Jumat, 20 Mei 2016

.:: DOA DAN TRAFFIC LIGHT ::.

Arif Rh
Bisa kebayang gak, kalau di perempatan, lampu traffic
light-nya, nyala ijonya bersamaan di ke empat jalur? ...
Bisa berantakan dan mengakibatkan kecelakaan ... Jadi
kudu antri khan? ... Kalau ada yang giliran ijo ... Yang
lain kudu merah ... Dan seterusnya ...
Sama halnya dengan harapan dan do'a ... Kalau harapan
dan do'a kita semua, dikabulkan bersamaan, bisa jadi
malah rusak kehidupan ini ... Anda maunya A+ ... Si X
maunya A- ... Hal yang dimaui, obyeknya sama (yaitu
A), waktunya juga sama ... Bisa kebayang kalau
dikabulkan semua ... Bubrah ...
Saat kita egois, kita tidak perduli perihal keseimbangan
kehidupan ini ... Saat kesadaran kita sudah tinggi ...
Penglihatan batin kita meluas ... Dan menyadari bahwa,
kadang, pengabulan harapan dan do'a pun, ada
semacam antrian ... Ada semacam lampu traffic light,
yang tidak boleh nyala hijau bersamaan ...
Orang yang sadar dan bijaksana, dalam berlalu lintas ...
Saat dia di perempatan "dapat" lampu merah ... Dia
tidak merasa tujuannya dihambat dan tidak merasa
diperlambat ... Dia menyadari, bahwa dia sedang
memberikan kesempatan pada orang lain, untuk menuju
tujuannya lebih dahulu, dengan lancar dan selamat ...
Dia tidak iri dan dengki melihat orang lain lampunya
nyala ijo lebih dahulu ...
Demikian pula ... Orang yang sadar dan bijaksana dalam
menjalani kehidupan ... Saat harapan dan do'anya tidak,
atau belom dikabulkan ... Belum juga jadi nyata ... Dia
sadar, bahwa dia sedang dilibatkan oleh-NYA, dalam
mekanisme proses pengabulan do'a dan harapan orang
lain ...

.:: SANG MAHA PERENCANA ::.

ARIF RH,
Tidak disangka, meskipun kemaren adalah hari rabu,
jalur menuju puncak Bogor macet, sehingga diterapkan
sistem buka tutup ... Padahal bukan weekend ya? ...
Why? ... Oh, kami baru "ngeh", ini adalah zona waktu
usai ujian sekolah ... Jadi banyak orang piknik ...
Akibatnya, antrian kendaraan "mengular" ... Tim
penjemput saya menuju lokasi acara kementrian
keuangan, mengubah rencananya, yang tadinya melewati
jalur A, B, C, menjadi lewat "jalan tikus" ... Karena
keputusan itu, saya tidak terlambat sampai di lokasi ...
Seandainya mereka tetep "keras kepala" pada rencana
mereka, kami malah stuck dalam kemacetan ...
Banyak di antara kita, dalam hidup ini, punya rencana
... Dan, salah satu hal paling tidak meng-enakkan bagi
setiap penyusun rencana adalah, ketika alurnya berbelok
dari rencananya ... Gimana ini? ... Mengapa tidak
sesuai rencana? ... Berbagai prasangka pun bermunculan
... Karena, berbelok dari rencana, artinya adalah
segudang ketidakpastian ...
Dzat yang Mengatur Kehidupan ini, adalah Maha
Perencana ... Tapi, banyak orang yang lupa, bahwa
Sang Maha Pengatur Kehidupan ini, adalah juga dzat
yang "Maha Fleksible" ... Saat membuat rencana, kita
kadang tidak tahu, bila di depan sana, di jarak yang
tidak kita ketahui, ada titik-titik kemacetan ... Sang
Pengatur Kehidupan pun, membelokkan kita, dikeluarkan
secara paksa dari jalur rencana, dan dimasukkan ke
jalur alternatif ...
Dan tahu sendiri lah ... Yang namanya jalur alternatif,
umumnya jalannya sempit, jelek, berlobang sana sini,
bahkan tidak beraspal ... Boro-boro nyaman ... Lha
wong "pating gronjal", gimana bisa nyaman? ... Tapi,
dengan melalui jalur "tidak enak itu", justru kita sampai
lebih cepat di tujuan ... Serta terbebaskan, dari situasi
kemacetan, yang menguras tenaga dan batas kesabaran
...
Apakah ada di antara anda, yang sedang mengalami,
segala sesuatu seolah meleset dari rencana anda? ...
Dimana dalam "peta rencana", semuanya terlihat mulus,
lancar ... Dan realitanya, anda dipaksa masuk ke "jalur
alternatif" yang perjalanannya sangat tidak enak? ...
Berprasangkalah baik kepada-NYA ... Karena, siapa
tahu, semua kejadian itu, adalah dalam rangka agar
anda, sampai tujuan lebih cepat, dihindarkan dari
kemacetan yang memperlambat perjalanan anda ...
Janganlah terlalu kaku dalam hidup, karena beberapa
benda yang terlalu kaku, justru mudah dipatahkan,
mudah dihancurkan ... JADILAH LENTUR ... BE
FLEXIBLE ...

Kamis, 19 Mei 2016

.:: SAKIT ADALAH GURU BESAR ::.

