Minggu, 31 Juli 2016

.:: BAGAIMANA JIKA... ::.

Setiaji Wijaya

Bagaimana jika Yang Esa itu memang berkehendak mewujud menjadi rahwana ataupun kurawa? Bagaimana jika memang itu kehendaknya agar cerita Ramayana dan Mahabarata mewujud di dunia? Kalau sudah demikian bisakah manusia menilai kejahatan rahwana atau kurawa?

.:: MENCARI TUHAN ::.

Saya "mencari Tuhan", yang ada di dalam dan yang meliputi diri saya ... Karena Tuhan yang ada di dalam dan yang meliputi diri, tidak bisa dihancurkan, tidak bisa dimusnahkan ... Sementara mereka yang Tuhannya hanya ada di rumah ibadah, akan kehilangan Tuhannya, saat rumah ibadahnya dirusak atau dibakar ... Tidak ada yang salah ... Saya mencari Tuhan ke dalam diri ... Ada orang yang mencari Tuhan ke luar dirinya ... Tidak penting darimana kita memulai ... Tapi soal bagaimana perjalanan ini akan diakhiri ... Dan insyaAllah, kita akan berjumpa di puncak kebijaksanaan suatu saat nanti ...

.:: MENERIMA PENOLAKAN, MENCINTAI KEBENCIAN ::.

Putu Yudiantara,

Menerima Penolakan, Mencintai Kebencian

28 JULI Sebagaimana sering saya ulang-ulang, salah satu point dalam Meditasi Tantra ( Chakra Sudhi ) ini adalah bagaimana mengkondisikan diri berada dalam kondisi kesadaran tanpa penilaian, tanpa penghakiman dan menerima setiap sensasi dengan penuh cinta dan penerimaan. Kondisi kesadaran ini penting terutama untuk mengharmoniskan kembali titik- titik energi ( chakra) dan jalur-jalurnya ( nadi) agar bebas dari segala sumbatan yang mendatangkan ketidakharmonisan. Salah satu sumber utama berbagai sumbatan di tubuh energi yang kemudian mendatangkan berbagai “masalah” baik di tubuh fisik maupun tubuh mental adalah karena kesadaran kita (keseluruhan pola kognisi dan emosi) terkondisikan dalam pola-pola yang tidak memberdayakan, penuh penilaian dan penghakiman yang dilandasi dinamika “ego yang terluka”—kita kemudian mengalami berbagai konflik dalam diri, berbagai ketidakpuasan, keluhan dan bahkan ketidakharmonisan sosial. Jadi kondisi yang berusaha dijadikan pola alami dalam meditasi (yaitu penuh penerimaan dan welas asih) adalah “kebalikan” dari pola yang telah terkondisikan dalam keseharian kita (dengan atau tanpa kita sadari), yaitu penuh penghakiman dan kondisi emosional yang tidak menyamankan. Namun tidak jarang, saat melatih meditasi—saat menyadari setiap anggota tubuh dan menyadari setiap chakra satu per satu —kita terbawa dalam dinamika kesadaran kita ( chitta vritti , kalau memakai istilah Patanjala Raja Yoga) yang tidak memberdayakan tersebut, sehingga yang terjadi adalah alih-alih menyadari setiap anggota tubuh dan chakra dengan penuh cinta dan penerimaan (untuk mengharmoniskan aliran energinya) namun kita malah terbawa dalam ketakutan, kesedihan, kemarahan dan sejenisnya yang malah akan semakin mengganggu aliran energi anda di setiap lapisan. Mungkin saat anda bermeditasi tiba-tiba muncul memori yang tidak mengenakkan ke permukaan sehingga anda mengalami kembali berbagai kondisi emosional tidak mengenakkan yang dibawa memori tersebut. Atau mungkin saat anda bermeditasi ada bagian tubuh yang tiba- tiba merasa sangat tidak nyaman sehingga menginduksikan kemarahan, ketakutan, kekawatiran dan lain sebagainya. Atau bisa jadi karena pengaruh lingkungan; anjing yang terus menggonggong, kendaraan yang lalu lalang, atau anak-anak yang sedang ribut bermain. Semua kondisi tersebut, baik internal maupun eksternal dengan mudah membawa kita kembali ke dalam berbagai kondisi kesadaran yang tidak memberdayakan saat kita sedang asik duduk bermeditasi, apa lagi jika anda adalah tipe orang yang memang sudah terpolakan untuk bereaksi secara emosional, cepat marah dan cepat terganggu. Sekilas, kondisi-kondisi ini seperti “gangguan” dalam proses meditasi ini, namun sejatinya kondisi-kondisi ini merupakan “Guru” yang sedang datang untuk membantu anda dalam proses perkembangan kesadaran anda, menjadikannya lebih cepat. Misalkan, selama anda bermeditasi pikiran anda dipenuhi berbagai memori buruk yang sudah lama terkubur namun muncul lagi ke permukaan, atau tubuh fisik anda mengalami berbagai sensasi tidak nyaman yang membuat anda ingin cepat-cepat bangun dan menyelesaikan meditasi anda. Saat kedua hal ini sedang terjadi, anda sedang dihadapkan pada “bom waktu” yang tadinya terkubur agar bisa anda tangani dan selesaikan dan jangan sampai meledak dalam bentuk gangguan mental maupun penyakit fisik. Demikian pula halnya jika muncul berbagai gangguan eksternal yang seolah mengganggu meditasi anda, saat itu anda sedang dihadapkan pada “kelas percepatan”, karena saat paling tepat untuk melatih kesabaran adalah saat muncul banyak alasan untuk marah, saat paling tepat untuk melatih menguatkan diri adalah saat banyak hal melemahkan terjadi, saat paling tepat untuk melatih kondisi kesadaran tanpa penghakiman dan penuh penerimaan adalah saat muncul banyak hal yang bisa dengan mudah dikeluhkan. Jadi, saat berbagai “guru” tersebut datang selagi anda sibuk bermeditasi sehingga nampak seolah sedang “mengganggu” anda, apa yang perlu anda lakukan agar janga malah anda semakin terjebak dalam kondisi kesadaran yang memperparah ketidakharmonisan dalam sistem psikofisik dan spiritual anda? Sederhana, sadari dan terima berbagai kondisi internal dan eksternal tersebut tanpa penghakiman , atau jika muncul penghakiman, maka sadari penghakiman tersebut; sama halnya jika ada hal yang membuat anda takut, sadari ketakutan anda sambil terus menyadari tubuh atau chakra tertentu yang sesuai dengan momen tersebut. Jika saat meditasi anda merasa tidak nyaman, sadari ketidaknyamanannya, jika anda merasa marah, sadari dan terima kemarahan tersebut. Sebutlah misalkan saat anda sedang asik memberi perhatian penuh cinta pada Chakra Dasar anda, kemudian entah kenapa tiba-tiba ada kendaraan dengan suara bising melintas sehingga anda tergoda untuk mengeluh “aduh, terganggu sudah meditasiku” dan bahkan kemudian (tanpa anda sadari) anda marah oleh keadaan tersebut. Sampai di titik ini, semua normal saja, karena anda masih manusia biasa, seperti halnya dengan saya. Hal yang perlu anda lakukan adalah kembali sadar —sadar dengan kemarahan dan keluhan anda saat itu—sambil tetap menyadari Chakra Dasar anda (atau chakra lain yang saat itu menjadi titik fokus anda). Jangan berusaha menekan atau mengabaikan kemarahan anda, namun jangan pula memperhatikan Chakra Dasar anda dengan kemarahan; tetap sadari chakra dasar anda sekaligus menyadari kemarahan anda saat itu. Dengan demikian anda bisa menetralisir emosi tersebut (dan bahkan memori yang menjadi akarnya atau pola-pola yang menguatkan keberadaanya) sekaligus tetap bisa melanjutkan meditasi anda dengan “benar”. Dan ingat, bukan hanya saat duduk bermeditasi anda perlu melatih diri menyadari dan menerima segala gejolak emosional ini, namun dalam setiap detik keseharian kita pun kita bisa melatihnya.

