Gobind Vashdev,
Mendengar kata "Bakteri" konotasi yang muncul
biasanya negatif, apalagi "kuman" lebih negatif lagi ,
padahal kedua nama itu adalah alias
Di sekolah kita diajarkan bahwa ada bakteri jahat dan
baik, namun yang jahat jauh lebih ngetop dari yang
baik, padahal kalau mau di hitung jumlah yang baik jauh
lebih banyak.
Ini wajar sekali, mirip seperti kehidupan kita dimana
kejahatan lebih sering diberitakan, padahal kebaikan
lebih banyak terjadi dalam keseharian ini.
Mari kita melihat lebih dalam.
Sebenarnya tidak ada yang namanya bakteri jahat atau
baik, mereka hanya melaksanakan perannya, ketika itu
menguntungkan, kita menyebutnya baik dan sebaliknya
kita menyebut jahat disaat merugikan kepentingan kita.
Bakteri ada dimana-mana, diluar dan di dalam tubuh ini,
ia berkembang dan mati sesuai kemampuanya beradaptasi
dengan lingkungan, di tempat panas yang cocok dengan
kapasitasnya bertahan dan yang lain mati juga
sebaliknya.
Didalam tubuh kita juga hal yang sama terjadi, ketika
seseorang mengkonsumsi makanan yang PH nya asam
dan hobby nya stress maka tubuhnya pun asam, lalu
berkembanglah bakteri yang cocok dengan suasana asam
tersebut.
Tatkala orang tersebut sakit memang paling enak bin
gampang menyalahkan atau mengkambinghitamkan
bakteri jahat daripada bertanggungjawab terhadap
pilihan makan dan pilihan pikir nya.
Luka menganga di tubuh adalah bagaikan undangan bagi
bakteri untuk berkumpul, ini adalah tempat yang tepat
untuk berkembang biak, tujuan bakteri bukan untuk
membuat empunya luka menjadi sakit atau infeksi, kuman
tersebut hanya melakukan kebutuhan insting dasarnya
yaitu mempertahankan diri dan meneruskan keturunan,
seperti yang juga dimiliki semua makhluk hidup.
Begitu di tubuh begitu pula di bathin, luka di hati
seseorang akan mengundang orang-orang lain untuk
berkumpul disekitar orang yang merasa memiliki luka
tersebut.
Jika selama ini kita memandang bakteri yang
menyebabkan infeksi atau orang lain atau lingkungan
adalah penyebab sakit hati Anda, saatnya untuk melihat
dari cara yang berbeda.
Perhatikan , ketika bakteri hadir dalam jumlah yang
banyak tubuh mengeluarkan berbagai jurus perlindungan,
tubuh membentuk antibody tujuan utamanya bukanlah
pada mengalakan bakteri yang bekembang, namun untuk
melindungi diri.
Akhirnya tubuh mengenal bakteri tersebut dan bila suatu
hari datang kembali tubuh sudah bersahabat dengannya.
Dari sisi bathin, orang yang membuat diri kita kecewa
atau marah tidak serta merta datang menjenguk kita, ia
merapat karena undangan dari luka hati ini, bila kita
melawannya dan ingin mengenyahkannya tentu akan ada
banyak energi terbuang dan tidak tertutup kemungkinan
terjadi luka baru.
Sebaliknya, bila kita hanya fokus pada diri sendiri tanpa
menyalahkan apapun dan siapapun maka hati akan
memiliki kemampuan menampung masalah yang lebih besar
dan kuat.
Sekali lagi tidak ada bakteri yang jahat juga yang baik,
begitu juga tidak ada orang yang baik juga jahat, semua
hanya melaksanakan peran berdasarkan kesadaran yang
dimilikinya.
Ini adalah Blog Pribadi Segala resiko menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Semoga Semua Mahluk Berbahagia Rahayu!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Simulacra & Perversion
Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...
-
Muhammad Nurul Banan, KARAKTER ORANG LAIN SEBAGAI SUMBER KEREZEKIAN Beberapa bulan lalu saya menaikan daya listrik rumah saya, menjadi 38...
-
Danz Suchamda, MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar