Senin, 28 November 2016

MEDITASI

Danz Suchamda,

MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK

       Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus menerus dalam setiap aktivitas kehidupan. Jadi, yang disebut meditasi bukan sekedar persoalan teknik, entah itu teknik meditasi duduk ataupun berjalan. Kita sebut meditasi dalam pengertian sebuah teknik ini sebagai "Sitting Session" (Sesi Duduk). Dan meditasi di dalam kehidupan sehari-hari ini kita istilahkan sebagai "Post-Meditation" (Setelah-meditasi). Sementara itu, untuk mengembangkan sikap dan gaya hidup yang kondusif dengan kesadaran, maka kita perlu memahami beberapa pengertian Dharma. Caranya antara lain dengan mengembangkan pengertian, aspirasi dan juga motivasi. Hal-hal ini kita sebut dengan "Preliminary Training" (Pelatihan Awal).

SITTING SESSION
Teknik meditasi secara khusus pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Meditasi Samatha (Placement Meditation / Single-pointed Meditation)
2. Meditasi Pandangan Terang (Meditasi Pengenalan Diri / Insight Meditation / Clear Seeing Meditation / Vipassana. Istilah dari Ki Ageng Suryomentaram : Nyawang Karep. Kejawen : Sholat Do'im).
Inti dari teknik pengembangan Kesadaran itu terdapat pada Meditasi Pandangan Terang (Insight Meditation). Tetapi karena batin sifatnya juga seperti otot, yaitu kekuatan otot kita dapat ditingkatkan melalui penggemblengan / training latihan otot, maka untuk menguatkan aspek-aspek batin seseorang biasanya mendahuluinya dengan melatih Meditasi Samatha.

MEDITASI SAMATHA
Pada intinya disini adalah untuk mengembangkan relaksasi dan fokus perhatian / kemampuan berkonsentrasi / fokus pada satu hal dalam suatu saat. Obyek meditasinya hanya satu dan bersifat tetap (terus menerus sampai akhir sitting session). Ada berbagai macam teknik Meditasi Samatha.

Dalam tradisi Shravakayana dapat dikenal 40 macam Meditasi Samatha. Belum lagi teknik2 dalam Mahayana dan Vajrayana, plus variasi dalam tiap2 sektenya. Plus bila anda ingin meninjau teknik2 meditasi Hindu berdasar Veda, Advaita Vedanta, Yoga dan Tantra, apalagi bila kita menggali dari metode2 tradisional yang ada pada Nusantara / jawa, maka akan jadi bervolume-volume buku. Terlalu njelimet kalau diterangkan semuanya disini, karena tujuan tulisan ini bukan untuk membedah secara detail, tapi untuk memberikan kata pengantar saja. Cukup basic2nya dulu saja, sementara bila sudah mahir, maka jenis2 meditasi yg lain dapat dicoba dan akan dengan cepat membuahkan experience (pengalaman) karena batin sudah lebih tergembleng (dasarnya sudah terbentuk).
Di antara sekian banyak teknik meditasi yang berbasiskan Samatha maka saya referensikan satu teknik saja yang paling umum dan paling aman untuk dapat dilatih sendiri di rumah masing-masing, yaitu :

- Meditasi Perhatian pada Nafas (Anapanasati).
Caranya mudah :
Duduk bersila (bebas). Yang penting punggung tegak dan rileks tidak bergerak. Pejamkan mata. Arahkan perhatian pada bagian antara bibir atas dan lubang hidung. Disitu perhatikan aliran keluar masuknya nafas. Sadari sensasi setiap nafas yang keluar dan masuk. Fokus perhatian disitu selama mungkin, sesuai kemampuan. Tetapi standar pelatihan Meditasi Samatha adalah 2 jam per sitting session.

MEDITASI PANDANGAN TERANG (Insight Meditation / SHALAT DO'IM / Nyawang Karep )

       Intinya adalah untuk mengembangkan perhatian (mindfulness; sati). Perhatian yang penuh dan intens akan mengembangkan Kesadaran (Awareness). Tahap pelatihan pengembangan kesadaran ini secara tradisional meliputi 5 aspek konstruk diri :
- Badan/ fisik (rupa),
- Pikiran (manas),
- Perasaan (vedana),
- Persepsi (sanna) dan,
- Matan-Kesadaran (consciousness; chitta).

        Meditasi Pandangan Terang ini adalah mengamati-menyadari secara pasif obyek kesadaran yang muncul. Disini obyek meditasinya tidak tentu tetapi berubah-ubah mengikuti apa yang muncul dalam ruang kesadaran kita, disebut Momentary-concentration (khanika samadhi). Dan disitulah kita secara perhatian penuh menyadari / mencatatnya di dalam batin. Hal ini dilakukan secara bertahap pada fisik, pikiran, perasaan, persepsi, dan pada akhirnya pada fenomena dharma. Satu persatu pada aspek diri tersebut sampai mencapai suatu titik kemampanan / penguasaan keahlian yang tertentu, yaitu sampai anda mengenali sifat-sifat dari batin itu sendiri.

Inti dari teknik meditasi ini adalah : mengamati / menyadari secara PASIF tanpa berusaha mengubah, mengikuti, memikirkan, menerima, atau menolak apa yang muncul di dalam ruang batin. Cukup catat di dalam batin.
Misalkan mendengar suara, catat dalam batin "mendengar...mendengar....mendengar..."; apabila muncul suatu gerak keinginan di dalam batin , catat "ingin..ingin..ingin.."; walau bila kemudian hilang rasa keinginan itu dan tidak ada apa-apa...maka alihkan perhatikan ke naik-turunnya perut mengikuti nafas; itu pun biasanya tidak lama (kecuali anda tersedot ke meditasi Samatha), ...sejenak kemudian kalau muncul emosi apa pun (misal : marah) catat "perasaan...per asaan...perasaan...", demikian juga pada waktu merasa takut, catat secara sama karena kategorinya sama "perasaan...perasaan..perasaan.." dst. Jadi, yang dicatat adalah bukan nama partikular fenomenanya, tetapi KATEGORI fenomenanya. Seringkali bagi pemula sering terhanyut dengan obyek yang muncul dalam ruang kesadarannya. Alih-alih menyadarinya secara pasif jadi turut mengikuti atau menganalisanya, ini namanya melamun. Pada saat melamun tidak sadar melamun, tetapi bila muncul detik2 kesadaran, maka segera tarik kembali perhatian ke posisi semula TANPA menghakimi, merasa kesal atau merasa "kok saya gagal terus". Semua itu adalah pikiran-pikiran yang cukup dicatat saja, "mikir...mikir...mikir..", dst dst.

Demikian pula, semakin intens berlatih dan batin anda menjadi peka, maka kadang-kadang muncul berbagai macam variasi fenomena diluar kebiasaan. Tidak usah takut. Tidak ada apa-apa, semua hanya proyeksi pikiran sendiri. Semisal muncul suatu "kehadiran" di samping anda yg membuat anda takut, cukup catat "merasa...merasa...merasa...." Disini diuji kemampuan anda untuk gentur dalam konsentrasi-bergerak (momentary concentration / khanika samadhi). Tapi bila anda tidak kuat, ya buka mata saja... biasanya tidak ada apa-apa. Biasanya... hehe

Latihan MPT ini dapat dilakukan pada sesi duduk, sembari berjalan atau kalau sudah mahir dalam aktivitas sehari-hari. Tapi untuk pemula, saya sarankan tidak dilakukan sembari melakukan kegiatan lain terutama yang membahayakan (misal : menyetir, mengoperasikan mesin, dsb). Karena batin pemula seringkali terjatuh dalam lamunan walau mengira dirinya sedang sadar. Sementara kalau secara praktis dalam kegiatan2 ringan yg tidak membahayakan seperti misalnya : menyapu, mencuci-piring atau dalam mengerjakan suatu pekerjaan tangan, anda dapat melakukannya dengan lambat-lambat dan penuh perhatian kepada apa yang sedang dikerjakannya. Rasakan secara penuh sensasi-sensainya, sentuhan dengan tekstur yang sedang dikerjakan, perhatikan detail dari bentuk2 dan warnanya, perhatikan perubahan2nya, dsb. Itulah yang disebut PERHATIAN (mindfullness / sati / eling). Lawan kata dari perhatian adalah LALAI atau kondisi LUPA (alpa, ora eling, meleng, mlinger).