Jumat, 29 Juli 2016

.:: MEMPROGRAM ULANG PIKIRAN ::.

Jangan buat status karena mengharapkan komen atau likes. Buat saja untuk menghipnotis diri sendiri jadi lebih baik atau semacam kenangan yang bagus buat nanti dibaca lagi atau bisa juga diniatkan untuk berbagi tanpa pamrih. Pengalaman saya menunjukkan bahwa menulis untuk diri sendiri itu sangat efektif untuk memudahkan memprogram ulang bawah sadar ketimbang hanya membaca buku motivasi, hypnosis dan mengikuti seminar serta training. Entah mengapa, disaat saat yang menjepit atau menekan, perasaan tetap santai santai saja dan merasa bisa lebih mengendalikan diri dan keadaan. Ini terjadi saat saya mulai gencar menulis hal hal positif. Ternyata, menuliskan pengalaman pengalaman menarik membuat pikiran bawah sadar terprogram dengan sendirinya. Saya sudah membuktikan saat mengalami tantangan yang begitu berat namun akhirnya bisa melewatinya saat mulai rajin menulis. Hal ini tak didapati saat saya dulu hanya membaca dan ikut pelatihan saja. Jadi, menulis status = Memprogram Ulang Pikiran dengan sangat mudah dan efektif. Buat saya, hal ini sudah teruji sejak 2010 dan terus berlanjut hingga kini. Jadi, Menulislah untuk dirimu sendiri dan jangan berharap apapun karena sebenarnya, kau sudah memprogram pikiranmu dengan hal hal yang hebat, selama tulisan itu isinya Positif dan Berdaya. Tentu, bonusnya adalah jika hal yang anda tulis itu adalah hal yang bermanfaat juga bagi orang lain, maka itu akan menjadi amalan jariyah yang pahalanya akan terus menerus mengalir selama ia digunakan. So, tulis saja, toh pada akhirnya manfaatnya akan mengalir dan super manfaat bagi diri sendiri kan? Lalu, tulisan positif apa saja yang sudah anda tulis hari ini? Selamat Memprogram Ulang Pikiran anda lagi. #Fahmi Arafat D

Selasa, 26 Juli 2016

.:: MENTIMUN = IMUN ::.