SAKIT ADALAH GURU BESAR
Rigpa dari beberapa hari lalu sampai kemarin suhu
tubuhnya tinggi, sebagian besar manusia memberi judul
'sakit'. ribuan tawa dan senyum yang ditebarkan setiap
hari olehnya, telah terganti dengan tangisan tak henti
sepanjang hari.
Belum bisanya menangkap arti tangisan Rigpa membuat
kecemasan membajak wilayah yg luas dalam hati yang
mendengarnya.
Ketika saya menjelaskan kondisi Rigpa pada setiap orang
yang bertanya, hampir semua balik bertanya "Sudah
dibawa ke Dokter?"
"kami memilih untuk memberikan ruang agar tubuhnya
membangun sistem imunitas serta menyembukan dirinya
sendiri" jawab saya.
beberapa orang kembali bertanya " bagaimana bisa
sembuh kalau tidak diobati?"
saya dan istri hanya bisa tersenyum.
hari ini krisis kepercayaan terbesar manusia bukan pada
lembaga-lembaga eksekutif, yudikatif atau legislatif
melainkan pada tubuhnya sendiri.
kita telah menelan begitu banyak pengetahuan sampai
sampai pengetahuan itu menjadi autoimun. kita seolah-
olah kembali mempercayai bahwa bumi itu datar.
Suhu meninggi adalah reaksi alami karena tubuh ingin
mengaktifkan enzim serta mematikan bakteri, jamur atau
virus yang telah menyebar.
beberapa hari Rigpa tidak mau makan, ia hanya ingin
menelan air dan air, sesekali ASI, dan kami
menghormatinya sekaligus belajar dari kebijaksanaan
pikiran yang belum tercemar ini.
Tubuh yang panas membuat lidah tidak nyaman memakan
sesuatu, dan itulah kebijaksanaan tubuh yang ingin
berpuasa namun sering kita abaikan.
Lagi-lagi virus pengetahuan 'makanan dan kesehatan'
dari produsen makanan memang telah berkembang biak
dipikiran kita dibanding 'puasa dan kesehatan"
Perlu dan sangat mendesak bagi kita umat manusia
untuk hidup lebih rileks, mengurangi kebisingan pikiran
dengan jutaan keinginan dan mulai mendengarkan tubuh.
selayaknya kita menyadari bahwa tubuh yang nano
ukurannya bila dibandingkan alam semesta ini adalah
salah satu mahakarya dari pencipta.
untuk itu sudah saatnya kita lebih mempercayai
ciptaanNya dibanding dengan komposisi kimia yang
diciptakan massal dengan tambahan ego didalamnya.
sama sekali tidak anti, bahkan saya memuliakan profesi
dokter, serta semua teknologi kesehatan yang telah
membantu miliyardan orang.
Dokter berasal dari bahasa latin docere yang berarti
yang mengabarkan, yang memberitakan. Memberitakan
bahwa peran besar kesembuhan bukan terletak pada hal
luar namun apa yang ada di dalam.
persis seperti kata sang penemu Thomas Alva Edison
“Dokter masa depan tidak lagi memberi obat, namun
akan menempatkan kepentingan pasiennya dalam rangka
bimbingan kemanusiaan.."
hari ini adalah masa depan bagi Edison, sudah banyak
yang mengabarkan ,sudah banyak pula yang membimbing
manusia pada kemampuan diri sejatinya.
Sekarang sikap apa yang akan kita ambil sewaktu
keadaan tidak seimbang sedang menerpa diri ini, karena
sikap seseorang dalam menghadapi tubuhnya yang sedang
menyembuhkan dirinya sangatlah penting, seperti yang
dikatakan oleh bapak kedoketran modern Hippocrates
"Saya lebih suka mengetahui orang macam apa yang
mengidap penyakit daripada mengetahui jenis
penyakitnya."
jika selama ini dalam mengadapi "sakit" kita memberi
label dan konotasi negatif pada sakit, seperti Tuhan
yang sedang menghukum saya, atau menyalahkan cuaca,
virus dan sebab lainnya, alangkah baiknya kita
merangkul rasa tersebut, menjadikan Guru serta
mengambil pelajarannya.
Ada banyak karunia berlimpah disaat tubuh atau orang
disekitar kita menjalani proses yang dinamakan 'sakit'
tersebut.
sayang sekali bila kecemasan, ketakutan dibiarkan
mengisi tempat yang bisa diisi oleh banyak pelajaran
mencerahkan.
Sakit adalah guru besar yang mengajarkan kita untuk
menerima. Tatkala kita menyadari dan menerima keadaan
yang sedang dan akan terjadi, langkah hidup menjadi
ringan.
Ada baiknya kita melihat sakit sebagai sahabat,
merangkulnya seperti memeluk saudara kembarnya yang
bernama sehat. Di saat kita mampu memeluk keduanya,
disaat itulah kesadaran sejati memeluk diri kita.
_/|\_

Selasa, 17 Mei 2016

.:: KETIKA MENDIDIK ANAK ADALAH DILEMA ::.

Gobind Vashdev
MENDIDIK ANAK ADALAH DILEMA
"Pak, anak saya itu malas sekali, teknik apa yang perlu
saya lakukan agar dia rajin?"
"Pak, anak saya itu susah sekali dibilangi, trus gimana
dong supaya dia bisa nurut?"
"Pusing saya pak, tolong bapak aja yang nasehatin dia
,siapa tau bisa berubah?"
Hampir semua orang tua pingin anaknya berubah karena
melihat atau merasa ada yang salah di anaknya dan
menariknya hampir tidak ada orangtua yang merasa
bahwa ada yang salah dalam caranya melihat anak
tersebut.
Terus terang saya mendambakan orangtua datang dengan
pertanyaan seperti
"Pak bagaimana saya bisa menguasai diri saya ketika
saya berhubungan dengan anak saya?"
atau "saya sadar bahwa ada kemarahan dan ketakutan
yang besar dalam diri saya dalam mendidik anak saya,
apakah bapak punya saran untuk saya?"
kita yang berjuluk manusia dewasa, bertitel orangtua
adalah insan yang penuh luka, penuh trauma, ada begitu
banyak kebencian, kemarahan, iri, dengki, gelisah, cemas
,takut dan ratusan lainnya.
Pada tubuh yang berat ini dengan percaya diri kita
berani memberi label bahwa "salah satu tugas saya
adalah 'mendidik' anak"
Bagi saya kata 'mendidik anak' adalah dilema besar.
Bagaimana kita dengan pikiran yang sudah terkotak-
kotak, penuh penghakiman, rasis, gender berani mendidik
seseorang yang hadir dengan kemampuan melihat apa
adanya?
Ya memang kita lebih pintar dalam calistung, kita
mampu mendelegasikan, berkomunikasi, memanjat,
mengetik, naik motor dan jutaan hal lainnya namun
sadarkah kita bahwa semua kemampuan yang kita
pelajari adalah berujung pada sebuah kata yang kita
ingin capai yaitu bahagia, sementara anak yang kita
ingin didik kualitas bahagianya jauh diatas kita.
Bagaikan tangan kotor ingin membersihkan tangan yang
steril
Pikiran ruwet vs pikiran polos
Hati semrawut vs hati sempurna
Anak-anak hadir dengan kebijaksanaan jauh, sekali lagi
jauh lebih tinggi daripada kita sementara ego kita tidak
terima, ia ingin tampil dan terlihat lebih hebat, lebih
tinggi, lebih berpengalaman, lebih bisa dan lebih-lebih
yang lain.
sampai kapankah kita ingin mengontrol, menguasai
mencekoki Guru besar dalam raga kecil yang hadir untuk
menyadarkan kita ini?
Lihatlah ia, hanya lihat ... hanya Lihat .. tanpa
meletakan apapun, seperti yang pernah ia lakukan ketika
ia melihatmu untuk pertama kalinya,
Lihatlah apa adanya ... dan engkau tak mungkin salah
_/|\_

Senin, 16 Mei 2016

.:: 3 HAL TENTANG KEPERCAYAAN DIRI ::.

Arif RH,
Ada 3 konsep terkait, sejauh mana kita mencintai, dan
menerima diri kita sendiri ...
Pertama ; Diri ideal (Self Ideal) ...
Diri ideal, adalah segenap kualitas fisik dan psikis yang
diharapkan seseorang. Misalnya, "aduuh aku kepingin
hidungnya mancung kayak artis anu (fisik)" ... "Ihhh
itu si anu itu pede banget yaaa, kepingin deh kayak
diaaa (pikis)" ...
Kedua ; Citra Diri (Self Image) ...
Citra diri, adalah bagaimana seseorang memandang
dirinya sendiri, baik secara psikis maupun fisik. "Aku
kok wajahnya jelek yaaaa (fisik)" ... "Aku wajahnya
cantik bangeeeet (fisik)" ... "Aku ini minderan
(psikis)" ... "Aku ini optimis orangnya (psikis)" ...
Ketiga ; Harga Diri (Self Esteem) ...
Harga Diri, adalah bagaimana "timbangan" antara Diri
Ideal dengan Citra Diri. Kalau "timbangan", antara Diri
Ideal dengan Citra Diri sama bobotnya, seseorang akan
pede dan mencintai dirinya sendiri. Kalau bobot Diri
Ideal, melebihi Citra Diri, seseorang akan minderan,
tidak pede dan rendah diri. Kalau Citra Diri bobotnya
jauh melebihi Diri Ideal, ni orang biasaya jadi kepedean
banget bahkan songong wkkk ...
Orang tidak pede, minderan, rendah diri, sulit menerima
dirinya sendiri apa adanya, itu terjadi karena dia
membandingkan "apa yang ia lihat tentang dirinya",
dengan diri ideal (segenap kualitas kesempurnaan), yang
ada di dalam angan-angannya ... Kadang, diri ideal,
terlihat ada pada diri orang lain ... Sehingga beberapa
orang, "kepingin jadi orang lain", "dan tidak mau
"menjadi dirinya sendiri" ... Maka solusinya antara dua
ini ;
1) Menurunkan bobot Diri Idealnya. Kriteria sosok
sempurna yang diharapkan ada pada diri sendiri, jangan
dipersulit. Sadari, tidak ada manusia yang sempurna.
Adanya ketidaksempurnaan pada setiap orang itulah,
yang justru merupakan kesempurnaan manusia.
2) Menaikkan bobot Citra Dirinya. Yaitu, memandang
diri sendiri lebih positif. Jangan focus pada kekurangan
diri, focus lah pada kelebihan dan keunikan yang ada
pada diri sendiri. Menara Pisa di Italy, kekurangannya,
bangunannya miring. Tapi gara-gara miring itulah, malah
jadi keunikan yang bikin terkenal.
Pecayalah, sehebat-hebatnya Celine Dion menyanyi ...
Dia bisa jadi "sangat bodoh" dalam hal membuat nasi
goreng ... Seseorang nampak sedemikian sempurna,
karena kita tidak melihat ketidaksempurnaannya ...
Stop comparing ... Start accepting ...
_/|\_

