Minggu, 20 November 2016

PENGHENTIAN PEMBERIAN KADANG ITU WUJUD PEMBERIAN, DAN SEBALIKNYA

Muhammad Nurul Banan, PENGHENTIAN PEMBERIAN KADANG ITU WUJUD PEMBERIAN, DAN SEBALIKNYA Apa sih yang menjadikan issu Q.S. Al-Māidah : 51 menjadi tranding berita, menjadi issu sensitif yang berhasil mengubah berbagai realitas, ada yang tadinya akur jadi bertengkar, ada yang tadinya adu pantat jadi berangkulan, ada yang tadinya tidak berduit jadi berduit karena bisa mengambil keuntungan dari issu ini, ada yang untung dari dagang, dari demonstrasi, dari media, dll., tetapi ada yang sebaliknya, ada yang tadinya berlimpah jadi bangkrut. Dan mungkin ada yang tadinya dijatah surga oleh Tuhan jadi dapatkan jatah neraka, dan ada pula yang tadinya dapat jatah neraka jadi dapat jatah surga. Suhu politik nasional memanas, sistem ekonomi ketar-ketir apalagi setelah dibumbui issu rush money 2511, sistem pertahanan keamanan juga ikut babak-belur. Sedemikian senternya issu ini, banyak realitas yang berubah drastis. Apa sih yang memicu itu semua terjadi? Yang memicu adalah "rasa" Anda. Ketika video tersebut diunggah oleh Buni Yani dan seketika menjadi viral, jutaan perasaan teraduk-aduk. Ada yang marah, ada yang tersinggung, ada biasa-biasa saja, ada yang menyalahkan Ahok, ada yanv membela, ada yang makin suka, ada yang makin muak. Semua rasa-rasa Anda itu terkirim ke jaringan alam semesta, lalu dari rasa Anda tersebut alam semesta bekerja mewujudkan realita. Terjadilah konflik politik, konflik SARA, ketidakstabilan sosial dan ekonomi, dan lain-lain, bahkan kerusuhan juga terjadi. Alam semesta bekerja mengikuti perasaan Anda. Jika rasa Anda damai, realita yang terwujud damai, jika rasa Anda rusuh, realita yang terwujud rusuh. Di dunia binatang tidak ada kisruh apa-apa, tenang seperti biasa, karena rasa hati binatang-binatang tidak mengakses apa yang diakses oleh rasa Anda. Sehingga rasa Anda lah pengeksekusi alam semesta. Karena rasa hati Anda pengeksekusi alam semesta, Tuhan banyak menjanjikan wujud realita hanya dengan bermain hati. Misal rasa syukur jadikan berlimpah rezeki, rasa kufur nikmat jadikan azab, rasa tawakal jadikan rezeki min haitsu lā yahtasib, rasa takwa jadikan semua problem menemukan jalan keluar, rasa dengki jadikan fakir, rasa pelit jadikan miskin, dan sebagainya. Tuhan menjanjikan itu karena memang rasa Anda pemegang reaksi alam semesta. Dua tahun lalu saya bertemu dengan seorang teman yang punya masalah dibuang oleh mertua. Dia menantu miskin, si mertua merasa tidak selevel kerezekiannya dengan si menantu. Dia diusir, untung si istri memilih mengikutinya. Dalam keadaan ngap-ngapan, si menantu membawa istrinya pulang ke rumah orang tuanya. Rumah orang tuanya tentu seperti kandang bebek. Dua bulan kemudian dia pilih mengontrak satu kamar kecil setelah dia diterima menjadi guru honorer sebuah MA. Yang menarik darinya, dia tidak pernah merasa perlakuan mertuanya sebagai suatu penistaan. Dia berpikir terbalik, dia merasa itu jalan kekayaan. Waktu itu saya terus menelusuri jalan pikirannya, ternyata dia memang bermental kaya. Dia berperasaan, "Ketika semua pemberian dihentikan, itu artinya jalan pemberian". Dia mengambil hikmah dari kitab Al-Hikām karya Ibn 'Athāi-llāh, ﺭُﺑَّﻤﺎَ ﺍَﻋْﻄﺎﻙَ ﻓﻤَﻨَﻌﻚَ ﻭَﺭُﺑَّﻤﺎَ ﻣﻨَﻌَﻚَ ﻓﺄَﻋْﻄﺎﻙَ Artinya; "Terkadang Dia memberi kepadamu, (dengan cara) Dia meghentikannya untukmu. Dan terkadang Dia menghentikan untukmu, (dengan cara) Dia memberinya kepadamu." Maksudnya, Tuhan seringkali mewujudkan pemberian dalam bentuk penolakan, dan sebaliknya seringkali Tuhan mewujudkan penolakan dalam bentuk pemberian. Teman saya mengunggah rasa kepada alam semesta, kalau penghentian pemberian simpati dan jalan rezeki dari mertuanya sebagai jalan Tuhan memberikan semuanya kepadanya. Ini mental kaya, di mana seorang yang bermental kaya tidak berpikir bagaimana dia diberi, sebab rasa ingin diberi itu merupakan rasa tidak berpunya. Dia memahami maksud Tuhan, bahwa dengan terhentinya pemberian dari mertua, sementara orang tua kandungnya sendiri cukup sangat kekurangan, dia tidak bisa mengharapkan sesuatu dari siapa-siapa lagi selain kepada dirinya sendiri. Harus sukses, harus sukses, harus sukses, dia didesak motivasi seperti itu. Dimulai ikut teman jualan sayuran di pasar. Sebelum dia berangkat ke sekolah, dia bangun jam 2 malam, menjadi kuli temannya jualan sayuran di pasar, rezekinya terus mengalir. Lama-lama dia jadi pemborong sayuran pada petani, dan kemarin saya bertemu dengannya, dia sudah bisa beli tanah dan mobil Carry terbuka. Loncatan finansial yang hanya ditempuh dalam 2 tahun. Saya sendiri merasa keok dari dia. Dan saya rasa itu dimulai dari rasa kayanya kepada alam semesta, bahwa sekalipun itu "penghentian pemberian", dia bisa menilainya sebagai jalan Tuhan memberikan semuanya kepadanya. Rasa yang Anda kirim ke alam semesta adalah yang akan alam semesta realisasikan. Berbeda dengan kenalan saya yang lain. Suami istri sama-sama guru PNS. Rumah tinggal menempati karena orang tua dari pihak suami maupun dari pihak istri sama-sama mampu. Tetapi karena keduanya mengirim rasa serakah kepada alam semesta, di mana rasa serakah itu adalah rasa "aku kurang, aku kurang, masih banyak yang belum aku miliki," keduanya sekarang terjebak hutang bank sampai milyaran. Keduanya menjadi korban Dimas Kanjeng. Tergiur penggandaan uang, keduanya hutang bank 1 milyar untuk digandakan dengan agunan gaji guru PNS. Pasca tertangkapnya Dimas Kanjeng, keduanya baru kelepek-kelepek. Tuhan memberi jalan pemberian kepada keduanya, ternyata sebagai cara Tuhan menghentikan pemberian-Nya. Dan itu semua dimulai dari rasa hati Anda. Karena itu pentingnya mengambil hikmah kehidupan. Karena dengan mengambil hikmah, rasa yang kita unggah kepada alam semesta akan menjadi informasi keberlimpahan, bukan informasi kenistaan, sebab alam semesta mewujudkan realita dari rasa hati kita.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...