Tips Perut Langsing Secara Alami COBA Rendam Mentimun di Air Minum, dan LIHAT Apa yang Terjadi.. Mentimun sudah tak asing lagi buat kita,saking tak asingnya mentimun di jadikan makanan sambilan setelah makan. Keberadaannya sangat gampang di cari,tinggal datang ke pasar maka akan mudah di temukan.Harganya pun murah.saking gampang dan murahnya sehingga kita tak tahu manfaat apa yang di dapat dari mentimun. Di sini kita akan coba lihat khasiat mentimun jika di rendam dalam air minum. Dengan beberapa irisan mentimum dalam air minum dan dibiarkan selama 12 jam sama saja melindungi diri Anda dari berbagai penyakit dan kekurangan gizi. Saat ini memang sedang jadi tren merendam berbagai buah dalam air minum atau biasa disebut infused water. Ternyata, tidak hanya jeruk yang baik untuk direndam dalam air minum. Air mentimun tidak hanya berperan menyegarkan tubuh. Tetapi mentimun yang kaya akan vitamin C, K, Vitamin B, kalium, antioksidan, mangan dan tembaga benar-benar bisa menjaga Anda tetap fit. Berikut alasan mengapa Anda harus minum air mentimun... Bagus Untuk Tulang dan Otot Mentimun berfungsi memperkuat jaringan ikat dan membuat tulang Anda sehat. Hal ini karena mentimun kaya akan silika yang penting untuk pengembangan jaringan ikat. Sehingga tulang dan otot Anda tetap kuat. Memperkuat Imunitas Vitamin yang terkandung dalam air mentimun antara lain vitamin C dan vitamin B kompleks. Inimembantu untuk meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Vitamin C meningkatkan proses penyembuhan dan menjaga kebugaran. Membersihkan tubuh Air mentimun memiliki efek detoksifikasi karena menghapus semua akumulasi racun dari tubuh Anda. Ini juga termasuk membersihkan hati dan menghapus semua metabolit. Air mentimun benar- benar membantu organ-organ tubuh Anda untuk bekerja lebih efektif. Mengurangi Kolesterol Jahat bahkan menghilangkannya dari tubuh. Dengan demikian, air mentimun bisa mencegah Anda dari penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Mentimun juga mengurangi kekakuan pembuluh darah Anda sehingga aliran darah lebih lancar. Membantu Melawan Kanker Tingginya kadar antioksidan seperti pinoresinol dan sebagainya hadir pada air mentimun untuk mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Antioksidan ini bermanfaat dalam menghapus radikal bebas dari tubuh yang menyebabkan kerusakan sel dan kanker. Membuat ginjal sehat Mentimun mengurangi kadar asam urat dari tubuh Anda yang bertanggung jawab untuk menyebabkan asam urat. Selain itu, Air mentimun menghilangkan kreatinin, asam urat dan produk-produk limbah lainnya yang terakumulasi di ginjal. Menghilangkan bau mulut Bau mulut disebabkan oleh bakteri hadir di mulut Anda. Mentimun mempunyai phytochemcials yang bisa membunuh bakteri di mulut Anda. Dengan demikian, mulut Anda akan tetap segar sepanjang hari. Melindungi Otak Substansi anti-inflamasi, fisetin ada pada mentimun yang berperan meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi semua peradangan. Air mentimun juga dapat mencegah kerusakan otak dengan meningkatkan aliran darah ke otak. Baik Untuk Kulit dan Rambut Antioksidan hadir dalam mentimun yang tercuci dalam air menjaga kulit Anda untuk tetap bersinar dan selalu segar. Silikon dan sulfur dalam mentimun juga dapat mempromosikan Pertumbuhan rambut lebih cepat. Itulah beberapa khasiat dari mentimun yang di rendam di dalam air minum.semoga bermanfaat.selamat mencoba dan menikmati. Silakan di share untuk saudara dan teman…

Sabtu, 23 Juli 2016

.:: PEMBERDAYAAN DIRI LEBIH BERARTI ::.

Ifan Winarno

pemberdayaan diri jauh lebih berarti dari pada pengorbanan diri

.:: MENJADI MANUSIA NORMAL ::.

Arif Rh

Semakin nampak putih bersih sebuah kain, semakin susah bagimu, untuk bisa menerima setitik noda hitam tinta pulpen, yang ada pada kain itu ... Semakin kau mencitrakan dirimu nampak lurus putih bersih di mata orang lain ... Semakin orang akan sangat sulit menerima dan memaklumi kekuranganmu ... Normal dan wajar saja lah ... Kadang bijak ... Kadang kampret ... Kadang religius ... Kadang guyon ... Kadang ruwet ... Lalu bijaksana lagi ... Hahahahahahahaha

.:: KAMU ADALAH AKU ::.