Sabtu, 14 Mei 2016

.:: SIAPA YANG DAPAT MENYAKITI (2) ::.

Gobind Vasdev,
Ijinkan saya meneruskan berbagi pelajaran kedua dari
gigitan semut yang amat berjasa itu.
Ia bagaikan seorang Guru yang menjelma menjadi semut,
ia seolah tahu bahwa bagian yang ia gigit adalah bagian
yang sedang meregang, bagian yang sedang saya
perhatikan.
Ada jeda antara gigitan hingga memindahkan semut yang
membuat saya mempunyai waktu untuk merasakan dan
berpikir sejenak.
saya membandingkan, biasanya kalau semut menggigit,
seluruh atau paling tidak salah satu bagian tubuh
langsung bereaksi keras, tidak jarang pula teriakan
'Aouuuww' terlontar, namun kali ini sakitnya sangat
terlokalisir.
Ketika saya memperhatikan lebih dalam pada titik gigit
tersebut rasa sakit tidaklah se-mengerikan sebelumnya.
saya yakin hal yang sama juga terjadi dalam sisi
kehidupan yang lain, ketika muncul masalah yang dirasa
besar, seketika kita merasa dunia runtuh.
Reputasi hilang lah, tidak mungkin bisa mendapatkan
kesempatan yang sama kembali, atau merasa percuma
dan putus asa.
padahal kalau mau jujur, masalahnya cuma satu saja,
dan tidak nyata alias ilusi, yaitu ego.
ada bagian diri (ego) yang tidak bisa menerima
keadaan, lalu dengan lihainya ia menunjukan gamba-
gambar mengerikan tentang masa depan atau apa yang
akan terjadi.
walau saya sudah pernah bangkrut lalu bangkit kembali,
kebangkrutan kedua masih saja menakutkan, saya
merasa hidup saya hancur dan tidak mungkin bisa
bangkit lagi.
Bayangan, para sahabat menjauh, kembali akan
menjalani rutinitas pagi sampai malam bekerja pada
orang lain, tidak bebas, tidak punya tabungan untuk
membeli yang diinginkan, cicilan tidak akan bisa
dilanjutkan dan benda akan disita dan ratusan lainnya.
Walau semua bayangan itu akhirnya terjadi (faktanya
tidak pernah), hidup yang dijalani tidak akan se-
mengerikan bayangan.
Bahkan tidak jarang di suatu masa kita akan
berterimakasih pada kejadian-kejadian itu.
Mirip seperti apa yang dikatakan komedian Jenius
Charlie Chaplin “Life is a tragedy when seen in close-
up, but a comedy in long-shot. To truly laugh, you must
be able to take your pain, and play with it!”
Kalau kita mau memperhatikan lebih dalam ke dalam,
sekali lagi 'ke dalam' bukan seperti bayangan diatas,
maka kita akan menemukan hal yang sederhana dan tak
heran kita pun tertawa sambil tepok jidat.
Apalagi kalau kita mau melihat dengan pespektif lebih
luas, kalau kita bisa membayangkan bahwa bumi yang
besar ini hanyalah debu diangkasa semesta ini, maka
seberapa besar masalah kita sampai berani-beraninya
berkata 'saya punya masalah besar'
Lagian sebesar apapun masalah, sejatinya Anda jauh
lebih besar daripada masalah apapun, selalu sadari yang
digigit bukan seluruh tubuh tapi hanyalah bagian kecil
dari tubuh.
Dunia ini mempunyai dua kutub, satu pisau bisa untuk
berbuat baik juga berbuat jahat.
Di Tiongkok ada pepatah, 'ketika angin datang, sebagian
orang membangun tembok dan sebagian lagi mendirikan
kincir angin.'
Begitupula Sebuah masalah yang datang memang bisa
menumbuhkan ego baru yang lebih kekar, namun bagi
mereka yang kebijaksanaannya sudah tinggi, masalah
yang datang adalah kesempatan emas untuk melepaskan
ego yang melekat.

Kamis, 12 Mei 2016

.:: SEKOLAH 'KNOWING' & SEKOLAH 'BEING' ::.