Saya rasa sebegitu saja dulu penjelasannya, agar tidak menjadi terbeban terlalu banyak teori. Dan saya tidak perlu memberi anda anda iming-iming apa pun atas buah2 dari latihan meditasi ini... bermanfaat untuk ini untuk itu,... nanti bisa begini bisa begitu. Tidak! Kalau memang mau ya lakukan, kalau tidak ya tidak usah. Soal apa hasilnya, nanti rasakan sendiri aja. Karena ini adalah pelatihan kesadaran, maka pemberian iming-iming justru akan menghalangi proses kesadaran. Masing-masing insan sudah memiliki panggilan jiwanya masing-masing sesuai dengan kematangan buah karma baiknya masing-masing. Kalau memang bukan panggilan jiwanya, dikasih iming-iming, ya bisa praktek sementara waktu, tapi ujung2nya malah tersesat (oleh fantasi dan keinginannya sendiri yg belum murni). Disitulah letak perlunya Preliminary Training yang akan kita bahas lain waktu.
Rahayu!

Yang benar itu BUKAN mengatur egonya,tetapi MENYADARI egonya. Cukup sadar dan mengetahui, laksanakan meditasi pengenalan batin sendiri untuk Eling terus menerus.....silakan dilihat sendiri...dan baru nanti kemukakan pendapatmu sendiri...

Saya yakin anda pasti tidak mampu menjelaskan kenapa hanya dengan menyadari maka ego teratur sendiri tanpa diatur.
Tapi ini bukan sulap bukan trik, tapi kenyataan. Buktikanlah sendiri dan kurangi berargumen utk hal ini. Kalau menggunakan terminolog 'nafsu', maka bila perhatian yang terus menerus secara pasif (tanpa menanggapI) ke dalam batin itu cukup kuat dan kontinyu, maka 'nafsu' itu lenyap dengan sendirinya, tanpa usaha. Nah, dari situ anda akan bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Antara gerak pribadi, dan gerak yang digerakkan oleh YME.
Ingat, manusia itu mahluk biologis. Anda masih hidup di dunia dengan tugas merawat tubuh biologis anda supaya tidak hanya sehat lahiriah tetapi juga sehat jiwa. Karena fisik berhubungan erat dengan jiwa. Jika anda mendera fisik anda kelewat batas, maka jiwa anda pun lama2 jadi sakit / berubah.
Oleh karena itu, kebutuhan2 biologis manusia : makan-minum, sandang, papan, hiburan dan olahraga, prokreasi (sex), kebutuhan2 sosial dan psikologisnya....semua harus dipenuhi secara BERIMBANG.

Kesalahan orang Indonesia pada umumnya hanya mengartikan kata 'nafsu' itu sebagai seks. Ini double error (kesalahan dobel).

Pertama, sex sebagai kebutuhan (tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis) tetap harus dipenuhi dalam jalur2 kewajaran /kenormalan.

Kedua, nafsu itu bukan semata-mata urusan sex. Masi banyak nafsu2 negatif lain yg harus lebih diprioritaskan untuk diatasi, antara lain : nafsu kemalasan, nafsu ingin disebut suci, nafsu untuk merasa menang-menangan sendiri dan nafsu kebencian.

Tidak mungkin Tuhan itu menciptakan mahluknya dengan sexualitas tapi melarang-larang sex ketika hidup dilahirkan dengan kodrat itu, sementara malah mengiming-iming dengan surga sex ketika sudah lepas dari kodrat ketubuhannya. Kalau anda paham akan prinsip spiritual, maka tidak pernah ada assymetry verticalseperti itu diatas. Karena fractal what is above selalu symettry dengan fractal what is below.