Gobind Vashdev 'Kualitas yang tidak Anda tidak sukai di orang lain, ada dalam diri Anda' mungkin banyak yang tidak setuju bahkan menyangkal dan mengatakan 'tidak mungkin' atau yang langsung sama sekali tidak percaya kalimat diatas. saya tidak memaksa siapapun untuk percaya , tapi supaya fair , kenapa tidak mencoba membuktikannya? Tulis di sebuah kertas paling tidak 10 kualitas orang yang tidak Anda sukai, mungkin orang uitu adalah lawan, musuh atau sahabat Anda, siapapun orangnya tidak masalah, yang penting adalah ketika tindakan tersebut di lakukan oleh seseorang , emosi Anda langsung meletup. Misalnya bertemu dengan orang yang suka membantah, yang serakah, atau yang kekanak-kanakan. lalu, carilah seseorang yang mengetahui sisi luar dan dalam diri ini, dan serahkan kertas itu padanya sambil tanyakan "tolong jawab denga jujur, apakah kualitas yang tertulis di kertas itu ada pada diri saya?" Pengalaman saya di Indonesia jarang yang akan mengatakan straight to the point "ya" namun setelah saya mencoba dengan diri sendiri dan juga melihat hasil dari beberapa teman , hasilnya memang susah dibantah. selagi kecil, kita menelan program dualitas "baik" dan "buruk" , apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh. apa yang harus dijunjung dan pendam. kita bertumbuh dengan pelajaran serupa, yaitu, melakukan apa-apa yang dianggap baik oleh lingkungan dan memendam dan menutupi apapun yang di pandang jelek di masyarakat. kita menggelembungkan sisi positif dan mengubur yang negatif. kita melakukan ini agar diterima, dihargai dan ada kemungkinan untuk dipuji. Apa yang terjadi di luar adalah refleksi dari apa yang ada di dalam diri ini" begitulah kurang lebih bunyi teori kehidupan ini, dengan kata lain, tidak mungkin ada kekacauan diluar tanpa didahului keruwetan didalam. manakala kita tidak menyukai orang lain, sebenarnya kita bukan tidak demen dengan kualitas yang melekat padanya, namun lebih dalam dari hal tersebut, bahwa kita tidak suka bagian diri kita yang memiliki kualitas tersebut. Musuh, orang sulit, orang yang membuat hati mendidih adalah bagaikan cermin yang memberitahu sisi gelap yang selama ini kita sangkal. begitu juga sebaliknya bila kita mengaggumi seserorang, sedikit banyak sifat yang kita sukai itu ada dalam diri kita. Kita memiliki sifat yang dibawa oleh Pemimpin yang kita kagumi juga karakter yang ditunjukan oleh pemimpin yang berseberangan dengan yang kita kagumi , ketika kita memuji mereka kita sendang mengendorse sisi-sisi yang kita terima dalam diri kita, dan ketika kita kejelekannya dan menghujatnya, percayalah itu juga ada didalam diri ini. mereka yang tidak menyenangkan muncul bukan untuk dihujat melainkan agar kita masuk dan memeluk sifat itu di dalam diri kita. ketika kita mampu menerima sisi terang dan gelap di dalam, disaat itu kesadaran akan mengantakan kita pada kedamaian sejati _/|\_

Kamis, 21 Juli 2016

.:: ANTARA PURNAMA , PUASA DAN TIDAK WARAS ::.