Djoko Madurianto Sunarto
SEKOLAH 'KNOWING' vs SEKOLAH 'BEING'
Kantor kami, Perusahaan PMA dari Jepang, mendapat
pimpinan baru
dari Perusahaan induknya di Jepang. Ia akan
menggantikan Pimpinan yang lama yang memang sudah
waktunya untuk balik ke negaranya.
Sebagai partner, saya ditugaskan utk mendampinginya
selama ia di Indonesia.
Saya menawarkan kepadanya selain perkenalan kpd relasi
juga, utk melihat2 objek wisata kota Jakarta dan
Bandung .
Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman saya ini
selalu berusaha utk mencari zebra cross. Berbeda dgn
saya dan org Jakarta yg lain, dgn mudah menyeberang
di mana saja sesukanya.
Teman saya ini tetap tdk terpengaruh oleh situasi. Dia
terus mencari zebra cross ataupun jembatan
penyeberangan, setiap kali akan menyeberang. Padahal
di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dgn.sarana
seperti itu.
Yg lbh memalukan, meskipun sdh ada zebra cross tetap
saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi
kecepatan guna memberi kesempatan pada para
penyeberang. Teman saya geleng2 kepala mengetahui
perilaku masyarakat kita.
Akhirnya saya coba menanyakan pandangan teman saya
ini mengenai fenomena menyeberang jalan tadi.
Saya bertanya, mengapa orang2 di negara ini
menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka
tahu bahwa zebra cross itu adalah sarana utk
menyeberang jalan. Sementara kenapa dia selalu
konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua
jalan di negara kami dilengkapi dgn sarana tsb..
Pelan2 dia menjawab pertanyaan saya, "It's all
happened because of The Education System."
Saya kaget juga mendengar jawabannya. Apa
hubungannya menyeberang jalan sembarangan dgn sistem
pendidikan?
Dia melanjutkan penjelasannya,
"Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang
pertama adalah sistem pendidikan yg hanya menjadikan
anak2 kita menjadi mahluk 'Knowing' atau sekedar tahu
saja, sedangkan yg kedua sistem pendidikan yg mencetak
anak2 menjadi mahluk 'Being'.
Apa maksudnya?
Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal
utk diketahui para siswa. Sekolah tidak mampu membuat
siswa mau melakukan apa yg diketahui sebagai bagian dr
kehidupannya.
Anak2 tumbuh hanya menjadi 'Mahluk Knowing', hanya
sekedar 'mengetahui' bahwa:
- zebra cross adalah tempat menyeberang,
- tempat sampah adalah utk menaruh sampah.
Tapi mereka tetap menyeberang dan membuang sampah
sembarangan.
Sekolah semacam ini biasanya mengajarkan banyak sekali
mata pelajaran. Tak jarang membuat para siswanya
stress, pressure & akhirnya mogok sekolah. Segala
macam diajarkan dan banyak hal yg diujikan, tetapi tak
satupun dr siswa yang menerapkannya setelah ujian.
Ujiannya pun hanya sekedar tahu, 'Knowing'.
Di negara kami, sistem pendidikan benar2 diarahkan utk
mencetak manusia2 yg 'tidak hanya TAHU apa yg benar
tetapi MAU melakukan apa yg benar sebagai bagian dr
kehidupannya'.
Di negara kami, anak2 hanya diajarkan 3 mata
pelajaran pokok:
1. Basic Sains
2. Basic Art
3. Social
Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus
dan dibandingkan dgn kejadian nyata di seputar
kehidupan mereka.
Mereka tidak hanya TAHU, mereka juga MAU
menerapkan ilmu yg diketahui dlm keseharian hidupnya.
Anak2 ini jg tahu persis alasan mengapa mereka mau
atau tidak mau melakukan sesuatu.
Cara ini mulai diajarkan pd anak sejak usia mereka
masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yg
kelak akan membentuk mereka menjadi mahluk 'Being',
yakni manusia2 yg melakukan apa yg mereka tahu
benar."
Betapa sekolah begitu memegang peran yg sangat penting
bagi pembentukan perilaku & mental anak2 bangsa.
Tidak hanya sekadar berfungsi sebagai lembaga
sertifikasi yg hanya mampu memberi ijazah kepada para
anak bangsa.
Karakter, perilaku dan kejujuran adalah landasan untuk
membangun anak didik yang lebih beradab dalam
berperilaku, Bukan sekadar angka-angka akademik
seperti yang tertera di buku-buku raport sekolah
ataupun Indeks Prestasi IPK..
Kejujuran dan etika moral adalah prioritas utama,
sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian,
karena setiap anak terlahir pintar dan pendidikan itu
sendiri adalah perkembangan
Oleh sebab itu, seyogyanya, kita tidak perlu terlalu risau
jika seorang anak belum bisa calistung ( baca tulis
hitung ) atau Pipolondo ( Ping Poro Lan Sudo ) saat
masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD sekalipun,
Tapi mestinya kita "harus peduli jika sorang anak tidak
jujur dan beretika buruk".
Pendidikan itu bukan persiapan utk hidup, karena
pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.

.:: BERSATU KITA RUNTUH BERCERAI KITA TUMBUH ::.

Arif Rh
Pepatah yang umum didengar oleh kita sejak dulu adalah
begini ;
"Bersatu kita teguh ... Bercerai kita runtuh" ...
Namun dalam hidup, hampir tidak ada yang berlaku
dalam semua keadaan ... Yang pernah saya alami malah
kebalikannya ... Yaitu begini ;
"Bersatu, malah gaduh ... Bercerai, malah
bertumbuh" ...
Iya suerr ... Pernah beberapa kali kerja sama ... Malah
stuck ... Kita pertahankan bersatu, progressnya gitu-
gitu aja ... Setelah berpisah, saya jauh bertumbuh ...
Dan mereka juga melompat jauh ... Mengapa bisa
begitu? ...
Karena saat bersatu, kami gak bisa menyatu ... Raga
bergerak ke arah yang sama, di hati tidak demikian
adanya ... Di level fisik, ada sinergi ... Di level vibrasi,
energinya terus merugi wkkk ...
Jadi begini ... Kalau bersatu, tidak bisa menyatu ... Hati
tetep enggak bisa klik sampai ke dalam ... Berpisah lebih
baik ... Itu yang saya pelajari ... Ini berlaku dalam hal
apapun ... Termasuk anda yang bertanya, perihal
percekcokan dalam rumah tangga ...
Jawabannya, kembali ke diri anda ... Tapi intinya,
bersatu belum tentu teguh, kalau tidak menyatu ...
Bercerai, tidak selalu akan jadi runtuh, bisa juga malah
bertumbuh dan segala luka di bathin menjadi sembuh ...
Tapi, jika bersatu bisa semakin menyatu ... Dengan
bersatu menjadi semakin teguh dan semakin sembuh ...
Maka bercerai, bukanlah sebuah pilihan yang perlu
ditempuh ...

Selasa, 10 Mei 2016

.:: MENJADI TUAN ATAU BUDAK ? ::.

Ifan Winarno
berhentilah jadi budak masa lalumu .. jadilah tuan
atas nasibmu .. kalo kau mau menyuruh nasibmu
berubah, apa yang kau lakukan sebagai seorang
tuan? .. memerintah thok? membencinya? .. hanya
kalo tuannya berubah, baru semuanya berubah .

.:: YANG GEDE BERAWAL DARI YANG SEPELE ::.

Arif Rh
Beberapa keributan antara suami istri, sering disebabkan
oleh hal-hal sepele ... Asli, hanya persoalan sepele ...
Masalah kecil, yang dibesar-besarkan ...
Sebenarnya, jika sering begitu ... Sebaiknya anda
bertanya ke diri sendiri ... Apakah anda masih mencintai
pasangan anda? ... Atau sudah enggak cinta, tapi
sudah terlanjur masuk dalam "ikatan" menikah dan
punya anak? ...
Logikanya sederhana ... Karena seharusnya, kalau masih
cinta, kesalahan besar pun kadang mampu dimaafkan ...
Apalagi yang kesalahan kecil khan? ... Karena rasa
cinta yang sangat besar, pasti memadamkan letupan
emosional ... Beneran masih cinta? ... Itu pertanyaannya
...
So ... Berhentilah menjalani kehidupan dengan bermental
"mak erot" ... Apa itu mental mak erot? ... Yaitu,
ketika seseorang, suka membesar-besarkan, hal yang
awalnya kecil ...

.:: KENYANG ::.

Arif Rh
Serakus-rakusnya orang makan, maka, kenyang, akan
menghentikannya ... Sepongah-pongahnya orang dalam
hidup ... Maka, "kejedhot" akan menyadarkannya

.:: KITA SEMUA PENGEMIS ::.

Pernahkah anda, pas barusan keluar dari rumah
ibadah ... Di luar rumah ibadah, anda melihat banyak
pengemis yang meminta-minta? ...
Mungkin ada di antara kita, yang memandang mereka
hina ... Tapi, bukankah kita sama dengan mereka? ...
Mereka mengemis dan minta-minta di luar rumah
ibadah ... Sementara kita "mengemis" dan minta-
minta, di dalam rumah ibadah ...