Bahaya dari usaha ego mengatasi ego. Atau nafsu suci mengatasi nafsu2 yang lain , adalah : Memang pada awalnya NAMPAKNYA seolah-olah ego yg mengeraskan diri itu tampak berhasil mengatasi nafsu.. Itu hanyalah trik ego.
Dalam kenyataannya makin lama ego itu menjadi "besar kepala" mampu mengatasi nafsu. Padahal nafsu itu sendiri MASIH TETAP UTUH ada di dalam batin anda. Hanya saja beralih wujud....istilah psikologisnya : kompensasi, substitusi, proyeksi, dsb.Dari situlah akar muasal semua keruwetan batin (manifesjadi keruwetan aturan2/ hukum2) dan segala kemunafikan terjadi!
Karena si ego tetap intact tak berkurang sedikitpun di dalam batin, melainkan hanya berputar-putar di dalam diri beralih wujud satu menjadi yang lain untuk mencari celah-celah jalan keluar melalui hal-hal yang bisa jadi pembenarannya!

Franky Liang, "Manusia adalah makhluk kesadaran yang berlapis-lapis kesadarannya."

1. Kesadaran pertama adalah kesadaran fisik. Kesadarannya baru sampai pada bahwa tubuhnya adalah dirinya. Maka hidupnya habis hanya untuk mengejar kesenangan indriawi. Yaitu sebagai berikut : Yang enak didengar telinga Yang enak dilihat mata Yang enak dirasakan lidah Yang enak dicium hidung Yang enak dirasakan kulit Untuk lepas dari kesadaran fisik ini harus belajar hidup prihatin, puasa, mengurangi kenikmatan fisik.

2. Kesadaran Rasa.
Rasa adalah dirinya. Maka hidupnya mengejar pemenuhan akan kenikmatan rasa. Pada dasarnya adalah egoisme.
Yang terbagi atas :
Rasa tamak
Rasa iri
Rasa marah Dan akumulasinya adalah kebebalan rasa.
Untuk lepas dari jerat rasa, seorang harus belajar : merasa senang melihat orang lain senang.
Hal ini akan menguatkan dirinya hingga lalu aktif menyenangkan orang lain, akhirnya ia bisa mengikhlaskan rasa egoisnya dan berhenti mengharapkan kebaikan sebagai imbalan perbuatan baiknya. Inilah hampanya rasa.

3. Kesadaran Pikir.
Pikiran adalah dirinya. Maka dirinya adalah segala konsep yang dipercayanya dan dibelanya mati-matian. Termasuk konsep Tuhan. Ia menggambarkan Tuhan sesuai akal pikirnya sendiri, sesuai kehendaknya sendiri, jadilah ia menemukan berhala, bukan Tuhan, bila beribadah maka ia menyembah Tuhan sesuai gambaran pikirannya, aneh bukan bila sosok Yang Maha Segalanya, Tak Tergambarkan, Tak Terdefinisikan, Tak Menyerupai CiptaanNya dapat digambarkan dan dibentuk oleh pikiran CiptaanNya? Dibuat dan dibentuk sesuai imajinasi CiptaanNya. Itulah Penyembahan Berhala. Untuk menembus kesadaran pikir yang selalu membela diri sendiri ini, maka seorang harus belajar berendah hati. Sampai tahap tidak ada yang bisa menyakiti dirinya lagi, yaitu ia tidak bisa merasa tersinggung lagi. Akhirnya ia mengikhlaskan pula pikirannya yang sebenarnya hanya terdiri dari benar dan salah versi pribadinya.

4. Tiada.
Sudah tiada lagi bentuk - bentuk konsep disini, seorang sudah sadar bahwa dirinya bukanlah fisiknya, bukanlah rasanya, bukanlah pikirannya yang berisi dualitas. Di tahap inilah seorang akan paham apa itu Yang Tak Terdefinisikan, Tak Tergambarkan, Tak menyerupai apapun. Dalam Islam disebut :
"Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu, waman arofa Robbahu faqod jahillah nafsahu".
Siapa yang mengenali dirinya (nafsunya), maka Ia mengenal Tuhannya, dan barang siapa mengenal Tuhannya, Ia merasa bodoh (kosong).

Penjelasannya :

- Nafsu atau egoisme itu terdiri dari egoisme fisik, egoisme rasa, egoisme pikir. Saat ia menemukan bahwa semua itu adalah kosong, Ia menemukan hakekat Tuhan yang sejati dalam kekosongan itu.

