Ini adalah Blog Pribadi Segala resiko menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Semoga Semua Mahluk Berbahagia Rahayu!!
Senin, 04 April 2016
.:: MENGALIR SEPERTI AIR ::.
Gobind Vashdev,
"Jadi tujuan hidup bapak apa?" tanya seorang leader
tingkat tinggi yang sekaligus di daulat menjadi pembicara
di APLIC 2015 (Asia Pacific Life Insurace Conggres)
beberapa waktu lalu.
Saya hanya menggelengken kepala sambil membuka
tangan.
ia mengikuti sesi yang baru saja saya bagikan, ia
mengaku banyak setuju dengan apa yang saya
sampaikan, namun saya juga melihat rasa penasaran
dalam dirinya.
mungkin selama ini motivator yang dia kenal selalu
menanamkan hidup yang bertujuan.
ia pun bertanya lagi, "apa yang ingin Anda tinggalkan
sewaktu nanti berpulang?"
lagi-lagi saya menaikan bahu, "saya tidak berpikir untuk
meninggalkan apapun"
Di kesadaran sebelumnya saya memang ingin
meninggalkan sesuatu yang baik, kalau bisa sesuatu yang
fenomenal, yang wow.
Bahkan saya juga menulis quote bahwa "Kita hanya
boleh bangga menjadi manusia ketika dunia yang kita
tinggalkan menjadi lebih baik dibanding sebelum kita
diahirkan".
tapi pada saat ini, dikesadaran ini, saya merasa apa
lagi yang perlu dibanggakan, semua yang saya dapatkan
adalah karunia yang gratis.
semua yang saya akui sebagai hasil karya saya berasal
dari kebodohan saya, yang berawal dari ego yang ingin
diakui, dihargai, terlihat hebat, lebih dari yang lain.
Meninggalkan harta yang cukup bahkan berlebih, lebih
seringnya memang terlihat baik, namun dalam kasus diri
ini, dengan berjalannya waktu, saya sangat
berterimakasih atas berkah kebangkrutan usaha ayah
saya sebelum beliau berpulang. faktanya harta yang jauh
lebih besar yang saya rasakan adalah keteladanan beliau
dalam hal berbagi.
"jadi mengalir aja ya Pak" sambil ia menaikan dan
menurunkan tangannya seperti ombak yang sudutnya
semakin menurun.
saya menarik nafas dalam, dan berpikir bagaimana
menjawab secara singkat tentang keindahan mengalir
diantara selentingan konotasi negatif, lemah, putus asa,
tidak punya pendirian dan sebagainya dan sebagainya.
menjalani hidup yang mengalir tidaklah mudah, faktanya
hanya sedikit orang yang berani melakukannya. sesuai
sifatnya air tidak pernah takut berubah, ia selalu
mengalah dan mencari tempat yang lebih rendah.
Dengan mengalah pada yang keras dan menjadi lebih
rendah, air dianugrahi kesempatan yang lebih dekat
dengan samudra dimana 'aku' sang air akan kehilangan
identitasnya, bergabung menjadi samudra.
Air tidak mempunyai rencana membentuk sungai, ia
hanya mengikuti hukumnya, yaitu mengalir dan mengalir
dan sungai pun terbentuk olehnya.
seperti saya percaya bahwa sebagian besar para
pembicara dan motivator sewaktu kecil atau remaja tidak
pernah berkeinginan atau bermimpi menjadi pembicara
atau mendapatkan penghasilan dari memotivasi orang
lain.
kita sering menobatkan diri sebagai makluk paling cerdas
bahkan paling mulia diatara lainnya, untuknya bila
manusia harus mempunyai tujuan, tujuan tersebut
selayaknya lebih mulia dari dirinya.
Impian kita selayaknya bukanlah lebih rendah dari diri
kita, bukan jabatan, bukan pula benda.
Gibran pernah menampar dengan kalimatnya "Manusia
tidak akan jatuh lebih rendah ketika ia menghargai
impianya dengan emas dan perak"
Di timur, khususnya di India, kehidupan ini disebut Lila,
yang kurang lebih artinya permainan atau bermain, bukan
perlombaan bukan pula pertandingan.
Sekarang ini saya hanya menari dengan tarianku,
bergerak kemana hati menuntun.
Saya tidak berminat mengubah dunia, bahkan mengubah
keyakinan seseorang.
kita sudah terbiasa melihat sesuatu atau seseorang dan
ingin memperbaiki. Kita menggunakan tolak ukur kita
untuk menilai benar dan salah , baik dan buruk dan
dengan pandangan itu kita ingin membuat segalanya lebih
baik.
Sudah lama dan terlalu sering saya menggunakannya itu
semua, sekarang saya sadar bahwa yang menggerakan
saya untuk membuat dunia atau orang lain lebih baik
adalah ego saya.
Seperti yang kita ketahui dan sering kita rasakan
sendiri, jikalau kita mampu memperbaiki orang lain tentu
kita sering merasa lebih hebat, dan merasa hidup kita ini
berguna.
Setelah merasa memperbaiki, ego memang terlihat puas,
namun dibalik itu saya kehilangan kesempatan untuk
mengerti dan melihat apa adanya.
Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda memerlukan
orang yang meperbaiki diri Anda, atau orang yang
melihat dan mengerti Anda apa adanya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Simulacra & Perversion
Primordial Nature Home JUN 3 Simulacra and Perversion SIMULACRA & PERVERSION Kesehatan mental itu hanya bisa didapat bila berada dalam...
-
Muhammad Nurul Banan, KARAKTER ORANG LAIN SEBAGAI SUMBER KEREZEKIAN Beberapa bulan lalu saya menaikan daya listrik rumah saya, menjadi 38...
-
Danz Suchamda, MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar