Selasa, 21 Februari 2017

LIHAT, SELIDIKILAH !

Danz Suchamda
PONDASI REALITAS YANG MERUPAKAN AKAR DARI
SEGALA KETIDAKPUASAN HIDUP

"misi saya adalah untuk menjadikan
masyarakat dapat ber-SWASEMBADA menyelesaikan
persoalannya sendiri tanpa harus bergantung pada
pihak lain.
Oleh karena itu, akar persoalan dari
SEGALA persoalan harus dipahami. Dan kali ini topik
kita adalah tentang itu.
Segala macam sumber persoalan yang dihadapi
adalah berpusat pada keinginan ego yang tidak
terpenuhi maka muncul ketidakpuasan , yang pada
lanjutnya memunculkan tindakan-tindakan yang
diakari oleh keserakahan , kebencian / kemarahan,
ataupun kedunguan (kegelapan batin / pandangan
salah)...yang pada akhirnya berujung pada
penderitaan. Itulah rumusan singkatnya.
Realitasnya adalah masih banyak anak bangsa ini yang
begitu bangga dengan kebodohannya...
Tidak mampu berpikir benar, tertib, sistematis.
Tidak memiliki sportifitas dan semangat keadilan untuk mengecek segala sesuatu dari berbagai sumber.
Tidak memiliki ketenangan dan kejernihan untuk
menunda kesimpulan yangg "melompat" / terlalu cepat.
Tidak mampu membedakan mana fakta dan mana
opini.
Semata-mata cuman didorong perasaan / sentimen /
emosi sesaat saja. Padahal hal demikian itu adalah
akarnya dosa. Di dunia ini sebenarnya tidak ada orang
jahat. Semua pada dasarnya niat baik atau demi
kebenaran, tapi karena KEBODOHAN lah maka tanpa
disadari melakukan kejahatan. Setelah kena batunya
atau dihukum baru sadar. Tapi telat, dosa sudah
digores.
Bagaimana negeri bisa makmur dan kuat kalau
rakyatnya diprogram agar tidak cinta bangsa tidak
cinta negeri. Pantas saja korupsi merajalela. Aset-
kekayaan negeri dijualin ke asing dengan komisi
masuk kantong sendiri. Rakyat dibikin semakin bodoh
dengan "pendidikan" salah kaprah alias cuci otak
dengan informasi yg keliru. Pantas ijazah lulusan
Indonesia tidak laku di luar wilayahnya. Lha wong
pengetahuan dasar-dasar saja banyak yang
dikelirumologikan!
Ibarat team kesebelasan bola mengambil pelatih dari team lawan. Akibatnya membuat goal ke gawang sendiri malah bangga dan sorak sorai.
Hadehhh!
Oleh karena itu, agar kalian bisa BERDIKARI dan ber-SWASEMBADA mengatasi persoalan kalian sendiri, maka sudah selayaknyalah MENGETAHUI kenyataan itu : bahwa sepanjang hidup ini manusia hanyalah mengejar cara mencapai pemuasan terhadap ketidak-puasannya. Sederhana, kan?
Mengapa saya menganjurkan BERDIKARI untuk dapat mengatasi problema yang sumber asal muasalnya dari dalam batin sendiri itu?
Tiada lain tiada bukan adalah karena tiap-tiap orang memiliki problema batinnya masing-masing, their own unsatisfactions and sufferings. Maka menggantungkan hidup pada orang lain untuk memecahkan masalah anda, sama saja anda mengimpor problemanya menjadi problem anda.
Maka jangan heran bila pada jangka panjangnya
selalu kusut.
Sebelum masuk ke bagaimana cara mengatasinya,
maka tentu kalian harus tahu terlebih dahulu sumber-sumber dari ketidakpuasan itu. Mengapa dan bagaimana mekanisme dari ego sehingga
memunculkan ketidakpuasan itu. Dan karena hal ini adalah UNIK untuk tiap orang, maka masing-masing harus mampu MENGAMATI dan MENYELIDIKINYA secara LANGSUNG pada kedalaman batin masing-masing.
Keterkondisian dari latarbelakang, kultur
budaya, tradisi, norma, kebiasaan, pendidikan formal maupun informal,...membentuk set kepribadian dan cara mendunia anda yang unik untuk masing-masing pribadinya...
Jadi, setelah tahu apa itu ketidakpuasan dan sumber-sumber dari ketidakpuasan, maka barulah anda seharusnya menanyakan dan mencari jawaban hakiki :

"Adakah jalan keluar dari semua itu?