Gobind Vashdev, Baru saja saya keluar rumah sambil menggendong Rigpa berjalan disamping sawah ditemani kunang-kunang dan bulan yang sedikit lagi berstatus purnama. Rigpa terbengong melihat bulan yang terdekorasi awan dihamparan kanvas langit, dan saya pun tertegun melihat reaksi kekagumannya pada alam ini. Saat itu benak memanggil semua memori saya tentang Bulan ,bagaimana diri ini disambut bulan purnama utuh sewaktu saya menginjakkan kaki di Bali. Pikiran juga mengajak saya pergi ke masa kecil dimana orangtua saya mewajibkan kami anak-anaknya untuk bervegetarian pada hari dimana bulan sedang purnama. saya sempat bertanya "kenapa?" , jawaban klasik muncul, "ya memang dari dulunya begitu." Tidak puas dengan jawaban tersebut saya mencari ke sahabat kepecayaan lain, dan bukannya jawaban yang saya temukan melainkan sebuah kepercayaan bahwa tidak hanya waktu bulan purnama mereka bervegetarian dan berdoa, namun juga pas bulan mati atau istilah lainnya bulan baru. Ce It , Cap Go, istilah populernya yaitu tanggal 1 dan 15. tanggal 1 adalah bulan baru dan tanggal 15 adalah bulan purnama. sementara bila di bali, walaupun tidak pantang memakan daging , namun upacara tidak pernah terlewatkan di dua waktu ini. Sempat saya menyimpulkan bahwa ritual ini hanyalah ritual kuno dari suku primitif yang mirip dengan kelompok bangsa romawi yang menyembah dewa matahari. Kecurigaan saya mulai luntur ketika saya seseorang di televisi yang sudah saya lupa namanya, memberikan alasan yang masuk diakal saya. ia mengatakan kurang lebihnya begini; Seperti pernah diajarkan di sekolah bahwa posisi bulan dan matahari berpengaruh pada gravitasi bumi. Ketika bulan purnama gravitasi mencapai titik terendahnya,dan itu bisa dilihat jelas dari tingginya pasang naik air laut. Dan seperti tubuh, unsur terbesar otak manusia adalah air, sekitar 70-80% bahkan ada yang mengklaim diatas itu. Sedikit banyak apa yang terjadi di alam juga terjadi di dalam diri yang mendiaminya. Kita bisa melihatnya dengan adanya tingkah binatang yang berbeda, seperti anjing yang melonglong sewaktu bulan purnama, sementara di manusia adanya ada yang mengklaim bahwa tingkat kriminalitas dan hormon tertentu meningkat dimulai dari 3 hari sebelum sampai terbentuknya bulan purnama. Bahkan istilah Lunatic dalam kosa kata bahasa inggris yang artinya 'tidak waras' diambil dari kata Luna yang artinya bulan. konon para peneliti melihat adanya peningkatan agresifitas menjelang bulan purnama pada mereka yang menetap di rumah sakit jiwa. saya percaya bahwa fenomena yang terjadi pada manusia di bulan purnama ini menjadi salah satu pertimbangan penting para leluhur di bali, India ,China dan tempat lainnya dalam memutuskan untuk mengadakan upacara dan juga bervegetarian. Sementara itu bagaimana dengan di Arab, menurut Muh. Ma'rufin Sudibyo yang di tulis di kompas.com , Nabi Muhammad SAW menekankan keutamaan berpuasa sunnat tiga hari di pertengahan bulan kalender yang dikenal sebagai ayyamul bidh (hari-hari putih), yang lantas ditafsirkan sebagai hari ke-13, 14 dan 15 di setiap bulan kalender Hijriah. Sekarang saya Rigpa dan Istri tentu tidak pernah memikirkan ritual yang diminta orangtua saya, karena kami selalu bervegetarian, namun nilai penting yang kami dapatkan dan semoga selalu kami ingat adalah, petuah,kebiasaan, adat, budaya, atau apapun yang diajarkan oleh para leluhur yang kita dengar dari orangtua atau siapapun walaupun terdengar konyol dan tidak masuk akal, tetaplah untuk terbuka. mereka memang tidak sepintar kita dalam berpresentasi , menjelaskan, atau menerangkan secara logika namun para tetua telah lama belajar dan hidup sangat dekat dengan salah satu Guru terbaik yaitu alam ini. Saya dan Istri belum tahu apakah Rigpa akan sekolah atau tidak nantinya, kami juga belum tertarik mengetahui minat dan bakatnya. sekarang ini kami hanya ingin memberi kesempatan ia untuk bermain dan bermain, baik disawah,kolam atau di kasur, dengan pasir, tanah atau lego. kami percaya alam dengan segala kebijaksanaannya akan menuntunnya ke sebuah kesadaran yang terbaik untuknya. _/|\_

Rabu, 20 Juli 2016

.:: WELAS ASIH ::.

saya, Anda dan kita semua adalah manusia-manusia yang terluka. Sudah terlalu banyak kemarahan, kebencian, makian, hujatan dan kutukan yang kita lontarkan, kita tidak memerlukan itu semua, saat ini yang sangat diperlukan adalah penyembuh luka yang bernama welas asih. Disaat ada orang yang marah dan membenci atau melakukan tindakan keras , selalu ingat mereka adalah orang yang terluka, menambahkan kemarahan pada mereka sama seperti menambahkan luka. Hadirlah saat ini, sadarilah tugas diri ini bukan menambah luka namun dengan mengambil waktu duduk hening transformasikan reaksi kemarahan didalam menjadi menjadi sebuah kreasi indah nan tulus yang bernama kasih sayang. Tiba-tiba saya teringat pada lyric lagu dari The Beatles And in the end, the love you Take is equal to the love you Make kemarahan,kebencian yang kita lempar bukan hanya mencederai yang lain namun juga menambah luka pada diri ini, begitu juga dengan cinta dan welas asih yang kita tabur selain memberi ketentraman bagi orang lain, ia juga menyembuhkan diri ini. _/|\_

Kamis, 07 Juli 2016

" KEBENCIAN BUKAN SOLUSI "

Ifan Winarno

kebencian.. terbukti telah menciptakan begitu banyak masalah di dunia ini.. dan belum pernah sekalipun membereskannya.. # kok.nyimpen?

Sabtu, 02 Juli 2016

.:: MENJADI AIR ::.