- Marifat.
Dalam ajaran Syeh Siti Jenar disebut Jumbuh (bersatu). Atau Manunggaling Kawula Gusti (menyatunya manusia dan Tuhan).
Tentunya bukan secara fisik tapi dalam pemahaman yang sejati akan fananya segala sesuatu ini. Tuhan itu lebih dekat dari urat di leher, hanyalah kita yang tidak pernah sadar karena tertutup oleh egoisme fisik, rasa, dan pikir kita.
Dalam Buddha disebut Anutarra Samyak Samboddhi, mencapai Kebuddhaan, menemukan hakekatnya kosong. Inilah pemahaman yang sudah ditemukan oleh para suci jaman dahulu kala.
Tahap terakhir bagi seorang insan kamil, manusia paripurna, Buddha, tentunya adalah berkarya, menyebarkan pengetahuan akan jati diri manusia ini.
Rahmatan lil alamin. (Berkah bagi alam).
Hamemayu Hayuning Bhawana. (Menambah indah dan kebaikan di dunia ini).
Sabhe satta bhavantu sukhitatta. (Semoga semua makhluk berbahagia).

Lakukan meditasi dgn sadar dan hening ... pada saat "sadar" itu secara otomatis kesadaran naik/bertumbuh (tercipta tangga2) ... tapi begitu ada "keinginan" yang muncul dengan otomatis juga tangga2 kesadaran akan stop naik/bertumbuh ... malah bisa mengurangi pertumbuhannya.
Maka jangan memasukan sesuatu niat atau keinginan dalam meditasi.
Selayaknya kesadaran bertumbuh/meningkat akan menghasilkan pikiran yang jernih (hati yg murni) dan dapat kita gunakan dalam tingkah laku kita sehari2 (mengamalkan).

Lalu apakah yang disebut dengan Post Meditation atau Latihan Setelah Meditasi atau disebut Meditasi / Eling Dalam Kehidupan Sehari-hari?
Inilah contohnya.

Segala sesuatu dilakukan dengan prinsip "Semoga semua mahluk berbahagia". Melakukan segala sesuatu BUKAN untuk diri tetapi untuk mahluk lain. Ini hanya mungkin dilaksanakan bila anda AWARE kepada sekeliling anda adalah hidup dan kehidupan dalam setiap saatnya. Pada akhirnya anda akan mampu menjadi saksi bahwa Sang Hidup hadir dimana-mana.

Cobalah rilex dan berserah penuh sampai pikiran-pikiran menjadi tenang dan lihatlah ke dalam ruangan batin. Di tengah masalah, kegaduhan, tekanan, kegelapan, disitu selalu terdapat secercah sinar Illahi. Ketahuilah bahwa sepercik kejernihan yang gemilang itu adalah jiwa murnimu. Your pure-soul.

Meditasikanlah :

- Pejamkan mata dan sadari seluruh tubuh anda. Lalu perhatian diletakkan pada perut / dada yang naik dan turun pada saat bernafas dengan alami.

- Setelah beberapa saat, tengoklah jiwamu. Dan sadarilah bahwa apa pun diluar, jiwa anda tetaplah murni. Segelap apa pun diluaran, tidaklah akan mampu memadamkan cahaya jiwa-murnimu. Ucapkan dengan penyadaran berkali-kali "My soul is pure....my soul is pure......my soul is pure.."dst.

- Setelah merasakan keteduhan. Visualisasikanlah orang-orang yang mengganggu batinmu, yg menyebabkan munculnya amarah dan benci. Tataplah wajahnya dan matanya, dan ketahuilah bahwa dalam jiwanya pun terdapat
pure-soul itu. Ucapkan dengan penyadaran dalam hati, "Your soul is pure....your soul is pure....your soul is pure..." dst.

- Rasakan dan sadarilah bahwa antara kamu dan dia adalah bersumber dari akar pure-soul yang sama. Seluruh mahluk hidup di dunia ini berakar dari akar yang sama.
"Be still!! --and know-- I AM -- God". Ehyeh Asher Ehyeh.

Salam mangan Beling ! Bendinane eling hehe.
Rahayu !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...