Senin, 09 Mei 2016

.:: GURU SEJATI (ULASAN SINGKAT)

Abah FK,
Pada dasarnya
ada 2 pengajaran batiniah yang bisa diperoleh dari dalam
diri pribadi kita masing masing....... engkau bisa
mengambil manfaat dari :
1. sukma sejatimu
2. rasa sejatimu
mengambil manfaat dari sukma sejati adalah melakukan
penyerapan keilmuan (belajar) melalui sumber akal
universal yang suci...... dalam hal ini seseorang mesti
memiliki kemampuan untuk mengakses sukma
sejatinya...... diperlukan kejernihan fikir dan kelembutan
Ketuhanan yang merupakan rahasia/sirr didalam diri
pribadi......
mengambil manfaat dari rasa sejati adalah melakukan
penyerapan keilmuan melalui sumber hati nurani universal
yang suci, ini disebut juga ruhul quds..... didalam hal ini
seseorang mesti memiliki kemampuan untuk mengakses
rasa sejatinya...... diperlukan kesucian hati dan rahasia
Ketuhanan yang lembut didalam diri pribadi untuk hal
ini......
Siapa yang mampu mengakses sukma sejatinya, maka
baginya ada bagian khazanah yang luas tentang berbagai
kefahaman akan ilmu...... manfaat yang diserap dari
sukma sejati akan berguna bagi dirinya dan banyak
orang......
Siapa yang mampu mengambil manfaat dari rasa
sejatinya maka itu adalah lebih tinggi dan mulia
dibandingkan belajar/menyerap dari sukma sejatinya......
karena rasa sejati lebih dalam dibandingkan sukma
sejati.....

.:: IKHTIAR DAN KEMELEKATAN ::.

ARIF RH,
"bagaimana kalau uang dipinjem
enggak dibalikin?" ... Bagaimana keterkaitannya dengan
kemelekatan? ... Begini ...
Saat uang kita dipinjem, menagih adalah bagian dari
ikhtiar ... Namun, apakah uangnya dibalikin atau
enggak, itu adalah wilayah Tuhan ... Nah, pada bagian
ini, yang saya maksud, kita akan bisa mengamati,
sejauh mana kemelekatan kita terhadap uang yang
dipinjam itu ... Wilayah kita, hanya di wilayah ikhtiar ...
Namun saya meyakini, uang itu dibalikin atau tidak,
adalah wilayah-NYA ...
Tapi, saya ada beberapa pengalaman menarik ... Dimana,
dalam beberapa kasus, justru saat saya sudah
mengikhlaskan uang yang dipinjam enggak pulang-pulang
itu, saat saya sudah lupa, sudah saya anggap lunas
utangnya ... Eh malah uangnya "pulang", "dibalikin" ...
Sebaliknya, uang yang dipinjam, dimana saya masih
sangat berharap itu dipulangin, malah enggak pulang-
pulang uangnya ...
Terlepas dari apapun itu ... Maksud saya adalah, tidak
melekat, bukan berarti tidak menagih ... Menagih,
adalah wilayah ikhtiar yang perlu digenapkan ... Tapi,
akan lebih mendamaikan jiwa, jika kita tidak melekat
dengan hasil dari menagih itu ... Karena wilayah hasil,
perihal uangnya dibalikin atau enggak ... Itu adalah
wilayah / kuasa-NYA ...
Kalau masih rejeki, pasti pulang, pasti kembali, dengan
cara-NYA sendiri ...
_/|\_

.:: ARIF BILLAH ::.

Fatwa Kehidupan
Abu Faris
pernah dengar suatu petunjuk yang diberi oleh seorang
pelaku thariqat bahwa seumpama beliau membagi
kehidupan ini menjadi 3 gelombang, maka mendalami
syariat itu bisa memunculkan sbuah cahaya yang sangat
berguna untuk menepaki gelombang kedua, yaitu
gelombang dimana dengan batin itu kita bisa melihat
sesungguhnya Allah tidak terhijab kecuali oleh mata itu
sendiri terhadap dzat yang ada di dunia. dan dalam
gelombang kedua itu setiap yang kita lakukan akan
menhgasilkan cahaya yang menjadi jalan kita menuju
gelombang ke tiga (ma'rifatullah) saya saya bingung,
untuk membedakan gelombang pertama dan kedua saja
sudah susah, maka bagaimana rasanya gelombang ketiga
seperti yang sedang orang itu cari ya bah? Semoga
Allah mengijinkan abah membaca sedikit kebingunan saya
ini amiin smile emoticon
Arif
Assalamu alaikom abah... mau bertanya.. kata nabi
assolatu mikrojul mukminin... sholat itu mikroj nya orang
mukmin... bagaimana abah kita tahu bahwa kita sudah
mikrroj dihadapan Allah dan bukan hanya merasa mikroj
atau memaksa untuk mrasa mikroj...apa disebut mikraj
klw sudah memandang alam2 yang ghoib atau bagaimana
abah .. dan korelasinya dg zikir khofi abah... salam
takdim dan hormat dari arif sidoarjo..
===========================
1. abu faris.........
sebenarnya saudara tidak perlu sibuk memikirkan hal ini
itu yang kurang penting, dalam perjalanan bilamana
saudara dibimbing seorang guru/mursyid maka tinggal
ikuti dan jalankan saja dengan sungguh sungguh semua
bimbingannya dengan penuh khusyuk dan keyakinan.......
Maka penyingkapan demi penyingkapan makna itu akan
terbuka sendiri seiring waktu nanti...........
2. arif.......
Assholatu mi'rojul mukminin mengandung 2 pengertian:
1. pengertian luar, yaitu sholat itu adalah sarana dalam
meningkatkan kesadaran ruhani yang tinggi, kesadaran
ilahiyah/berketuhanan yang tinggi.......... menuju Arif
billah, seperti namamu....heuheu
2. pengertian dalam, yaitu suatu bentuk tersambungnya
batin kepada Allah, dan terputusnya segala hal selain
Allah dari dalam diri pribadi...... sehingga batin tiada
menyaksikan apapun lagi selain Allah...... Karam dan
tenggelam, lenyap segala sesuatu selain Allah....
memandang goib itu beda perkara, itu disebut
mukasyafah atau penyingkapan penyingkapan makna
kegaiban dibalik kehidupan ini...... mukasyafah itu berada
dibawah mi'roj atau belum sampai kepada mi'roj......
dzikir khofi adalah latihan dasar saja, salah satu bentuk
metode untuk menuju pembersihan batin......
Jika masih belum faham yang saya katakan, berarti
masih perlu 20tahun lagi, untukmu tekun melakukan
pendekatan kepada Allah agar faham.....

.:: MELEKAT PADA ILMU JAUH LEBIH SUSAH ::.

Arif Rh
Pernah ngalamin dipinjemin duit enggak balik? ... Dalam
kejadian itu, akan nampak, sejauh mana kita melekat
dengan harta ... Tapi percayalah ... Melekat kepada
ilmu, jauh lebih sulit disembuhkan, daripada melekat
kepada harta ...
Awal-awal, bertahun-tahun lalu, ketika tulisan-tulisan
saya dicopas orang lain, dan diaku sebagai tulisan
mereka sendiri, itu sangat menjengkelkan ... Di facebook
ini, di dunia maya ini, waah banyak banget kejadian
begitu ... Sampai akhirnya saya menyadari satu hal,
saya baru sadar, bahwa saya telah melekat dengan ilmu
saya sendiri ...
Lalu, bagaimana saya menyembuhkan diri saya
sendiri? ... Saya malah "hajar sekalian" diri saya,
dengan cara apa? ... Dengan cara, rajin membuat
rekaman suara, rajin membuat rekaman video dan
sebagainya ... Dan semuanya, saya bagikan secara gratis
... Sejak saya sering melakukan itu, rasa jengkel itu,
lenyap entah kemana ...
Ternyata, semakin sering ilmu dibagikan, justru ilmu-ilmu
baru, pemahaman-pemahaman baru, hadir ... So,
mentoknya ide, adalah salah satu tanda, bahwa kita
kurang berbagi ilmu ... Orang yang "mengambil" karya
kita, ibarat "utusan Tuhan", yang "meminta kita, untuk
menyembelih "Ismail-nya" kita ...
Ingin tahu sejauh mana, kita melekat dengan ilmu? ...
Amati reaksi di dalam diri kita, saat karya kita, dicopas
oleh orang lain, tanpa menyebutkan sumber aslinya ...

