Kamis, 21 Januari 2016

..::TELOR MATA SAPI & PELECEHAN AGAMA::..

Dini hari pukul 3 aku dibangunkan oleh tawaku sendiri
karena mimpi lucu yang kutonton.
Ada orang India memesan makanan di restoran
Indonesia, lalu ia bertanya tentang telor yang
dihidangkan.
Pelayan menjawab itu telor mata sapi.
Dengan nada tinggi ia memaki-maki sang pelayan, ia
merasa tidak dihormati, agamanya dilecehkan.
Walaupun pelayan tersebut sudah menjelaskan bahwa itu
hanya namanya saja sementara kandungannya adalah
100% telur ayam, tetap aja dia marah.
Bayangan saya melayang beberapa tahun lalu ketika
mengajak beberapa orang sahabat ke resto vegetarian.
Salah seseorang tidak mau menyentuh makanan yang
bernama siobak.
Walaupun nama siobak identik dengan masakan yang
berdaging babi namun masakan yang terhidang di
depannya terbuat dari jamur dan kedelai.
Yang lain sudah berulang kali menjelaskan bahwa semua
makanan di resto vegetarian selalu halal, karena tidak
mengandung bahan yg berasal dari hewan apapun, dan
semua nama itu hanya untuk memudahkan mereka
mengasosiasi dengan makanan non vegetarian yang
popular disekitar.
Ia tetap mendebat dan tidak menyentuhnya.
Babinya tidak pernah ada, mata sapinya entah dimana,
namun kemarahan dan perdebatan sudah mengudara
Kita mau tidak mau harus mengakui bahwa dalam
keseharian hidup kita lebih banyak terfokus pada
pantulan luar dibanding padatnya isi di dalam.
Kita meributkan nama dan simbol dan menelantarkan
esensi dan inti.
Perhatikan diskusi-diskusi yang kita lakukan, apakah
masih bergelut pada perbedaan atau sudah menggali dan
berjumpa persamaan.
Jangankan agama yang jumlahnya hanya beberapa ratus,
perbedaan bentuk mata manusia mungkin sebanyak
jumlah penduduk bumi ini, namun bila kita mau melihat
lebih dalam, kita akan menemukan struktur yang sama
satu dengan lainnya.
Cara menyembah bisa berbeda, bagaimana berucap dalam
doa bisa berlainan, namun semua itu tak sepenting hati
yang berserah.
Seperti di India Tuhan di sebut dengan Ribuan Nama, di
Arab dengan 99 Nama, berapapun jumlahnya, sekeras
apapun kita memanggilnya, Ia yang esa hanya bersemi
dalam keheningan sempurna. #Gobind V
salam plur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...