Gobind Vashdev, Sungguh tidak banyak orang tahu dengan pasti mengapa ia meluapkan kemarahannya, itu bisa karena sebuah program yang telah tertanam, adanya luka/trauma atau sebab lainnya.Ada begitu banyak kompleksitas di dalamnya, namun selalu ada satu kata yang melekat dalam setiap kemarahan atau kesedihan, kata itu adalah 'kemelekatan'kita melekat pada konsep benar dan salah, kita melekat pada luka yang ada, kita melekat pada masa lalu, kita melekat pada situasi yang kita inginkan. padahal kita mengetahui perubahan selalu dan selalu terjadi.Disisi lain begitu banyak yang mewajarkan 'marah' , 'ya memang seharusnya begitulah kehidupan ini." seperti itulah yang sering saya dengar.Marah seolah-olah menjadi aksi untuk menghalau orang dari perbuatan tidak benar, tidak sepaham, atau tidak menyenangkan.Tapi kita perlu mengerti bahwa marah itu bukan aksi melainkan re-Aksi. (mengulang aksi).aksi adalah sebuah tindakan yang dituntun kesadaran,sementara kalau kita marah, artinya kita terbajak oleh emosi."Apakah salah kalau saya marah kalau ada orang yang jelas-jelas salah?, jadi dibiarin saja begitu?"Biasanya saya mendapat pertanyaan seperti itu, dan tak jarang pertanyaan itu dilakukan secara reaktif.Pertama kita perlu menyadari bahwa yang namanya benar salah, baik buruk adalah sebuah kesepakatan.Kalau Anda tidak sepakat dengan pernyataan diatas ini, saya tidak apa-apa, tidak merasa sedih/marah pada Anda, saya tidak akan memaksa Anda untuk sepakat, saya akan sepakat pada ketidaksepakatan ini.ke2: kita perlu beranjak dari benar dan salah menjadi konsekwensi , tidak ada salah bila Anda marah, namun kita perlu menyadari bahwa setiap kemarahan mempunyai konsekwensi pada diri ini.Manusia itu aneh, bahasa halusnya adalah manusia itu menarik, tidak ingin rugi satu kali, pinginnya berkali-kali.Masa karena seseorang melanggar kesepakatan kita menghukum diri kita sendiri dengan meningkatkan tekanan darah, mendebarkan jantung, mengeluarkan beberapa hormon yang menekan imunitas, mempercepat gelombang otak menjadi stress dan banyak kerugian lagi lainnya."kamu harus nurut pada peraturan, kalau kamu tidak nurut maka saya akan menghukum diri saya" bukankanini adalah sesuatu yang aneh yang dipraktekkan banyak orang, dan orang yang mempraktekan mengatakan ini adalah sesuatu yang wajar.saya tidak mengatakan kita hanya diam saja dan melihat mereka yang melanggar kesepakatan, lakukan sesuatu, bicaralah, atau berikan petunjuk, namun lakukan semua itu dengan pikiran yang terang dan hatiyang tenang.Dan yang ke3: ini penting banget untuk disadari, bahwa tidak ada kemarahan yang disebabkan oleh hal luar, semua berawal dan berasal dari dalam.Carl Jung pernah mengatakan : Your vision will becomeclear only when you can look into your own heart. Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes.saya membagi tulisan ini menjadi dua dengan menyisakan pertanyaan pada akhir dari bagian satu.saya berharap para sahabat mempunyai waktu untuk bertanya dan merenung pada diri sendiri.Dengan bertanya pada diri sendirilah kita menggali ke dalam, semakin sering kita menggali semakin teranglah kita melihat ke dalam diri.Bila kita mengerti bahwa semua masalah berasal dari dalam maka kita akan bertanggung jawab pada semuaemosi yang terlontar keluar.Mereka yang sadar akan tanggung jawab ini, tidak mungkin lagi menyalahkan pihak lain atas kemarahan atau kesedihan di dalam. mereka akan terus menerus menyibukan diri dengan memeluk emosi tersebut hinggacair.Ketika lumpur pikiran sudah mengendap dan pandangan kita sudah lebih terang, kita akan menyadari bahwa tidak banyak yang perlu kita lakukan.Terdapat hukum yang berjalan sepanjang waktu di alam semesta ini.Ini mengingatkan saya pada moment mengikuti retreatmeditasi yang dibimbing Guru Gede Prama untuk pertama kalinya.di awal perjumpaan Biksu yang menjaga Vihara membacakan aturan-aturan bermeditasi, antara lain tidak makan setelah lewat siang hari, tidak berbicara,tidak bersadar sewaktu bermeditasi dan lain sebagainya.Pada hari ke 3 atau 4, rupanya Guru mendapat laporan entah dari siapa tentang prilaku para murid yang berbicara, bersandar dan lainnya.Menanggapi hal tersebut Guru Gede Prama hanya menyampaikan hal yang selalu saya ingat yang kurang lebih seperti ini."saya tidak perlu menambahkan hukuman atau apa-apa lagi, hukumNya sudah sempurna, mereka yang rajin akan mendapatkan hasil dari usahanya yang rajin itu, begitu juga sebaliknya,"kalimat ini menampar saya dengan keras, saya menganggap diri saya percaya pada Tuhan yang mengatur alam semesta beserta isinya dengan seadil-adilnya,namun dalam keseharian otak ini terus membandingkan, hati ini sering merasa diperlakukan tidak adil dan banyak emosi lainnya yang menunjukkanbahwa sebenarnya saya ini hanya percaya pada adanya Pencipta tapi tidak percaya pada hukum-hukumNYA.Meditasi yang dibimbing Beliau ini adalah meditasi tergampang sekaligus tersulit. Gampang karena boleh ngapa-ngapain saja tanpa ada yang menegur, namun sebaliknya karena kontrolnya ada di dalam diri, bukandikondisikan, maka kita perlu untuk selalu sadar, elinglan waspodo juga tidak membandingkan diri dengan sahabat lain yang berbicara dan bersandar.Seperti sewaktu kita kecil ada banyak peraturan yang diberikan oleh guru dan orangtua kita, untuk membereskan makanan dan mainan yang tercecer, belajar dan mengerjakan PR, mengucap salam, menggosok gigi, mencuci tangan dan ratusan lainnya, namun semakin bertumbuhnya diri, semakin sedikit aturan secara verbal terucap, kita semakin sadar apapun yang kita lakukan mempunyai konsekwensi pada diri ini.Kita semua adalah anak yang sedang bertumbuh dengan segala pernak pernik masalah yang mengangkat dan menjatuhkan, membekukan serta melarutkan, tapi semuanya itu diperlukan untuk menjadikan kita sebagai manusia dewasa yang selalu sadar akan konsekwensi yang terjadi, bukan hanya yang diluar melainkan yang utama yaitu yang ada di dalam._/|\_
Ini adalah Blog Pribadi Segala resiko menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Semoga Semua Mahluk Berbahagia Rahayu!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Simulacra & Perversion
Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...
-
Muhammad Nurul Banan, KARAKTER ORANG LAIN SEBAGAI SUMBER KEREZEKIAN Beberapa bulan lalu saya menaikan daya listrik rumah saya, menjadi 38...
-
Danz Suchamda, MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar