Rabu, 22 Juni 2016

.:: KALAU PUNYA MASALAH, BANTULAH ORANG LAIN ::.

Gobind Vashdev KALAU PUNYA MASALAH, BANTULAH ORANG LAIN Entah mengapa sebuah kalimat yang saya dengar di radio sewaktu saya masih di SD atau SMP masih menggumpal dikepala ini, kurang labih begini "menurut seorang psikolog, jika kita punya masalah, cobalah membantu sahabat atau orang lain yang sedarng dirunding masalah", kemudian lanjut penyiar itu "Bila kita mau menyempatkan menolong orang lain maka biasanya kita akan menemukan jalan keluar dari masalah diri ini" Sejak saat itu, diri yang merasa penuh dengan masalah ini, 'mencari' orang yang bermasalah dan mencoba untuk melakukan sesuatu, dan memang berkali-kali saya menemukan solusi atau paling tidak sebuah kelegaan. Ini memang terlihat paradoks, dulu saya berpikirnya keluar, yang kurang lebih seperti ini, "masa ketika kepala sakit-sakitnya malah mijitin orang lain",atau "masa kantong lagi kering-keringnya malah minjemin uang" namun semakin kita masuk lebih dalam menjelajah bathin, kita akan melihat fenomena keterbalikan ini. Pada etos Ramayana, inilah yang dilakukan Rama dalam perjalanannya ke Alengka mencari Shinta, belahan jiwanya yang diculik Rahwana. Rama membantu Sugriwa untuk mendapatkan istrinya yang diambil paksa oleh kakak kembarnya Subali. Prinsip paradoks inilah yang membawa saya melakukan olahraga/ yoga selagi perut di puncak keroncongan menjelang maghrib selama bulan Ramadhan ini. perlu diingat, olaraga atau Yoga di sini bukan dimaksudkan untuk mengalihkan rasa lapar, sebaliknya saya merasakan dan mendengarkan lambung yang berteriak minta makan serta tenggorokan yang minta air. inilah rahasianya, kita perlu mendekap sampai rasa yang sebelumnya tidak nyaman, yang hadir karena penolakan kita, menjadi teman yang tidak menggangu. Kita masih tetap merasakan lapar dan haus namun semuanya itu tidak membuat kita menderita. sama halnya dengan semua kekacauan pikiran atau bathin kita, duduklah dengan kekacauan itu, duduk dan selami dan dengan sabar sadari semuanya itu, bahkan kita tidak perlu memikirkan solusi, beri kepercayaan pada kesadaran bukan logika untuk memimpin dirimu. Kalimat Khalil Gibran "Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan"perlu ditambahkan sebuah syarat, syarat itu adalah kita perlu merawat goresan yang ada, bukan membiarkan, mengalihkan atau tidak dirasakan, sebaliknya kita perlu merasakan bahkan merayakan kehancuran hati seperti yang ditulis oleh Chin Ning Chu di bawah ini. Berbahagialah dan rayakan setiap kali hati anda hancur. Hanya saat hati anda hancur, cahaya depat masuk. Baru setelah anda merasakan dukanya penderitaan anda dapat tahu bagaimana orang lain menderita. Inilah tempat anda memahami empati. Inilah saatnya orang lain dapat melihat ke dalam mata anda, jendela jiwa dan melihat bentuk, kearifan, rasa kasih dan pemurnian kembali. Setelah merasakan kehancuran hati, anda akan menjadi lebih cantik dan menarik bagi dunia. _/|\_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...