.:: UNTUK YANG MERASA BERAT HADAPI HIDUP ::.

Gobind Vashdev
UNTUK YANG MERASA HIDUP INI BERAT
"Bapak gobind , bagaimana mengatasi hidup yang terasa
berat , segala sesuatu mau dilakukan susah sekali..apa
yang bisa mulai saya lakukan ya?"
Seperti dalam kehidupan fisik ini, bila kita susah
berjalan atau melangkah, kita memerlukan bantuan, bisa
merupakan tongkat atau papahan orang lain.
namun yang penting diingat adalah bahwa tongkat dan
papahan adalah bantuan untuk sementara dimana kita
selayaknya tidak tergantung olehnya.
Seperti anak kecil yang ingin berjalan, orangtuanya
membelikan Baby Walker, alat ini tentu tidak boleh
digunakan selamanya bukan?
Kehidupan ini terasa berat bukan karena kehidupan ini
yang berat namun kemampuan kitalah yang terbatas.
Setiap hari saya melakukan olaraga dan seminggu sekali
saya menganggat barbel sebesar 7,5 kg, beban ini
adalah capaian maksimum saya saat ini.
Beban ini sangat berat saat ini, tapi kalau mau saya
bandingkan dengan belasan tahun lalu, pada saat itu
saya mampu mengangkat belasan kilo, mengapa?
karena pada saat itu saya lebih sering melatihnya.
Demikian pula kehidupan ini, tidak ada cara lain, bila
kita ingin membuatnya ringan maka latihan dengan
disiplin tinggi adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar.
Memang tidak gampang selalu disiplin berada di rel
kehidupan ideal yang kita inginkan apalagi ketika
tawaran belok kanan dan kiri sangat menggiurkan.
Dahulu saya meyakini pribahasa "berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ketepian"
namun sekarang saya menemukan kalimat yang lebih
cocok untuk memompa semangat saya.
“There are two types of pain you will go through in life,
the pain of discipline and the pain of regret. Discipline
weighs ounces while regret weighs tonnes.” - Jim rohn
"Ada dua kepedihan/kesakitan yang harus kita jalani
sepanjang kehidupan ini, sakit karena disiplin dan sakit
karena penyesalan. Disiplin beratnya beberapa ons dan
penyesalan beratnya berton-ton."
Dalam bahasa lebih sederhana -" Harga disiplin selalu
lebih rendah daripada harga penyesalan"
Thomas Henry Huxley dengan sangat baik mengatakan
"Mungkin hasil paling berharga dari semua pendidikan
adalah kemampuan untuk memaksa dirimu melakukan hal
yang harus kamu lakukan,saat hal itu harus dilakukan,
baik kamu menyukainya ataupun tidak"
Tetap disiplin adalah sesuatu yang harus kita usahakan
tanpa henti seperti apa yang di ucapkan Konfusius yang
Agung : "Orang yang baik memperkuat diri mereka
sendiri tanpa henti"
Buku bagaikan tongkat, teman yang baik atau
perkumpulan yang positif seperti papahan, semua ini
adalah cara bagaimana kita terus tetap termotivasi dan
bersemangat, namun apakah kita MAU melakukan
latihan atau tidak sepenuhnya adalah tergantung dari
diri sendiri tepatnya kesadaran diri ini.
ABC (Awareness Before Change) Kesadaran adalah
pembuka pintu untuk perubahan.
ketika saya sadar bahwa hidup ini sangat berarti maka
disaat keluhan mampir pada perjalanan hidup, ia tidak
punya ruang untuk duduk apalagi menginap.
Ketika seseorang sadar bahwa tubuh manusia adalah
karunia yang tak terhingga (bayangkan bila saat ini
Anda tidak mendapat karunia tubuh manusia) maka ia
tidak akan mensia-siakan setiap detik yang berlalu,
sebaliknya ia akan merawatnya dengan makanan dan
aktivitas terbaik.
"Dan apakah Sadar itu pak?"
Teringat di India, beberapa tahun yang lalu sewaktu
saya dan Istri bertemu Yongey Mingyur Rimpoche
"Kesadaran bagaikan lampu"
Mirip seperti masuk ke sebuah rumah mewah dengan
perabotan lengkap namun tidak ada sedikitpun cahaya,
kesadaran adalah lampu/lilin yang membuat kita melihat
bahwa apa saja yang kita perlukan untuk hidup
bermakna dan berbahagia semuanya tersedia didalam.
_/|\_

Minggu, 08 Mei 2016

.:: KITA DAN DENDAM ::.

Arif Rh
Apa yang ada di benak anda ... Kalau anda, berpapasan
dengan serombongan anak-anak sekolah, yang pawai di
jalan raya, merayakan kelulusannya, pakaiannya penuh
corat coret pilox? ... Belom lagi suara knalpot motor
bising, gak karu-karuan digas keras-keras ... Kayak
orang lagi kampanye partai ...
Mungkin dalam benak anda begini ... "Dasar anak
bengal ... Enggak bakalan sukses gedenya nanti" ... "Ini
kumpulan orang bego ... Karena yang nilai ujiannya tinggi
mah, kagak bakalan heboh gini merayakan
kelulusannya" ... Dan segala macam komentar yang
senada itu ...
Dari pengamatan saya, apa yang terjadi? ... Ternyata,
memang sih ada, yang dewasanya, lontang lantung gak
jelas ... Sampai usia 35 tahun ke atas, masih aja belom
mapan, masih saja merepotkan orang tua ... Kalau lihat
beberapa fakta ini, kita semakin kuat memberikan label,
"nohh khaaan ... bener khaaan apa kata guaa?" ...
Tapi tunggu dulu ... Beberapa orang hebat yang saya
kenal ... Beberapa pebisnis hebat yang menjadi sahabat
saya ... Beberapa teman, yang bahkan penghasilannya di
atas 50 juta sebulan ... Dulunya adalah anak-anak,
yang ikut pawai corat coret pilox itu ... Dan sekarang,
mereka menjadi sosok yang berkebalikan dengan yang
dulu ... Baik, santun, disiplin, dermawan dan sebagainya
...
So? ... Salah satu kesadaran, yang sangat penting
dalam hidup adalah, "menyadari bahwa manusia bisa
berubah" ... Yang repot itu, kadang "pelabelan",
"penilaian" kita terhadap seseorang, tidak berubah ...
Orangnya sudah berubah, penilaian kita tidak berubah,
masih berdasarkan data 20 tahun lalu ... Enggak update
khan? ...
Itulah sebabnya, saya sering bahas ... Bahwa
sebenarnya, apapun bentuk kebencian, dendam,
kekesalan, kemarahan terhadap seseorang, yang ada
dalam diri kita, bukan masalah sosok orang asli di dunia
nyata ... Itu sebenarnya, urusan antara kita dengan
"bayangan tentang orang tersebut" yang ada di dalam
diri kita sendiri ... Lebih tepatnya, bayangan orang itu,
20 tahun lalu (misalnya) ...
Orang di dunia nyatanya, bisa berubah kok ... Pe er-nya
adalah, apakah "bayangan dalam memory kita" juga
berubah? ... Ini semua adalah tentang diri kita, dengan
"bagian-bagian" di dalam diri kita sendiri ...
Ngomongnya sih gampang, tapi mempraktekkannya,
sekolahnya, belajarnya, adalah sepanjang hidup ...
_/|\_

.:: MENGHARAP PEMBELI ::.