Ifan Winarno

Menyesuaikan diri dengan orang yang tepat jauh lebih baik daripada berdebat dengan orang yang salah .. diam penuh makna jauh lebih berarti daripada luapan kata- kata tanpa arah .. Belajarlah dari air .. Be flexible .. Dalam segala situasi, dalam segala bentuk, kapanpun .. Selalu mencari JALAN KELUARNYA sendiri .. entah mengalir, entah berubah bentuk ..

.:: "KALIMAT-KALIMAT TAUHID DALAM AL-QUR’AN, SEBUAH UPAYA PENEMUAN JATI DIRI"::.

Muniri Chodri, Dalam suatu kesempatan, saya terlibat diskusi tentang pertentangan Ahli fiqh dan kaum Sufi. Ahli fiqh menyangsikan amaliah yang dilakukan oleh kaum Sufi yang konon katanya banyak menyimpang dari ketentuan al-Qur’an dan Hadits. Dalam diskusi tersebut, ada satu teman yang rupanya menyangsikan amaliah kaum Sufi, pertanyaan mendasarnya berkaitan dengan “siapa yang seharusnya diikuti, Nabi Muhammad atau kaum Sufi? padahal sudah jelas kaum Sufi, semua pengikut Nabi Muhammad, sedangkan Nabi Muhammad sendiri menganjurkan bahwa al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk amaliah ta’abbudiyyah”. Salah satu teman menanggapi, bahwa sebenarnya pertanyaan tersebut, telah menjadi debat panjang antara Ibnu Athaillah Assakandary dengan Ibnu Taimiyah, keduanya sama-sama kuat dalil aqli maupun naqlinya, sampai akhirnya Ibnu Taimiyah mengaku kalah ketika Ibnu Athaillah Assakandary bisa menebak apa yang akan dilakukan Ibnu Taimiyah, padahal belum dilakukan, masih hanya sebatas rencana yang tinggal dilaksanakan. Namun, bukan berarti pengakuan kalah Ibnu Taimiyah lantas otomatis argumentasinya dalam debat “salah”. Justru, mereka berdua menemukan kata sepakat, bahwa berbicara amaliyah ta’abbudiyah kembali kepada individu masing-masing, yang yakin dengan jalan fiqh silahkan, demikian yang yakin dengan jalan Sufi juga silahkan. Salah satu teman memperkuat argumentasi kaum Sufi, dengan menyampaikan bahwa dalam al-Qur’an ada empat kalimat tauhid, antara lain; Laa ilaha Illa Allah (tiada Tuhan selain Allah), Laa ilaha Illa Huwa (Tiada Tuhan selain Dia), Laa ilaha Illa Anta (Tiada Tuhan selain Engkau), dan yang terakhir Laa ilaha Illa Ana (Tiada Tuhan selain AKU). Menurutnya, kalau kalimat-kalimat ini dikaji secara bahasa, tentu sebagaimana arti yang sudah dituliskan di atas. Namun, bagi kaum Sufi, kalimat-kalimat di atas, menjadi sesuatu yang bermakna luar biasa, yang berkenaan dengan kondisi ruhiah seseorang yang mengalami ektase ilahi. Karena sudah waktunya bubar, teman saya hanya berhenti disitu penjelasannya. Kurang lebih satu bulan lebih, saya coba mengkaji sendiri kalimat-kalimat tauhid di atas, dan sambil mengumpulkan referensi dari teman-teman saya yang sudah menjalani kehidupan Sufi. Sebenarnya, saya sendiri belum tahu pasti mana urutan pertama yang muncul dalam al-Qur’an dari sekian kalimat-kalimat Tauhid di atas. Tapi, sepertinya saya lebih suka jika susunannya seperti yang saya tulis di atas. Pertama, kalimat tauhid “Laa ilaha Illa Allah”, bagi pejalan Sufi yang menghayati kalimat tersebut, beranggapan bahwa meng-Esakan Allah adalah hal pertama yang perlu dilakukan, penisbian atas selain Allah sehingga diri benar-benar haqqul yakin bahwa tiada Tuhan selain Allah. Hingga seseorang berkeyakinan, hanya Allahlah Sang Pencipta, Pemberi, dan Pengatur segala yang ada di alam semesta. Tentulah, bagi orang yang berkeyakinan seperti ini, ia hanya takut dan berharap kepada Allah. Bagi orang ini, sangat tegas batas antara Pencipta dan yang diciptakan, Allah bisa sebagai dzat yang Maha Menghukum bagi pelaku kejahatan, dan disisi yang lain sebagai dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang bagi pelaku kebaikan. Sangat jelas pula, mana baik menurut Allah, dan mana yang buruk menurut Allah, dan semua manusia harus mengikuti ketentuan tersebut. Selanjutnya, kalimat tauhid “Laa ilaha Illa Huwa”, orang yang sudah sampai pada penghayatan kalimat ini, penggambaran tentang Allah berbeda dengan yang sebelumnya, proyeksi tentang Allah menjadi kabur, tetapi Allah sesuatu dzat yang pasti “ada’, seperti apa wujudnya, hanya Allah yang tau. Allah suci dari proyeksi pikiran manusia. Dalam hal ini, Ibnu Araby menjelaskan sucinya Allah adalah kondisi dimana Allah hanya dapat ditunjuk dengan kata “Dia” (Huwa) yang sendiri, “Dia” yang keberadaan dan kesendiriannya tidak dapat dilukiskan karena kemenyendirian-Nya, sehingga “Dia”, satu-satunya, yang berhak memiliki wujud dan disebut sebagai wujud. Tingkat penghayatan kalimat tauhid selanjutnya adalah ”Laa ilaha Illa Anta”. Orang yang sampai pada penghayatan ini, ia sudah memandang semua yang ada di alam semesta ini adalah Allah, baginya Allah benar- benar hadir, dan kehadiran Allah benar-benar nyata dirasakan oleh kesejatian ruhnya. Dalam setiap entitas ada Allah, tidak pandang apa wujudnya, benda yang kelihatan hidup, maupun yang kelihatan mati, yang kelihatan indah maupun yang kelihatan sebaliknya. Orang yang sudah sampai pada penghayatan ini, meyakini bahwa semua yang ada di alam semesta semuanya dalam “kesatuan”, dan meyakini pula bahwa satuan wujud ternampak yakni, benda, tersusun dari satuan terkecil yang bernama molekul, satuan terkecil dari molekul adalah atom, kemudian partikel merupakan satuan terkecil dari atom, dan satuan terkecil dari partikel adalah realitas quanta, dan yang paling halus yakni quark, semakin kecil susunannya, getarannya justru lebih konsisten dan cepat. Orang ahli fisika mengatakan bahwa alam semesta adalah realitas energi yang menyatu dan sama-sama mempunyai getaran energi magnetik, fakta getaran energi ini dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa di langit dan di Bumi semuanya bertasbih menyebut nama Allah. Dan yang terakhir, kalimat tauhid “Laa ilaha Illa Ana”, sebuah titik penghayatan yang paling dalam tentang Allah. Konon Al-Hallaj mengatakan “Ana al- Haq” dan Syek Siti Jenar mengatakan “Manunggaling Kaulo Gusti”, yang ia katakan ketika mengalami puncak ektase kesatuan dengan Allah. Sebuah perkataan yang paradok pada zamannya, hanya untuk menjelaskan “aku dalam Allah, dan Allah dalam aku”. Dalam hadits Qudsy dikatakan, “ana inda dzonni ‘abdy” (Saya menurut apa yang hambaku sangkakan), dengan demikian jika “sangkaan” manusia yang menjadi barometer proyeksi tentang Allah, secara otomatis manusia sudah menarik konsep Allah pada level “Ana” (Saya). Maka, sebagaimana hadits Qudsy tersebut, sebenarnya manusia sendirilah yang mendisien mau seperti apa Allahnya dalam pikiran dan rasanya, dari disien pribadi tentang Allah inilah yang menentukan cara berpikirnya, disadari atau tidak cara berpikirnya menjadi penentu cara pandang, dan dari cara pandang perjalanan hidupnya ditentukan. Laa ilaha Illa Ana, bisa jadi kalimat tauhid ini, menjelaskan bahwa “Ana” (saya) inilah yang menjadi lokus kesadaran, dengan kesadaran yang bermuara pada “diri”, akhirnya manusia tidak lagi menyalahkan Allah dan juga manusia lain, jika mengalami sebuah kejadian yang tidak menguntungkan dirinya, karena semua kejadian yang terjadi berasal dari vibrasi energi pikiran dan perasaannya. Inilah, kemudian kita menamakan “kesadaran diri’, sebuah kesadaran yang berada di kedalaman diri masing-masing individu, yakni “jati diri”. Orang yang menemukan dan mengetahui jati dirinya, maka ia akan menemukan dan mengetahui Allah, sebagaimana ungkapan “man ‘arafa nafsahu, faqod ‘arafa rabbahu” (Barang siapa mengetahui jati dirinya, maka ia telah mengetahui Rabb-nya). Setelah individu mengetahui jati dirinya (Laa Ilaha Illa Ana), titik baliknya akan lebih selaras dengan “Anta” (Laa Ilaha Illa Anta), sebagaimana Anta kata ganti dari entitas yang berada di depan kita, yang dekat dan terlibat langsung, nyata sifatnya secara fisik, Anta ini berkaitan dengan entitas tanpak yang ada di alam semesta. Dilanjutkan pada kata “Huwa” (Laa Ilaha Illa Huwa), sebuah kata ganti ketiga tunggal, kata Huwa adalah analog dari penjelasan tentang keberadaan entitas yang tidak tanpak secara fisik. Dengan demikian, orang yang mengetahui ke-saya-annya cendrung selaras dengan yang tampak maupun yang tidak tampak, jika sudah selaras sedemikian rupa, maka orang tersebut dapat ditegaskan selaras dengan kesadaran ilahi, diri yang utuh secara universal, keterhubungan, meliputi dan menyeluruh, semua dalam Allah dan Allah dalam semua, Laa Ilaha Illa Allah. Inilah menurut saya, makna dari Man ‘arafa nafsahu, faqot ‘arafa rabbahu. Dari hasil kajian ini, saya beranggapan kenapa Ulama terdahulu mengedepankan ajaran “Tauhid” sebagai pengetahuan pertama yang harus dipelajari, karena dari ajaran tauhid sebagaimana penjelasan dari kalimat- kalimat tauhid versi saya di atas, mungkin saja dengan menarik Allah pada level “Ana” (saya), akan berakibat positif pada kepribadian semua manusia sebagai khalifah di Bumi, yang akan memberikan kedamaian di Bumi, serta berakibat pula pada terwujudnya keseimbangan alam semesta. Allahu a’lam bi al-shawaab.