Jawaban sederhanya adalah : ADA.
Tetapi tentu menjawab secara singkat begini tidak
memberikan suatu kedalaman pengertian yang akan bermanfaat untuk aplikasi praktisnya. Oleh karena itu, perlu dibahas dalam topik tersendiri, atau bisa juga dengan mempelajari dari tulisan-tulisan yang ada sebelum ini sebetulnya sudah tersirat. Dan cara mengatasinya pun sebetulnya sudah dituliskan, hanya saja semuanya tidak dirangkum dalam satu judul.
Oleh karena itulah, maka segala hal-ihwal yang pernah saya jabarkan dirumuskan dalam topik kali ini, yaitu :
1. Kenyataan adanya ketidakpuasan
2. Sumber-sumber dan mekanisme ketidakpuasan
3. Kenyataan adanya suatu tataran absolut dimana
keluar dari lingkaran ketidakpuasan itu.
4. Caranya / Jalan menuju pembebasan dari belitan
ketidakpuasan hidup.
Rumusan di atas dapat diaplikasikan pada hampir
setiap persoalan yang ada di dunia ini. Misalnya :
1. Kenyataan adanya kemiskinan
2. Sumber-sumber dan mekanisme kemiskinan
3. Kenyataan adanya tataran kemakmuran
4. Jalan menuju kemakmuran
atau,...
1. Kenyataan adanya kebencian
2. Sumber-sumber dan mekanisme mengapa
membenci atau dibenci
3. Kenyataan adanya dicintai dan mencintai
4. Jalan menumbuhkan rasa cinta.
dst dst...silakan gunakan template ini untuk
membedah 'glondongan' persoalan sehingga dapat
dicari jalan keluarnya.
Merajang brambang merah itu memang pedas
menyebabkan keluar air mata tapi menjadikan
masakan kehidupan anda jadi sedap. Dan kalau anda
kupas lapisan-lapisan dari brambang merah itu, maka
tidak akan menemukan intinya. Alias kekosongan atau
emptiness. Kalau anda telusuri, maka problem
kehidupan selalu melingkar bagai kulit bawang sulit
ditemukan ujung pangkalnya...pun berlapis-lapis. Satu
lingkaran penuh anda mengejar solusi hingga kembali
ke titik awal...tidak menemukan jalan keluarnya.
Ternyata ada lapisan persoalan di orde yg lebih tinggi,
dst. Meskipun demikian, permintaan akan brambang
merah terus meningkat seiring dengan semakin
banyaknya restoran yang muncul. Manusia memang
mahluk yang suka menciptakan problemanya sendiri
(self-inflicted suffering). Karena ketagihan, maka
sekalipun pedas dan harga brambang naik, orang
tetap tidak dapat meninggalkannya...walau marah2
pusing sendiri...hehe
Marsudi Utomo : Siap Ki, Wani Urip Kanti Kekuatane
Awake Dewe, Semoga semua makhluk berbahagia,
Rahayu, Waras
Danz Suchamda : Kebanyakan orang menjadi
menderita atau sumber penderitaan bagi orang lain
dikarenakan mengagem mental-korban (Victim
Mentality)...yg mana pada dasarnya adalah ego yang
menjalankan taktik defensive-aggresive (memelas
untuk menyerang). Yg pada aplikasinya berwujud
selalu menyalahkan pihak lain atas ketidakpuasan /
penderitaan yg dialaminya (tanpa mau bercermin diri,
karena bercermin itu menyakitkan ego). Dan itu
akibatnya fatal bagi dirinya sendiri, karena
menciptakan / mengabulkan doanya sendiri (self-
inflicted suffering / self-fulfilling prophecy). Ingat!
yang disebut doa itu bukan semata dalam sikap ritual
tertentu, tetapi APA YANG KAMU ULANG-ULANG
SECARA OBSESIF DALAM PIKIRANMU, itulah yang
menjadi doamu. Anda percaya sebagai pihak yang
selalu menderita dan jadi korban, ya terjadilah! Anda
meyakini sebagai orang kecil ya terjadilah terciptalah
sebagai manusia yang kerdil jiwa! Apa yang kamu
peram dalam hati yang kamu dapatkan. Jadi , bila
hidup dengan pandangan salah, maka jangan heran
bila hidup merana masalah datang silih berganti tiada
habis.
Sudah terlalu sering kita menemukan kejadian dimana
hendak ditolong malah menggigit. Istilah Jawanya :
ditulung menthung (ditolong malah mementung).
Bahkan tidak hanya mementung saja, tapi mementung
sambil teriak dizholimi.
Memang susah keluar dari belitan delusi mental-habit
(kebiasaan mental) itu. Makanya persoalan perlu
dirajang (diiris-iris tipis) sehingga kalian dapat melihat
isinya...walau harus kepedasan mengeluarkan air
mata..hehe.
Tapi percayalah, bila anda manut untuk menyelidiki
dan menguji sendiri segala sesuatunya ini, maka ada
harapan sembuh. Tapi sekali lagi saya ingatkan : ini
bukan persoalan enak-enakan (spiritual-trippings
which is false).

Rahayu!

NOTE : Yang perlu di sadari, "menyelesaikan masalah sendiri
dengan keputusan sendiri itu sangat baik asal tau
dasar pemikiran yg benar, laku/cara yg benar, dan
pemetaan/pengumpulan data yg benar.... tanpa itu
semua jadinya akan sak karep karepe dewe...
menuhankan pribadi itu sangat berbeda jauh dengan
mengenal sifat sifat ketuhanan yg bersifat pribadi...
Ketika dasar berpikirnya kacau bisa dipastikan
prilakunya akan kacau serta data yg diperoleh didapat
dari pengawuran...
semoga semuanya terhindar dari dasar pemikiranan
kacau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...