Arif Rh
Umumnya penjual, akan berharap banyak pembeli ... Itu
tidak salah ... Namun tidak jarang, pembeli banyak, dan
yang komplain, pembeli yang rese, banyak juga khan? ...
Akhirnya, duit banyak, tapi pusing wakakakakk ... Duit
melimpah, tapi enggak bahagia ...
Akan lebih baik ... Niatkan bukan soal banyak, bukan
soal kuantitas ... Niatkan "mengundang" yang "se-
fekuensi" ... Sukur-sukur, banyak yang se-frekuensi ...
Kalau istilah lain dari bahasa saya ini, sedikit tapi
berkah, jauh lebih baik, daripada banyak, tapi enggak
berkah ... Alhamdulillah, kalau banyak dan berkah ...
Idealnya begitu ...
Yang jelas ... Yang benar-benar se-frekuensi dengan
anda, akan datang sendiri mencari anda, dimanapun
anda berada, karena itu "gerakan dari dalam" ... Bukan
karena iming-iming dari anda, bukan karena iklan heboh
yang anda buat (gerakan dari luar) ...
Siapapun yang terpanggil, pasti akan datang, tanpa
perlu anda panggil ...
_/|\_

.:: MELIHAT BENAR ATAU SALAH ::.

Arif Rh
Pernah gak, kita disalahkan orang lain, atas apa yang
kita lakukan? ... Tapi, kita ngerasa enggak salah? ...
Reaksi umum setiap orang, saat disalahkan adalah,
menyalahkan balik orang yang menyalahkan ...
Nah, jadi, aslinya kita salah atau enggak sih? ...
Simple kok, kalau kepingin tahu kita salah atau enggak
...
1) Tanyakan ke diri sendiri ; "kalau saya diperlakukan
serupa, oleh orang lain, sebagaimana apa yang saya
lakukan kepada orang lain, mau enggak? ... enak
enggak?" ...
2) Amati diri kita sendiri. Apakah kita menjadi sangat
reaktif? ... Apakah kita sangat emosional? ... Karena
biasanya, kalau betul betul benar, sikap kita tenang.
Tapi, kalau kita jadi tidak tenang, dan meledak-ledak,
bisa jadi kita memang ada kesalahan ...

.:: EMPAT TAHAPAN KESADARAN ::.

Gobind Vashdev
EMPAT TAHAPAN KESADARAN
Rigpa dan tarian sepertinya tidak bisa dipisahkan, setiap
mendengar musik, terutama bunyi gamelan, walau sangat
samar ia langsung mengenalinya dan memasang postur
tubuh tertentu.
Berbagai reaksi orang melihat gayanya, ada yang cuek
banyak yang menikmatinya sambil tersenyum bahkan
tertawa, dan tak sedikit yang memotivasi, tentu dengan
caranya sendiri-sendiri.
'wah hebat ya, kecil-kecil sudah pintar menari" adalah
motivasi yang menempati ranking paling atas.
'wah enak nih bapak ibunya tidak perlu mencari minat
dan bakat anaknya, dari kecil sudah kelihatan arahnya
mau kemana', kami pun menyambut dengan senyum,
siapa yang tahu hari ini menyukai tari besok ia berubah
ke menggambar.
Sementara sebagian orang lain mengucap "kok gituuuu
menari ya??" kemudian sambil melakukan gerakan
tertentu "begini yang benar".
semuanya kami terima dengan sama, karena pada
dasarnya pujian atau kritikan sekalipun, tidak ada
hubungannya dengan objek yang dipuji atau di kritik,
dalam hal ini tidak ada hubunganya dengan Rigpa.
Rigpa melakukan gerakan tertentu, tidak baik dan tidak
buruk, bila itu sesuai dengan rasa yang di dalam diri,
kita menjadi senang dan melontarkan pujian , namun bila
tidak cocok dengan hati, kita ingin membenarkan, dengan
cara nya masing-masing tentunya.
Kamu bukanlah seperti yang dipuji dan juga kamu
bukanlah seperti yang dikritik, kamu adalah kamu.
Pemuji dan pengkritik hanyalah merefleksikan apa yang
ada didalam dirinya bukan apa yang ada diluar.
Setiap orang bertumbuh, seperti kita semua, paling tidak
ada empat tahapan seperti ini,
Awalnya kita tidak tahu apa-apa, kita cenderung
menikmati segalanya, suasana netral masih terasa kental
di tahapan ini.
Lalu kita belajar sesuatu, kita merasa ada kebenaran
disana. kita lalu memisahkan ini yang benar dan yang
lain salah.
seperti anak SD yang belajar 1+1 = 2 , lalu Guru nya
mengatakan sekaligus menilai jawaban murid yang selain
angka " 2 " adalah salah.
ada orang yang dari kecil mengenggam keyakinan yang
kaku ini cukup lama, bahkan sampai akhir hayat,
" saya yang benar dan yang lain salah " ,
" ini yang baik, selain yang ini semuanya buruk "
begitulah kurang lebihnya
Pada tahapan ini kita cenderung untuk 'membenarkan'
orang lain yang kita anggap salah.
mengajak, mengarahkan, menasehati, atau mengkritik
adalah kemasannya, semangat didalamnyalah yang
terpenting, selama kita masih menganggap orang lain
salah dan harus segera diperbaiki itu artinya kita belum
sampai tahap memahami dan melihat apa adanya.
Kalau kita mau jujur bahwa sebagian besar nasihat yang
kita lontarkan pada orang lain adalah nasihat untuk diri
sendiri.
Sebagian orang yang 'beruntung' masuk ketahapan
selanjutnya, disini kita mendapatkan konflik besar
dimana apa yang sebelumnya kita anggap sebagai
'kebenaran' bertabrakan dengan realitas yang ada saat
ini.
Seolah ada kebenaran lain di luar sana, ada jawaban
lain selain "2"
"yang makan dan tidurnya tidak teratur serta jarang
minum kok tetap sehat sampai setua ini? sementara dia
yang semuanya teratur kok sakit-sakitan?" adalah satu
dari ribuan tabrakan yang terjadi di kepala dan hati
saya.
celakanya, semakin saya meneliti dan menggali ke dalam,
tumbukan semakin sering dan hebat.
Sebagian besar orang kembali pada 'kebenaran' yang ia
pegang dan menutup mata atau menyangkal apa yang
terjadi.
Rasanya tidak rela, apa yang diyakini selama ini
ternyata bukan kebenaran. Ego tidak menyukai hal
seperti ini. disini biasaya kita mencari pembenaran
supaya terlihat dan terasa benar.
Hanya sedikit orang yang mau merelakan cadar ego nya
lepas, ia yang tidak lagi melekat pada 'kebenaran'
versinya kembali melihat dunia apa adanya, seperti awal
kita dilahirkan, seperti apa yang di katakan TS Eliot
“Kita tidak boleh berhenti menjelajah dimana akhir dari
semua penjelajahan tersebut akan tiba di tempat di
mana kita memulai dan baru menyadari tempat tersebut
untuk pertama kalinya.”
Wajar kita berdebat di jalan, mengatakan jalan sayalah
yang benar, mereka yang sudah 'sampai' tidak lagi
berdebat, tidak ada lagi yang perlu di debatkan bagi
mereka yang sudah 'pulang'.
Di kesadaran ini, tarian dilihat sebagai tarian, tidak
baik dan tidak buruk, tidak ada pujian dan makian yang
tebesit, hanya menikmati tarian disini dan saat ini.
He who speaks does not know; he who knows does not
speak
ia yang bicara tidak tahu, ia yang tahu tidak bicara.
Lao Tzu
_/|\_

Sabtu, 07 Mei 2016

.:: UANG ITU CUMA MAMPIR ::.

