tak berbeda.
Karena ini Anda jangan heran, K.H. Abdurrahman Wahid, K.H. Ahmad Musthofa Bisri, Buya Syafii Maarif, Dr. Nur Cholis Madjid, Jalaluddin Rumi, Ibn 'Arabi, Manshur Al-Hallaj, Siti Jenar, dll., terlihat begitu plural, mereka tidak hanya mengasihi yang seagama, tetapi yang berbeda agama mereka tidak hanya mengasihi tetapi melindungi. Bukan mereka liberal, tetapi mereka para penzikir yang mencapai kekekalan, mereka mengenali Allah seutuhnya dengan mata hati mereka, mereka tahu "Allah Maha Bhinneka" di dalam Ke-Ahad-an-Nya. Merekalah para pencapai iman.
Bahkan semua spiritualis dari agama apapun sama-sama mengenali-Nya sebagai Zat Yang Bhinneka. Bunda Teresha, Dai Lama, Paus Fransiskus, Sir Thomas Aquinas, Mahatma Gandhi, Gede Prama, dll., contohnya. Mereka tidak mempermasalahkan sekat agama, karena mereka semua tahu Ke-Mahabhinnekaan-Nya.
Tidak bisa di kehidupan ini hanya Islam saja, hanya Kristen saja, hanya Budha saja, dan seterusnya. Alam semesta runtuh kalau di Bumi ini hanya ada satu agama saja, seperti runtuhnya tubuh Anda ketika hanya tersusun dari unsur tulang.
Mereka paham benar dengan Allah karena itu mereka sedikitpun tidak mau mengingkari kebijaksanaan Allah. Alam semesta telah digarisbawahi dengan sunnatu-llāh, maka mereka menerima keanekaragaman setulus hati tanpa punya kepentingan SARA.
Sebab ini, komunisme sebagai aliran filsafat anti Tuhan, justru menemukan kalau hidup ini anti perbedaan. Catatlah Korea Utara, stasiun televisi dan radio hanya satu, mereka takut dengan perbedaan informasi, kebijaksanaan pemerintahan hanya boleh satu komando Kim Jong Un, partai politik hanya ada satu, bahkan saya mendengar cukuran pria hanya boleh satu model yakni model rambut Kim Jong Un. Berani berbeda di Korea Utara langsung bunuh.
Dan semua negara-negara komunis di dunia melakukam revolusi dengan pembunuhan massal, memaksa orang untuk satu pendapat, satu kemauan, berani beda diteror dan dibunuh. Karenanya sistem sosial komunisme adalah "sosialisme" di mana semua kebijaksanaan untuk rakyat dikendalikan oleh pemerintah. Mereka anti perbedaan, anti kritik, sangat tertutup dan otoriter sebab keantian mereka terhadap Tuhan. Mereka mengingkari sunnatu-llāh tercipta dari perbedaan.
Di dalam beragama, banyak kelompok dengan "mengatasnakan Tuhan" dengan semangat sekali mengkotak-kotak k*f*r, dicolok-colokkan semangat peng-k*f*r-an, bunuh, bunuh, bunuh. ISIS begitu semangat membunuh atas nama Tuhan, tidak seide dengan ideologi ISIS halal dibunuh. Semua harus berbaju sama, semua harus ISIS, beda dengan ISIS harus musnah. Dikira mewujudkan tubuh biologis cukup dengan unsur tulang, mewujudkan agama haq harus membunuh aliran yang berbeda. Ini ingkar sunnatu-llāh, artinya ingkar Tuhan.
Lalu model mengenali Tuhan dengan semangat seperti ini apa bedanya dengan semangat sosialis-komunis? Bedanya komunis di bawah formalitas ateis, ISIS di bawah formalitas teis. Itu semua terjadi karena Tuhan dipahami sebagai formalitas dalil, tidak sebagai rasa hati nurani. Ujar-ujar mengatasnamakan Tuhan eeh realitasnya anti Tuhan.
Tidak hanya dalam Islam, kasus anti beda juga sedang marak di Myanmar, Budhis Myanmar begitu semangat membunuh atas nama Tuhan, Yahudi Israel begitu semangat membantai muslim dan Arab atas nama Tuhan, Donald Trump begitu semangat mendiskriminasi
kan muslim, Arab Saudi begitu semangat memboikot haji muslim Iran.
Di negeri kita semangat anti Tuhan dengan mengatasnamakan Tuhan mulai marak, ada issu roti kafir, dan kemarin di Bandung KKR di jalan dilarang, padahal di Monas juga ada shalat Jumat di jalan.
Semangat meng-k*f*r-kan tidak ada beda dengan semangat anti Tuhan, lalu Tuhan yang mana yang sedang diatasnamakan? Tuhan Yang Maha Esa bersifat plural, segala keragaman Dia akui, segala ke-bhinneka-an diikat, lalu Tuhan mana lagi yang mau dicatut?
Mau jubahan, mau pakai kalung Salib besar, mau kepala plontos dengan jubah orange, mau jenggotan dengan surban dan jidat hitam, kalau ide peng-k*f*r-annya masih kuat, aah itu karakter Kim Jong Un yang anti Tuhan.
Kecuali dalam keadaan tertentu, seperti Shalahuddin Al-Ayyubi menghadapi pasukan Salib Eropa, Nelson Mandela menghadapi rasisme warna kulit, Bung Karno dan Mahatma Gandhi menghadapi penjajahan, demi membela hak, mereka berani duel dalam perbedaan. Bukan 1 nyamuk dilawan oleh 7 ribu obat anti nyamuk.
Langganan:
Postingan (Atom)
Simulacra & Perversion
Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...
-
Muhammad Nurul Banan, KARAKTER ORANG LAIN SEBAGAI SUMBER KEREZEKIAN Beberapa bulan lalu saya menaikan daya listrik rumah saya, menjadi 38...
-
Danz Suchamda, MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus m...