Jumat, 01 Juli 2016

.:: BERHENTILAH BELAJAR ::.

Arif RH, Saya sejak dulu, belajar ke banyak sekali sahabat, belajar ke banyak guru ... Baik secara live maupun secara jarak jauh ... Secara formal, maupun informal... Saya juga membaca banyak sekali buku ... Semakin banyak ikut pelatihan, kok yang saya rasakan, saya semakin bingung ... Semakin banyak baca buku, tambah confuse ... Karena konsep antar buku dan antar guru, kadang tidak sama, bahkan saling bertentangan ... Pertanyaan di kepala saya adalah, mana cara yang benar dari semuanya itu? ...Kata guru anu, caranya begini ... Kata guru itu, cara anu salah, yang bener begini ... Pusing abisss saya ... Akhirnya, saya berfocus mengamati diri saya sendiri, mengamati pola-pola kehidupan saya sendiri ... Lalu saya simpulkan ... Saya buat "manual book", tentang diri saya sendiri ... Dan hasilnya jauh lebih baik ... Lebih pas dan lebih aplikatif ... Tidak puyeng lagi ... Prakteknya lebih enak ...Lalu kekeliruannya dimana? ... Kekeliruannya adalah, kadang, semakin banyak belajar ke orang lain, membuat kita tidak belajar "ke dalam" ... Kita malah semakin ingin menjadi orang lain, pakai konsep-konsep orang lain ... Akhirnya, kita terasing dari rahasia diri kita sendiri ... Kita tercampakkan menjauh, dari guru sejati kita sendiri ... Kita tidak jeli, mengamati pola-pola yang kita alami dalam hidup...Itulah sebabnya, sekarang saya lebih berkiblat bahwa, tidak ada cara yang salah ... Tapi cara yang efektif menurut guru anda, belom tentu efektif buat anda ... So, ambil yang pas-pas saja dengan diri anda... Jangan dicampur aduk, karena belom tentu pas ... Belajarlah ke sebanyak mungkin orang, tapi dalam rangka untuk melihat ke dalam ... Berpetualanglahsejauh mungkin ke luar, untuk menemukan jalan menujuke dalam ...Beberapa tahun lalu, salah seorang sahabat saya berkata, "berhentilah belajar" ... Itu lama saya paham kalimat itu ... Akhirnya saya baru mengerti, ohhh maksudnya itu, jangan sampai terus belajar ke luar diri, tapi semakin tidak mengenali diri sendiri ... Setiap manusia itu unik dan otentik ... Tidak semua nasehat, pas buat anda ... Tidak semua postingan di fb, cocok buat anda ... Tapi apa yang tidak cocok buatanda, bukan berarti salah ... Benar, tapi tidak compatible dengan diri anda ...Anda boleh tidak percaya, dengan tulisan saya ini ... So, buktikan sendiri ... Selama anda tidak aware dan tidak mengamati diri anda sendiri ... Selama anda tidak menyadari, bahwa guru sebenarnya adalah ada dalam pola pengalaman anda sendiri ... Selama anda memaksakan menggunakan cara-cara orang lain ... Maka, semakin banyak anda belajar ke orang lain, semakin pusing anda dalam hidup ...Cailah guru, yang mengajak anda untuk mengamati diridan kehidupan anda sendiri ... Carilah guru, yang berani meletakkan ego merasa dia paling benar, dan dia rela berperan hanya sebatas sebagai cermin, agar anda melihat ke dalam diri anda sendiri ...Kitab rahasia tertua yang dituliskan Tuhan, bahkan sebelum anda bisa membaca ... Adalah kitab bernama,AL SELF, alias, DIRI ANDA SENDIRI ... BACALAH !! ..._/|\_

.:: OJO DUMEH ::.

Arif Rh

Setiap kali kau mulai sombong dengan ilmumu ... Ingatlah, bahwa di luar sana, buanyak sekali orang, yang babar blass, gak ngerti, gak belajar ilmu yang kau miliki ...Dan nyatanya, mereka jauh lebih sehat, lebih kayaraya, lebih sukses, lebih spiritual dan lebih bahagia daripada dirimu ..._/|\_

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...