Arif Rh
Orang yang tidak sadar, bahwa uang itu sejatinya
"hanya lewat" ... Maka, tidak menutup kemungkinan,
seberapa banyak pun uang yang ia miliki ... Ia akan
selalu merasa kekurangan uang ...

Kamis, 05 Mei 2016

.:: WASPADAI ATTENTION DIRI ::.

Ifan Winarno
ada kecenderungan berlebihan menanggapi ketakutan
atau kekhawatiran .. mungkin karena besarnya rasa
cinta pada orang2 yang bisa terkena dampak dari apa
yang ditakuti .. it's okay .. itu wajar .. tapi perlu
kauingat kembali .. apakah yang kautakutkan atau
kaukhawatirkan itu yang ingin kauinginkan terjadi?
nggak khan .. lha kenapa kau beri dia energy dan
attention secara berlebihan? .. kenapa tidak kau berikan
energy dan attention-nya pada orang2 yang kau cintai
dan kau kasihi? .. lha iki maneh, ngapain pula aku
kaulibatkan dalam permainan takut menakuti ini? ..
hahahahaha ..
terbukti .. force mode itu melelahkan .. membiarkan
kendali ada di luar dirimu itu melelahkan .. apalagi
kendali itu di tangan orang yang khawatir atau
ketakutan .. #adhus .kramas.ben.seger.waras
#rasa .sakit.itu.nyata .. # penderitaan .itu.pilihan

.:: BELAJAR LAPANG ::.

Ifan Winarno
selalu berusaha melapangkan dada agar ada ruang
untuk membuka dan membesarkan hati ... dan rajin
membersihkan kalbu agar jiwa yang suci kerasan
bersemayam di dalam diri .. _/|\_

Selasa, 03 Mei 2016

.:: ISTRI BEKERJA ::.

Arif RH,
Waktu saya sekolah, hingga kuliah, ibu saya sampai ikut
"terjun kerja ke sawah" ... Untuk menambah pemasukan
keluarga, supaya cukup uang membiayai kuliah saya dan
adik saya ...
Sehingga, terbentuk semacam "mental block", yang saya
tidak tahu, ini baik atau enggak ... Yaitu, saya selalu
kasihan kalau lihat wanita bekerja ... Apalagi sampe
sore atau malam ... Gak tega gitu ... Langsung ingat ibu
saya, yang saya lihat sendiri mencangkul, mencabuti
rumput di sawah, dan sebagainya ... Saya kalau pas
pulang ke rumah, ikut "terjun ke sawah" juga pada saat
itu ...
Apakah saya melarang istri saya bekerja? ... Terus
terang, jawabannya gak cocok kalau opsinya antara iya
dan tidak ... Saya jelaskan dulu ... Begini, saya
melarang istri saya bekerja untuk uang ... Tapi saya
sangat mendorong dia, kalau mau menjalani passionnya
dia ... Tahu khan bedanya antara bekerja dan menjalani
passion? ...
Kerja itu, ya hanya sekedar dapat uang ... Sementara
menjalani passion itu, arti sederhananya adalah menekuni
sesuatu yang disukai, sejenis hobby lah, namun hobby itu
menghasilkan uang ... Kalau ituh saya dukung ... Lha
kalau sesuatu itu baik, halal, membuat diri produktif,
dan dia menyukainya, plus menghasilkan uang, ngapain
saya larang? ...

.:: GAK ADA VARIASI, GAK RAME ::.

Arif Rh
Apa makanan kesukaan anda? ... Bakso? ... Pisang
goreng? ... Nasi goreng? ... Bubur ayam? ... Atau
apapun itu lah namanya ... Saya jamin, kalau sehari
anda makan makanan itu 3 kali ... Terus menerus, saben
hari ... Pasti ada satu titik, anda bakalan mual ...
Sebah, enggak doyan lagi ...
Sama halnya dengan kata-kata bijak, kata-kata
motivasi, kata-kata inspirasi ... Mbahas vibrasi lagi,
vibrasi lagi ... Saben hari dikasih begitu ... Lama-lama
bakalan mual dan muak hahahahaha ... Itulah sebabnya
... Sesekali lah, ada selingan, bikin status kampret lah,
nggleweh lah, dagelan lah, foto-foto narsis gak jelas
lah, atau status yang "memancing sedikit keributan"
hahahahahahahaha ...
Iya enggak sih? ... Gak ada variasi ... Enggak rame ...

.:: MANDIRI ::.

Orang yang semangatnya digantungkan pada
penghargaan dari orang lain, menandakan orang
tersebut kesulitan, atau tidak mampu menghargai
dirinya sendiri secara mandiri ...

Senin, 02 Mei 2016

.:: MENDENGARKAN, BAGIAN SULIT DARI KOMUNIKASI ::.

bagian tersulit dari komunikasi bukan BERBICARA
... Bagian tersulit adalah MENDENGARKAN saat orang
lain bicara ... Dan semakin sulit saat kita
MENDENGARKAN itu, isinya adalah KRITIKAN atau
MASUKAN tentang apa kelakuan kita yang membuat
orang lain gak nyaman dan itu diperbaiki pada diri kita

Minggu, 01 Mei 2016

TIDAK SEMUA BUTUH PENCERAHAN

"Tidak
semua orang butuh pencerahan
"
mungkin liku-liku
dalam kesesatan itulah yang nantinya menjadikan mereka
jauh lebih bijak saat berjalan dalam terang..
🙏🏼

.:: BERTERIMA KASIHLAH PADA IBLIS SETAN ::.

Arif Rh
Di berbagai keyakinan, iblis, setan, diposisikan sebagai
pihak yang dihujat, dijauhi, diposisikan sebagai musuh
... Di-negatif-kan ...
Tapi, melampaui semua atribut yang telah dilabelkan ...
Mengamati enggak? ... Bukankah, keberadaan iblis
dan setan itulah, yang justru "menggerakkan cerita
kehidupan"? ...
Yang "memiliki cahaya", jangan ke-ge-eran ...
Karena, cahaya anda baru berarti, saat ada
"kegelapan" ...

.:: BERHENTILAH MENYESALI ::.

Ifan Winarno
berhentilah menyesali sebuah kesalahan yang kini
sudah menjadi sebuah pilihan yang sudah diambil ..
tenang saja .. apapun yang terbaik masih bisa
terjadi kalau saja kau rela membuang keyakinan
bahwa "kau tak mungkin bisa".. _/|\_

.:: MANFAAT VS MUDOROT ::.

Fatwa Kehidupan
Manfaat dan mudhorot
==================
manfaat adalah segala sesuatu hal yang mengandung
faedah kebaikan bagi banyak orang..... mudhorot itu
adalah lawannya, yaitu segala sesuatu yang mengandung
kerugian dan menyusahkan banyak orang......
Jika ada keadaan ataupun kejadian yang membawamu
pada 2 pilihan ini:
1. mengadakan manfaat
2. menghindari mudhorot
maka yang berlaku adalah selalu dahulukan menghindari
mudhorot ketimbang mengadakan manfaat..... Seperti
itulah prinsip skala prioritasnya...... mengapa
demikian??....
yah sederhana saja, mudhorot itu umpama racun, setetes
saja maka sudah bisa bikin mati...... sedangkan manfaat
itu umpama kebaikan kebaikan, sebanyak apapun engkau
lakukan tidak akan pernah "cukup".....
"Jadi lebih utama bagimu untuk menghindari dosa,
daripada menggapai pahala"...... begitu urutannya....

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...