Sabtu, 05 Maret 2016

.::KOPI VS SUSU::.

Gobind Vashdev,
Beberapa kali dalam sebulan ini ketika saya menggiling
kopi, menyaring lalu menyeduhnya, ada yang bertanya
"lho pak masih minum kopi juga?"
"Iya" saya jawab, dan biasanya saya tambahkan
candaan " saya nakalnya cuma sehari satu kali aja,
yaitu minum kopi ini, tapi ya cari yang organik, buat
sendiri dan tanpa gula"
Saya berandai-andai bila saya mengganti minum kopi
dengan susu murni, mungkin banyak yang mengatakan
"wah, sehat betulnya minumnya"
Kopi memang telah mendapatkan penilaian yang buruk
sejak lama apalagi terlalu sering disandingkan dengan
belahan jiwanya , rokok.
Walau ia mengandung antioxidant tapi ia juga bersifat
diuretic dengan ph yang asam . Ada beberapa
keuntungan namun juga tidak sedikit kerugian dalam hal
kesehatan, wajar ia gagal mendapat julukan minuman
kesehatan.
Bagaimana dengan susu?
Lihatlah bagaimana Jutaan orangtua banting tulang
bekerja untuk membeli susu formula agar anaknya
cerdas, sementara pemerintah pernah menganjurkan
rakyat untuk menyempurnakan gizinya melalui cairan yang
keluar dari puting sapi ini.
hampir setiap orang yang ngopi sadar akan bahaya kopi
namun berapa banyak orang yang sadar akan bahaya
susu hewan?
Hiromi Shinya dalam buku 'Revolusi Awet Muda -
Rahasia Anti Aging ala DR Shinya." yang sudah
diterbitkan oleh Qanita, menuliskan bahwa susu sapi
mengandung banyak female hormones.
Menurut penelitian Prof Akio Sato dari Universitas
Yamanashi anak-anak adalah generasi yang paling
banyak mengkonsumsi susu sapi yang mengandung female
hormones, dan masalah-masalah apa yang akan terjadi
pada mereka setelah tumbuh dewasa? , mereka akan
terkena penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon: kanker prostat, kanker rahim, kanker kandung
kemih, kanker payudara, impotensi, mandul dsb.
mungkin ada yang bertanya 'bagaimana sesuatu yang
dulunya dikatakan bagus dan berguna tapi saat ini
disarankan untuk dihindari?'
Kalau kita mau melhat jauh sedikit kebelakang, kita
pasti akan menemukan bahwa ada masa dimana rokok
dipersepsikan sehat.
memang semuanya bermula dari kepentingan, bila yang
mempunyai kepentingan mempunyai modal banyak apalagi
menguasai media, maka dengan mudah mereka
membentuk persepsi yang diinginkan.
Dalam bahasa marketing ada istilah 'perception is more
important than reality'
Persepsi adalah lebih penting daripada kenyataan.
pertanyaan besarnya adalah 'darimana kita tahu apa
yang kita ketahui atau yakini saat ini?"
sebagian besar kita bukanlah peneliti yang langsung tahu
apa yang terjadi, kita mengetahui sesuatu dari sumber
sekunder atau bahkan dari desas-desus atau asumsi
yang tak mempunyai data. Apalagi ditambah kemalasan
kita dalam mencari tau, dengan kata lain kita sudah
meninggalkan rasa penasaran yang kita miliki sewaktu
kecil di sekolah.
Pendidikan yang terpatok pada hafalan dan menjawab
harus sesuai dengan yang diajarkan telah sukses
membawa siswa untuk enggan berpikir dan melahap
mentah-mentah apa yang hadir , termasuk yang muncul
di iklan, apalagi sosok yang tampil adalah wajah tidak
asing dengan pakaian jas putih ala dokter.
Kita semua tahu, Dokter yang sudah sejak lama menjadi
figur otoritas dalam hal kesehatan, sayangnya sosok
yang dipersepsikan paling mengerti tentang penyakit dan
penyebabnya ini sudah terlalu dekat bergandeng tangan
dengan kaum industrialis.
Paling tidak itulah gambaran Hiromi Shinya yang
menurut saya terlalu berani ia tuangkan dalam bukunya.
"sudah sejak dahulu diketahui bahwa semua obat
mengandung racun dan efek samping. sedikit dokter yang
berpikir bahwa ketika ia meresepkan obat, berarti sama
saja ia memberikan racun kepada pasiennya" tulisnya,
kemudian dilanjutkan
"jika keluarnya obat tidak sesuai dengan target, dokter
tidak meraup keuntungan yang memadai"
ya,... saya pun menahan nafas ketika pertama kali
membaca kalimat diatas, mengingat yang menulis adalah
juga seorang Dokter, namun tidak lama kemudian saya
kembali diingatkan dari dalam, bahwa tujuan belajar
bukan menjadi merasa paling benar dan menyalahkan
apalagi memmbenci yang lain, namun bertumbuh menjadi
lebih bijak dan lebih sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulacra & Perversion

  Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...